Prosedur Penelitian Metode Penelitian

Produksi pelepah sawit Luas lahan Produktivitas tanaman kelapa Sawit + + Jumlah traktor+ trailer + Jumlah truck + Jumlah mesin pegempa pencacah + Jumlah biaya tidak tetap + Jumlah mesin pencampur loader Jumlah mesin pengaduk Composting turner + + Produksi mulsa kompos Biaya produksi kompos + + + + + + + Keuntungan + - Jumlah tenaga kerja + - dan mulsa. Diagram sebab-akibat untuk menggambarkan keterkaitan tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.3. Berdasarkan diagram sebab akibat Gambar 6.3, maka diagram stock flow untuk sistem dinamis pengelolaan pelepah sawit secara mekanis didesain. Model sistem dinamis yang dirancang menggunakan data produktivitas jenis varietas tanaman kelapa sawit untuk dikonversi menjadi produksi pelepah sawit. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa setiap panen pada kelapa sawit akan menghasilkan dua pelepah sawit. Jumlah pelepah yang dihasilkan juga akan dipengaruhi oleh luas lahan pada perkebunan. Penggunaan alat mekanisasi dalam proses pengelolaan pelepah sawit menjadikan biaya ini penting untuk ditampilkan. Biaya sarana pendukung lainnya dimodel dalam biaya lain-lain dari pengelolaan pelepah. Biaya lain-lain diantaranya adalah biaya pengadaan sarana untuk tempat pengelolaan pelepah sawit dan biaya operasional. Keseluruhan nilai pada biaya lainnya menggunakan data pada bab analisis kelayakan usaha. Pada diagram sebab-akibat juga tergambar bahwa tingkat pendapatan dari produksi kompos akan dipengaruhi oleh biaya produksi kompos dari komponen- komponen teknologi yang digunakan. Jumlah tenaga kerja akibat produksi pelepah juga akan mempengaruhi tingkat pendapatan dari usaha pengelolan pelepah kelapa sawit tersebut. Biaya produksi optimum yang dikeluarkan akan memaksimalkan pendapatan dari usaha pengelolaan pelepah sawit tersebut. Model sistem dinamik yang telah dibangun akan diskenariokan seperti pada Bab 5 sebelumnya. Gambar 6.3 Diagram sebab akibat model pengelolaan pelepah sawit Prod Pelepah F Pelepah Sawit Luasan Lahan Laju Prod Pelepah Sawit Kapasitas Traktor Trailer Kapasitas Truck Kapasitas Mesin Pengempa pencacah Jumlah kompos Jumlah Mulsa Kapasitas mesin pencampur Kapasitas mesin pengaduk Jumlah Traktor Trailer Jumlah Truck Jumlah Mesin Pengempa pencacah Jumlah mesin pencampur Jumlah mesin pengaduk Biaya Total Mesin Biaya tidak tetap Jumlah Tenaga kerja Biaya Tenaga kerja Biaya total pengelolaan pelepah Pendapatan dari kompos Selisih Pendapatan dari kompos Biaya Tetap Lainnya Prod Pelepah Jumlah kompos

6.5.3 Simulasi Produksi Pelepah dan Jumlah Kompos

Jumlah pelepah yang dihasilkan setiap tahun dari perkebunan PT Agro Sinergi Nusantara Kabupaten Aceh Barat Propinsi Aceh ditampilkan pada Gambar 6.5. Jumlah pelepah akan meningkat seiring bertambahnya usia tanaman. Jumlah pelepah maksimum diperoleh ketika tanaman berusia 10 tahun hingga 17 tahun. Setelah itu jumlah pelepah akan menurun seiring produksi tandan buah segar menurun. Jumlah kompos yang akan dihasilkan juga akan meningkat pada tahun 10 hingga tahun ke 17. Jumlah kompos yang dihasilkan merupakan perkalian antara jumlah pelepah dengan berat daun dalam satu pelepah. Hasil tersebut akan digunakan untuk menentukan jumlah kotoran ternak yang akan dibutuhkan yakni 25 dari berat total daun yang akan dikomposkan. Selama fermentasi pengomposan akan terjadi susut bobot kompos sebesar 34.07.

6.5.4 Model Dinamik Skenario Pertama

Model dinamik skenario pertama mengasumsikan tempat pengolahan pelepah berada di titik pusat afdeling. Potensi pelepah dari semua blok akan dibawa menuju pusat pengelolaan pelepah sawit. Blok panen dan potensi pelepah setiap hari dapat dilihat pada Tabel 5.2. Potensi pelepah maksimal terjadi pada hari pertama dan kedua setiap pekannya yaitu sebesar 781 pelepah. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan pengolahan pelepah sawit pada skenario pertama yaitu dengan mengasumsikan harga jual kompos sebesar Rp 1,000kg. Pendapatan dan pengeluaran menggunkaan model dinamik skenario pertama dapat dilihat pada Gambar 6.6. Gambar 6.4 Model sistem dinamik pengelolaan pelepah sawit