Pendidikan, Kesehatan dan Agama Perekonomian Daerah

dan tenaga usaha penjualan 21,91. Masih sangat sedikit penduduk yang bekerja sebagai tenaga ahli dan profesional, yaitu hanya sebesar 3,81 dan yang menjadi anggota TNI sebanyak 0,66 BPS Jawa Barat, 2005

3.5. Pendidikan, Kesehatan dan Agama

Pada tahun ajaran 20042005, rasio perbandingan jumlah murid terhadap jumlah guru untuk Sekolah Dasar 31,43, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 17,85, Sekolah Lanjutan Atas 16,55, serta Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Lanjutan sebesar 14,75. Jumlah Puskesmas keliling pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 5.585 unit, sementara jumlah Rumah Sakit sebanyak 152 unit dengan jumlah tempat tidur sebanyak 498 buah. Jumlah tenaga kerja mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2004, jumlah dokter umum sebanyak 1.425 orang, dan jumlah dokter gigi ada 626 orang. Jumlah bidan puskesmas ada 5.902 orang, sedangkan jumlah bidan desa ada 2.412 orang. Terdapat jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mencapai 496.684 persalinan BPS Jawa Barat, 2005. Tempat peribadatan umat Islam pada tahun 2004 tercatat 110.021 buah, yang terdiri dari 42.605 buah mesjid, 86.671 buah Langgar, dan 23.350 buah Mushola. Tempat peribadatan agama lainnya sebanyak 1.808 buah, terdiri dari Gereja Protestan 1.521 buah, Gereja Katolik 103 buah , Pura Hindu 25 buah, dan Vihara Budha sebanyak 159 buah BPS Jawa Barat, 2005.

3.6. Perekonomian Daerah

Perekonomian Jawa Barat mengalami pertumbuhan yang dapat dilihat dari laju perekonomiannya yang terus meningkat sampai tahun 1996. Mulai tahun 1997, seiring terjadinya krisis ekonomi, perekonomian Jawa Barat menunjukkan perlambatan, bahkan pada tahun 1998 pertumbuhannya lebih kecil dari kondisi perekonomian Indonesia secara menyeluruh -13,13 yaitu mencapai -17,77. Pada tahun 2000, perekonomian Jawa Barat mulai membaik namun pada tahun 2001 kembali menurun. Pertumbuhan mulai terjadi pada tahun 2002 meskipun tetap lebih kecil jika dibandingkan dengan percepatan pada tahun 2000. Besarnya laju pertumbuhan perekonomian Jawa Barat selama kurun waktu dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2002 dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Tahun 1994-2003 Tahun Laju Pertumbuhan Ekonomi 1994 7,20 1995 8,07 1996 9,21 1997 4,87 1998 -17,77 1999 2,08 2000 4,15 2001 3,89 2002 3,93 2003 5,42 Sumber : BPS 1997,1999,2003 Catatan : tanda - menunjukkan penurunan Tabel 3.2. PDRB Sektoral Provinsi Jawa Barat Tahun 1994-2003 miliar rupiah Sektor 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Pertanian 8.989 9.350 9.383 8.675 8.013 9.098 7.842 8.468 8.047 7.817 Pertambangan dan Penggalian 3.538 3.464 3.588 3.624 2.912 2.142 3.487 3.273 3.126 3.005 Industri Pengolahan 18.142 20.810 23.411 26.310 20.913 21.029 21.833 22.908 23.631 24.528 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1.303 1.270 1.485 1.859 1.816 2.046 1.800 1.919 2.072 2.123 Bangunan 3.558 3.847 4.298 4.202 2.262 2.210 1.904 1.875 2.032 2.182 Perdagangan 8.251 8.903 9.746 2.804 2.305 9.512 7.216 7.421 8.219 8.552 Hotel dan Restoran 2.545 2.673 2.806 2.949 2.404 2.455 1.923 2.175 2.195 2.303 Pengangkutan dan Komunikasi 3.314 3.171 3.399 3.908 3.497 3.555 2.708 2.894 3.232 3.495 Perumahan dan Perkantoran 2.836 3.019 3.157 3.666 2.189 2.369 2.226 2.471 2.720 3.029 Jasa-Jasa 5.342 5.461 5.651 5.810 5.676 5.780 4.717 4.904 5.316 6.142 Minyak, Gas, dan Hasilnya 2.885 2.737 2.805 3.558 3.581 2.912 4.257 3.972 3.882 3.648 Jumlah 57.818 64.705 69.729 67.365 55.568 63.108 59.913 62.280 64.472 66.824 Sumber : BPS Jawa Barat, 2003. Perekonomian Jawa Barat sendiri lebih banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan pada sektor industrinya. Pada Tabel 3.2 dapat dilihat besarnya PDRB Provinsi Jawa Barat di sektor industri jauh lebih besar dibandingkan sektor-sektor lain yang ada di Jawa Barat. Terjadinya krisis moneter mempengaruhi penanaman modal di Jawa Barat, dimana terjadi penurunan nilai investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN maupun Penanaman Modal Asing PMA. Berdasarkan data dalam Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa penurunan nilai investasi paling besar terutama pada jumlah proyek dalam negeri. Pada jumlah proyek luar negeri perubahannya tidak terlalu besar bahkan pada tahun 1999 terjadi peningkatan, penurunan justru terjadi pada tahun 2003. Nilai investasi terbesar yang dimiliki Jawa Barat pada kurun waktu 1994-2003 sebesar 37.423,5 juta rupiah untuk PMDN dengan jumlah proyek sebanyak 202 buah terjadi pada tahun 1997, sedangkan nilai investasi PMA terjadi pada tahun 1995 dengan nilai investasi sebesar 12.447,4 ribu dollar AS dengan jumlah proyek 293 buah. Menurunnya nilai investasi di Jawa Barat pada pasca krisis moneter di Indonesia salah satunya disebabkan oleh menurunnya tingkat kepercayaan investor akan stabilitas politik dan keamanan di Indonesia yang terbukti dengan semakin maraknya demonstrasi dan berbagai aksi kerusuhan lainnya. Tabel 3.3. Nilai Investasi pada PMDN dan PMA di Provinsi Jawa Barat Tahun 1994-2003 PMDN PMA Tahun Proyek Investasi Juta Rupiah Proyek Investasi Ribu US 1994 241,00 15.863,00 155,00 4.446,30 1995 191,00 19.338,00 293,00 12.447,40 1996 187,00 19.2129,00 297,00 7.759,40 1997 202,00 37.423,50 298,00 7.973,30 1998 72,00 8.117,10 237,00 5.504,10 1999 59,00 18.393,90 281,00 1.498,20 2000 95,00 9.601,90 340,00 3.137,50 2001 30,00 4.614,30 201,00 1.190,90 2002 30,00 5.001,70 201,00 897,40 2003 28,00 4.008,90 127,00 911,00 Sumber : BPS 2003, 2004

IV. METODE PENELITIAN