Waktu dan Tempat Bahan dan Metode Penelitian

berarti investasi tidak layak untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan. Adapun asumsi yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial pengelolaan limbah pelepah sawit antara lain: 1. Analisis dilakukan dalam tiga skenario model pengelolaan pelepah sawit. Skenario pertama dilakukan dengan cara membuat tempat pengelolaan pelapah menjadi mulsa dan kompos terpusat pada satu afdeling. Mesin pencacah daun dan pelepah yang digunakan adalah satu unit. Skenario kedua dilakukan dengan membuat tempat pengelolaan pelepah menjadi dua unit. Mesin pencacah daun dan pengempa pelepah yang digunakan pada masing-masing unit pengelolaan adalah satu unit. 2. Umur proyek 20 tahun berdasarkan pada umur ekonomis dari tanaman sawit dan alat serta mesin yang digunakan. Hal berdasarkan pertimbangan bahwa tanaman sawit, alat dan mesin merupakan aset penting dalam pengelolaan limbah pelepah sawit dan merupakan komponen terbesar dari biaya investasi. 3. Harga pasar pada nilai harga setiap input dan output usaha adalah harga pasar yang berlaku pada tahun 2015 di lokasi penelitian. Biaya yang dimaksud dalam analisis kelayakan finansial pengelolaan pelepah sawit merupakan biaya investasi dan biaya operasional. 4. Penyusutan investasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Nilai sisa ditetapkan untuk aset-aset yang masih memiliki umur ekonomis ketika umur proyek telah berakhir. 5. Tingkat diskonto discount rate yang digunakan merupakan tingkat suku bunga bank 29 februari 2016 yaitu sebesar 13 Bank Aceh.

5.4.9 Payback Period

Payback Period atau analisis waktu pengembalian investasi berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat tingkat pengembalian investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan. Dalam perhitungan metode ini menggunakan nilai waktu uang. Menurut Nurmalina et al. 2010 Payback Period dapat dirumuskan dalam Persamaan 5.5. I i v PBP n 1   5.5

5.4.10 Break Even Point

Break Even point adalah suatu analisis untuk menentukan jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul dan mendapatkan keuntungan. Perhitungan break even point dirumuskan dalam Persamaan 5.6.   VC P TFC BEP   5.6

5.5 Hasil dan Pembahasan

5.5.1 Unit Pengelolaan Pelepah Sawit

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar fungsi-fungsi, serta wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi tersebut terdiri dari hubungan antara pekerjaan dan kelompok pekerjaan yang relatif tetap dan stabil. Tujuan utama dari struktur organisasi adalah mempengaruhi perilaku individu dan kelompok guna mencapai prestasi yang efektif. Unit pengelola pelepah sawit di PT Agro Sinergi Nusantara Aceh Barat sebaiknya dibentuk dalam suatu organisasi tersendiri dalam kegiatan pengelolaan limbah perkebunan. Unit pengelolaan perlu dibentuk karena limbah di perkebunan sangat banyak dan membutuhkan penanganan tersendiri untuk dikelola menjadi unit usaha yang mampu memberikan kontribusi positif bagi perusahaan. Organisasi tersebut merupakan suatu organisasi yang dipimpin oleh seorang manager dibantu oleh staf yang dapat menangani bidang mekanisasi alat dan mesin pengelolaan dan bidang pengolahan pengomposan. Luas satu afdeling area perkebunan sawit adalah 576 ha ≈ 600 ha. Luasan afdeling tersebut terbagi menjadi 20 blok luasan tanaman kelapa sawit sehingga setiap blok memiliki luasan 30 ha. Berdasarkan Lampiran 18 satu afdeling perkebunan kelapa sawit menghasilkan potensi pelepah maksimum 781 pelepah per hari. Mesin pencacah dan pengempa pelepah sawit yang didesain mampu bekerja dengan kapasitas rata- rata 207 pelepah per jam dan bekerja tujuh jam setiap hari. Kapasitas mesin pencacah dan pengempa pelepah sawit untuk satu hari adalah 1,449 pelepah. Hal ini cukup menjadikan satu unit mesin pencacah dan pengempa pelepah sawit di satu afdeling. Penempatan lokasi dua buah unit mesin pencacah dan pengempa pelepah sawit ini dapat dijadikan skenario dalam menganalisis kelayakan finansial pengelolaan pelepah sawit. Model skenario pertama adalah menempatkan unit mesin pencacah dan pengempa pelepah sawit di pusat afdeling Lampiran 31. Model skenario kedua adalah menempatkan unit mesin pencacah dan pengempa pelepah sawit di dua tempat yang terpisah Lampiran 32.

5.5.2 Analisis Kelayakan Finansial Pemanfaatan Pelepah Sawit

Perencanaan suatu kegiatan usaha memerlukan analisis kelayakan finansial untuk memperoleh keyakinan pendapatan dari usaha yang menginvestasikan alat dan mesin. Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria kelayakan investasi, antara lain: NPV Net Present Value, Net Benefit Cost Net