Berdasarkan nilai PN, PP, dan PPW, maka akan didapat nilai perubahan investasi, seperti dirumuskan pada persamaan 4.1. Selain itu, perubahan
investasi juga dapat dirumuskan sebagai berikut : ∆ Iij
= I’ij - Iij 4.8
Apabila persamaan 4.5, 4.6, 4.7, dan 4.8 disubstitusikan ke persamaan 4.1, maka didapat:
∆ Iij = PRij + PPij + PPWij 4.9
I’ij – Iij = Ra Iij + Ri-Ra Iij + ri-Ri Iij
4.10 dimana:
∆ Iij = perubahan investasi sektor i pada wilayah ke j, Iij
= investasi provinsi dari sektor i pada wilayah ke j pada tahun dasar analisis,
I’ij = investasi provinsi sektor i pada wilayah ke j pada tahun akhir analisis,
Ra = persentase perubahan investasi provinsi yang disebabkan oleh
komponen pertumbuhan regional, Ri-Ra = persentase perubahan investasi provinsi yang disebabkan oleh
komponen pertumbuhan proporsional, ri-Ri = persentase investasi provinsi yang disebabkan oleh komponen
pertumbuhan pangsa wilayah.
4.3.1.4. Analisis Profil Pertumbuhan Investasi dan Pergeseran Bersih
Analisis profil ini bertujuan untuk mengidentifikasi pertumbuhan investasi sektor ekonomi di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dengan cara
mengekspresikan persentase perubahan komponen pertumbuhan proporsional PPij dan pertumbuhan pangsa wilayah PPWij. Data-data yang telah dianalisis
akan diinterpretasikan dengan cara memplotkan persentase perubahan komponen pertumbuhan proporsional PP dan pertumbuhan pangsa wilayah PPW ke
dalam sumbu vertikal dan horizontal. Komponen pertumbuhan proporsional PP diletakkan pada sumbu horizontal sebagai absis, sedangkan komponen
pertumbuhan pangsa wilayah PPW pada sumbu vertikal sebagai ordinat. Profil pertumbuhan disajikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Profil Pertumbuhan
Sumber : Budiharsono, 2001
a. Kuadran I menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di suatu wilayah memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Selain itu, sektor tersebut juga mampu
bersaing dengan sektor-sektor perekonomian dari wilayah lain. Karena pertumbuhan sektor-sektor perekonomiannya tergolong dalam pertumbuhan
PPW
PP Kuadran IV
Kuadran I
Kuadran III Kuadran II
cepat maka wilayah yang bersangkutan juga merupakan wilayah yang progresif
maju. b. Kuadran II menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di suatu wilayah
memiliki laju pertumbuhan yang cepat, tetapi sektor tersebut tidak mampu bersaing dengan sektor perekonomian dari wilayah lain.
c. Kuadran III menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di suatu wilayah memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan tidak mampu bersaing dengan
wilayah lain. Jadi wilayah tersebut tergolong pada wilayah yang memiliki pertumbuhan lambat.
d. Kuadran IV menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian pada suatuwilayah memiliki laju pertumbuhan yang lambat. Tetapi sektor tesebut
mampu bersaing dengan sektor perekonomian dari wilayah lain. e. Pada Kuadran II dan IV terdapat garis diagonal yang memotong kedua
kuadran tersebut. Bagian atas garis diagonal mengindikasikan bahwa suatu wilayah merupakan wilayah yang progresif. Sedangkan di bawah garis berarti
suatu wilayah merupakan wilayah yang pertumbuhannya lambat. Berdasarkan nilai persen PPij dan PPWij maka dapat diidentifikasikan
pertumbuhan suatu sektor atau suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Kedua komponen tersebut apabila dijumlahkan akan didapat nilai pergeseran bersih
PB.j yang mengidentifikasikan pertumbuhan suatu wilayah. PB.j dapat dirumuskan sebagai berikut:
PB.j = PP.j + PPW.j
4.11
adapun, PP.j
= PP1j + PP2j + PP3j +...+ PPnj
4.12 PPW.j = PPW1j + PPW2j + PPW3j +...+ PPWnj
4.13 dimana:
PB.j = pergeseran bersih wilayah ke j,
PP.j = komponen pertumbuhan proporsional seluruh sektor untuk wilayah ke j,
PPW.j = komponen pertumbuhan pangsa wilayah dari seluruh sektor untuk wilayah ke j.
Pergeseran bersih sektor i pada wilayah ke j dapat dirumuskan sebagai berikut: PBij
= PPij + PPWij 4.14
dimana: PBij
= pergeseran bersih sektor i pada wilayah ke j, PPij
= komponen pertumbuhan proporsional sektor i pada wilayah ke j, PPWij = komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i pada wilayah ke j.
Persentase perubahan investasi, PN.j, PP.j, PPW.j, dan PB.j akan
mengidentifikasi pemerataan suatu sektor atau suatu wilayah dalam hal pertumbuhan. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
Investasi tahun akhir – Investasi tahun dasar ∆ Investasi.j = ____________________________________ 100
Investasi tahun dasar 4.15
4.16
Apabila PBij ≥ 0, maka pertumbuhan sektor i pada wilayah ke j termasuk
ke dalam kelompok progresif maju. Sedangkan apabila PBij 0, maka pertumbuhan sektor i pada wilayah ke j termasuk lambat. Begitu pula apabila PB.j
≥ 0, maka pertumbuhan wilayah tersebut termasuk ke dalam kelompok pertumbuhan progresif. Sedangkan apabila PB.j 0, maka pertumbuhan wilayah
tersebut termasuk ke dalam pertumbuhan lambat. Analisis pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dengan menggunakan
analisis Shift Share dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel.
4.3.2. Analisis Regresi Berganda