Studi Kelayakan Finansial Pengelolaan Pelepah Sawit

maupun pada tahun berjalan. Komponen-komponen yang terdapat dalam outflow, antara lain: 1 biaya investasi, biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dan pada saat tertentu untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian; 2 biaya operasional, biaya yang mencakup biaya variabel dan biaya tetap dalam satu periode kegiatan produksi; 3 bunga dan modal pinjaman, pembayaran yang dilakukan berdasarkan suku bunga dan modal pinjaman; 4 pajak, pungutan yang besarannya berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh pihak regulator.

5.4 Bahan dan Metode Penelitian

5.4.1 Waktu dan Tempat

Lokasi penelitian berada di PT Agro Sinergi Nusantara Kabupaten Aceh Barat, Propinsi Aceh. Penelitian dilakukan dari Maret 2015 sampai dengan Desember 2015. 5.4.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit komputer yang telah terpasang software MS. Excel. Bahan yang digunakan adalah data sekunder terkait nilai inflow dan outflow yang diperoleh dari bagian Riset dan Pengembangan RISBANG PT Agro Sinergi Nusantara Aceh Barat. 5.4.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data menerapkan metode pengumpulan data kualitatif dengan teknik pengumpulan data primer yang dilakukan melalui tinjauan langsung ke lapangan. Data sekunder diperoleh dari Riset dan Pengembangan PT Agro Sinergi Nusantara Aceh Barat dan dari berbagai stakeholder terkait. 5.4.4 Metode Analisis Data Tahapan kegiatan penelitian ini meliputi: 1 identifikasi keadaan umum lokasi penelitian meliputi sistem budidaya tanaman kelapa sawit di lahan kering, kegiatan mekanisasi budidaya kelapa sawit lahan kering, sistem pengelolaan pelepah sawit; 2 kebutuhan alat dan mesin dalam pengelolaan pelepah sawit; dan 3 analisis kelayakan finansial kegiatan pemanfataan pelepah sawit. Analisis data pengelolaan limbah pelepah sawit dilakukan dengan dua skenario model pengelolaan, antara lain: 1 skenario model satu, analisis data pengelolaan pelepah sawit dengan unit pengelolaan pelepah sawit dilakukan secara terpusat di afdeling tertentu; dan 2 skenario model dua, analisis data dengan unit pengelolaan pelepah sawit dibangun disetiap beberapa blok lahan kelapa sawit. 5.4.5 Analisis Kelayakan Finansial Pengelolaan Limbah Pelepah Sawit Analisis kelayakan finansial pengelolaan pelepah sawit bertujuan mengetahui besaran biaya dan penerimaan yang diperoleh dari pemanfaatan limbah pelepah sawit di PT Agro Sinergi Nusantara Aceh Barat. Analisis kelayakan finansial memilih skenario terbaik dari usaha pengelolaan pelepah sawit. Biaya yang umumnya dimasukkan dalam analisis usaha pertanian adalah biaya yang berpengaruh langsung, yakni biaya investasi dan operasional. Biaya investasi berupa pengeluaran untuk pembangunan tempat kegiatan, pembelian alat dan mesin, dan biaya pergantian replacement cost. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan usaha meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung, pemeliharaan dan pajak. Analisis biaya pokok pengelolaan limbah pelepah sawit dilakukan dengan menghitung komponen biaya tetap dan biaya tidak tetap biaya operasi. Biaya pokok dihitung dengan Persamaan 5.1 Irwanto 1982 dan Daywin et al. 1993.         Bv X Bt Bp 5.1 Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan menghitung NPV Net Present Value, Net Benefit Cost Net BC ratio, IRR Internal Rate of Return, PBP Payback Period, dan BEP Break Event Point.

5.4.6 Net Present Value

Net Present Value NPV merupakan suatu ukuran yang menggambarkan kemampuan suatu proyek atau nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi pada tingkat bunga tertentu. Menurut Nurmalina et al. 2010 rumus yang digunakan dalam penghitungan NPV adalah menggunakan Persamaan 5.2.     n 1 t 1 = NPV t i Ct Bt 5.2 Terdapat dua kriteria penilaian investasi dalam penerapan metode NPV, yaitu jika nilai NPV lebih besar dari nol berarti usahaproyek layak untuk dilakukan. Sebaliknya, jika nilai NPV kurang dari nol, maka usaha atau proyek tersebut tidak layak untuk dilakukan. 5.4.7 Net Benefit Cost Ratio Net Benefit Cost Net BC ratio adalah nilai perbandingan antara jumlah present value yang bernilai positif pembilang dengan present value yang bernilai negatif penyebut. Net BC ratio menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai BC ratio lebih dari satu. Menurut Nurmalina et al. 2010 secara matematis dapat dirumuskan dalam Persamaan 5.3. 5.3

5.4.8 Internal Rate of Return

Internal Rate Return IRR merupakan tingkat pengembalian yang dapat dibayar proyek atas sumber-sumber yang digunakan untuk menutupi pengeluaran investasi dan operasional selama umur proyek. Menurut Nurmalina et al. 2010 IRR dinyatakan dengan Persamaan 5.4. i = IRR 1 2 2 1 1 t i i NPV NPV NPV     5.4 Suatu investasi dikategorikan layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, apabila nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga     1 1 = C B Net 1 1             Ct Bt Ct Bt i Ct Bt i Ct Bt n t t n t t berarti investasi tidak layak untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan. Adapun asumsi yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial pengelolaan limbah pelepah sawit antara lain: 1. Analisis dilakukan dalam tiga skenario model pengelolaan pelepah sawit. Skenario pertama dilakukan dengan cara membuat tempat pengelolaan pelapah menjadi mulsa dan kompos terpusat pada satu afdeling. Mesin pencacah daun dan pelepah yang digunakan adalah satu unit. Skenario kedua dilakukan dengan membuat tempat pengelolaan pelepah menjadi dua unit. Mesin pencacah daun dan pengempa pelepah yang digunakan pada masing-masing unit pengelolaan adalah satu unit. 2. Umur proyek 20 tahun berdasarkan pada umur ekonomis dari tanaman sawit dan alat serta mesin yang digunakan. Hal berdasarkan pertimbangan bahwa tanaman sawit, alat dan mesin merupakan aset penting dalam pengelolaan limbah pelepah sawit dan merupakan komponen terbesar dari biaya investasi. 3. Harga pasar pada nilai harga setiap input dan output usaha adalah harga pasar yang berlaku pada tahun 2015 di lokasi penelitian. Biaya yang dimaksud dalam analisis kelayakan finansial pengelolaan pelepah sawit merupakan biaya investasi dan biaya operasional. 4. Penyusutan investasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Nilai sisa ditetapkan untuk aset-aset yang masih memiliki umur ekonomis ketika umur proyek telah berakhir. 5. Tingkat diskonto discount rate yang digunakan merupakan tingkat suku bunga bank 29 februari 2016 yaitu sebesar 13 Bank Aceh.

5.4.9 Payback Period

Payback Period atau analisis waktu pengembalian investasi berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat tingkat pengembalian investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan. Dalam perhitungan metode ini menggunakan nilai waktu uang. Menurut Nurmalina et al. 2010 Payback Period dapat dirumuskan dalam Persamaan 5.5. I i v PBP n 1   5.5

5.4.10 Break Even Point

Break Even point adalah suatu analisis untuk menentukan jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul dan mendapatkan keuntungan. Perhitungan break even point dirumuskan dalam Persamaan 5.6.   VC P TFC BEP   5.6