Latar Belakang Daya Antijamur Ekstrak Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) dalam Sediaan Salep

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kulit yang disebabkan oleh beberapa jenis jamur merupakan salah satu masalah utama negara-negara di daerah tropis seperti di Indonesia. Kondisi kulit yang mudah berkeringat dan lembab, kebersihan diri yang tidak terjaga dan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan merupakan faktor yang memungkinkan pertumbuhan jamur penyebab penyakit kulit. Pengembangan obat-obatan tradisional yang berasal dari bahan-bahan alam telah mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakat karena potensinya cukup tinggi. Salah satu upaya dalam hal ini adalah dengan meningkatkan bentuk obat tradisional menjadi fitofarmaka agar dapat diterima dalam pengobatan formal. Hal ini pun ditunjang oleh kekayaan hayati Indonesia yang beraneka ragam dengan berbagai tanaman yang berkhasiat mencegah, mengurangi atau menghilangkan gangguan fisiologik tubuh, serta ada pula yang memiliki daya antibakteri dan antijamur, diantaranya adalah lengkuas. Tanaman lengkuas merupakan salah satu komoditi tanaman obat yang potensial untuk dikembangkan. Data luas panen tanaman lengkuas dan produktivitasnya pada tahun 1999-2002, menunjukkan bahwa luas panen lengkuas pada selang tersebut berturut-turut adalah 7.881.241 m 2 , 16.185.905 m 2 , 15.958.475 m 2 , dan 11.480.646 m 2 , sedangkan produktivitasnya pada adalah 1,51 kgm 2 , 1,7 kgm 2 , 1,64 kgm 2 , dan 2 kgm 2 Dirjen Bina Produksi Hortikutura, 2003. Rimpang lengkuas telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati radang lambung, kolik, panu, eksim,jerawat, koreng, bisul, kurap dan bercak-bercak kulit. Shelef 1983 meyatakan bahwa ekstrak lengkuas dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif Staphylococcus aureus dan Gram negatif Salmonella typhosa. Hasil penelitian Mulyaningsih 1996 juga menyatakan bahwa minyak atsiri lengkuas merah mempunyai aktivitas antifungi dengan konsentrasi hambat minimum 3,13 vv terhadap C. albicans. Salep merupakan sediaan emulsi setengah padat yang banyak digunakan untuk menghantarkan bahan obat. Pemilihan dasar salep yang tepat dapat mempengaruhi efektivitas senyawa obat yang dihantarkan Jenkins et al., 1957. Penambahan ekstrak lengkuas ke dalam sediaan salep dapat meningkatkan nilai tambah lengkuas merah sebagai bahan obat. Salep antijamur dengan bahan aktif yang berasal dari lengkuas merah diperkirakan mampu menghambat beberapa jamur penyebab penyakit kulit, terutama yang bersifat lokal.

B. Tujuan

Dokumen yang terkait

Uji Antimutagenik Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Dengan Monosodium Glutamat (MSG)

12 118 94

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL RIMPANG LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata K. Schum) dan LENGKUAS PUTIH (Alpinia galanga L.) PADA MENCIT JANTAN

10 58 20

Uji efektivitas ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli dengan metode disc diffusion.

4 24 70

Pemanfaatan lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) sebagai bahan antijamur dalam sampo

0 10 116

Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Keragaman Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata K. Schum)

0 12 78

Pemanfaatan Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata K. Schum) Sebagai Bahan Antijamur Dalam Sampo

10 64 124

Aktivitas Antimikroba Minyak Esensial Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dan Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Pangan

3 16 11

Perbandingan Efektivitas Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata K Schum) dan Lengkuas Putih (Alpinia Galanga) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida Albicans Secara In Vitro

0 0 6

Uji Aktivitas Ekstrak N-Heksan Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans PenyebabKaries Gigi - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 89

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata K. Schum) Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 91