Indonesia dan Siahaan 2005 menganalisis pengaruh Foreign Direct Investment FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pada penelitian ini memisahkan masa sebelum otonomi daerah dengan periode tahun 1995 sampai 2000 dan masa otonomi daerah dengan periode tahun
2001 sampai 2004. Penelitian Putra 2004 memisahkan masa sebelum otonomi daerah dengan periode 1994 sampai 1996, masa sebelum otonomi daerah dengan
krisis ekonomi 1997-1999 dan masa otonomi daerah tahun 2000-2002. Penelitian ini menggunakan metode Shift Share dan Ordinary Least Square OLS,
sedangkan pada penelitian Putra 2004 menggunakan metode Shift Share, peneltian Dewi 2005 menggunakan metode OLS, Siahaan 2005 menggunakan
metode Two Stage Least Square TSLS.
2.5. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Provinsi di Jawa Barat adalah:
1. Pengaruh kebijakan Otonomi Daerah dummy terhadap investasi di Jawa
Barat adalah positif. 2.
Pengaruh inflasi terhadap investasi yang masuk ke Jawa Barat adalah negatif.
3. Pengaruh PDRB terhadap investasi yang masuk ke Jawa Barat adalah
positif. 4.
Pengaruh upah terhadap investasi Jawa Barat adalah negatif. 5.
Pengaruh suku bunga terhadap investasi adalah negatif.
2.6. Kerangka Pemikiran Operasional
Penelitian ini akan melihat besarnya laju pertumbuhan investasi yang ada di Provinsi Jawa Barat dengan membandingkannya terhadap laju pertumbuhan
investasi secara nasional. Analisis yang dipakai untuk mengidentifikasi besarnya laju pertumbuhan investasi ini adalah dengan menggunakan analisis Shift Share
sebelum otonomi daerah dan masa otonomi daerah. Periode waktu yang diambil peneliti adalah dari tahun 1995 sampai tahun 2004 sehingga peneliti dapat
membagi periode waktu tersebut menjadi dua bagian waktu yaitu pada masa sebelum otonomi daerah 1995-2000 dan pada masa otonomi daerah berlangsung
2001-2004. Selain melakukan analisis besarnya laju pertumbuhan investasi yang ada di
Provinsi Jawa Barat, peneliti juga mencoba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi yang masuk ke Provinsi Jawa Barat.
Adapun kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut: Investasi Provinsi Jawa Barat
Sebelum OTDA Sesudah OTDA
tahun 1995-2000 tahun 2001-2004
Metode Analisis
Shift Share Regresi Linier
Pertumbuhan Daya saing
Dummy Sebelum dan investasi
Sesudah Otda
Investasi yang paling maju dan Faktor-faktor yang
berdaya saing
mempengaruhi investasi Provinsi
Jawa Barat
Rekomendasi
Gambar 2.5. Kerangka Pemikiran Penelitian
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi investasi di Provinsi Jawa Barat dilakukan dengan cara:
1. Mengidentifikasi variabel-variabel ekonomi makro regional yang dapat
mempengaruhi investasi di Provinsi Jawa Barat. Variabel-variabel ekonomi makro regional tersebut yaitu tingkat bunga kredit investasi daerah, upah
minimum provinsi, Pendapatan Regional Domestik Bruto PDRB Provinsi Jawa Barat, inflasi, dan investasi pada tahun sebelumnya.
2. Membuat model pendugaan untuk menganalisis faktor-faktor tersebut dengan menggunakan analisis regresi. Model tersebut akan dianalisis untuk menjawab
berbagai permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini. Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dilakukan
dengan metode estimasi Ordinary Least Square OLS. Kemudian akan dilakukan
uji signifikansi model, pengujian hipotesis penelitian dan pengujian asumsi- asumsi.
Penggunaan analisis Shift Share untuk melihat besarnya laju pertumbuhan investasi yang ada di Provinsi Jawa Barat, melihat bagaimana laju pertumbuhan
investasi sebelum otonomi dan pada masa otonomi daerah dan investasi pada sektor-sektor perekonomian mana yang mempunyai laju investasi tinggi dan
bersaing. Analisis regresi berganda bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi investasi di Jawa Barat. Dari kedua analisis yang
dilakukan diharapkan akan dapat menggambarkan investasi dari sektor apa saja yang memiliki laju pertumbuhan yang tinggi dan dapat bersaing dan faktor-faktor
apa yang mempengaruhi besarnya tingkat investasi yang masuk ke Provinsi Jawa Barat. Setelah itu, diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah
daerah mengenai kebijakan yang bisa diambil untuk merangsang pertumbuhan investasi di Provinsi Jawa Barat.
III. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT
Jawa Barat merupakan provinsi yang dibentuk pertama kali di wilayah Indonesia. Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 11
Tahun 1950, tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Ditetapkannya Undang- Undang No. 23 Tahun 2000, Banten resmi keluar dari wilayah Jawa Barat dan
ditetapkan menjadi Provinsi Banten. Pada tahun 2002, Jawa Barat terdiri dari 16 Daerah Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya,
Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang,, dan Bekasi, 9 Daerah Kota Bogor, Sukabumi, Bandung,