Sumber Data Hasil uji validitas variabel kepemimpinan transformasional Hasil uji validitas variabel motivasi kerja Charismatic Leadership Kharismatik

3 Kebutuhan sosial Kebutuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. 4 Kebutuhan penghargaan diri dan pengakuan Kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan pretise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. 5 Kebutuhan aktualisasi diri Kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan dan potensi optimal untuk mencapai pretasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain .

3.4 Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh Suharsimi, 2006:129. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah karyawan di Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data mengenai karyawan di Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah, catatan, arsip, brosur dan lain sebaginya yang berguna sebagai pelengkap.

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Metode observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dengan mengadakan pengamatan terhadap objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan mengamati motivasi dan kinerja pegawai begitu juga dengan kepemimpinan pemimpin Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah.

3.5.2 Metode dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya Suharsimi, 2006:231. Data yang didapat adalah data absensi karyawan, data pegawai dan jumlahnya, gambaran umum, uraian tugas jabatan struktural, organisasi dan tata tertib dan penjabaran tugas pokok dan fungsi serta tata kerja pada Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah.

3.5.3 Metode kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih Suharsimi,2006:151. Data yang diperoleh dengan penyebaran angket ini adalah data tentang persepsi karyawan pada Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah mengenai motivasi, kepemimpinan tarnsformasional dan kinerja. Di dalam pemberian skor digunakan skala likert yang merupakan cara untuk menentukan skor. Adapun untuk masing-masing jawaban diberi skor sebagai berikut : 1 Sangat Setuju diberi nilai 5 2 Setuju diberi nilai 4 3 Ragu-ragu diberi niali 3 4 Tidak setuju diberi nilai 2 5 Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1

3.6 Validitas dan Reliabilitas

3.6.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah Arikunto, 2006:168. Rumus uji validitas : Keterangan : = Besarnya Koefisien korelasi N = Jumlah Subyek Uji Coba X = Skor Butir Y = Skor Total Untuk uji validitas ini digunakan program SPSS 16. Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung correlated item-total correlationdengan r tabel. Jika nilai correlated item-total correlation lebih besar dari nilai r tabel dan memiliki nilai positif maka butir pernyataan tersebut valid atau layak digunakan. Tingkat signifikansi alpha uji validitas ini adalah 5 dan Degree of freedom df = n-2 , dengan n adalah jumlah responden untuk uji validitas adalah 30 responden, maka df dapat dihitung 30 - 2 = 28. Dari tingkat signifikansi alpha dan df maka didapat r tabel 0.361 lihat tabel r product moment. Jadi jika nilai correlated item-total correlation 0.361, maka butir pernyataan dinyatakan valid. Berikut adalah tabel hasil uji validitas menggunakan program SPSS 16 :

a. Hasil uji validitas variabel kepemimpinan transformasional

Tabel 3.3 Hasil uji validitas instrumen variabel kepemimpinan transformasional No. Item Soal Correlated Item-Total Correlation r tabel Ket KT 1 0.680 0.361 Valid KT 2 0.719 0.361 Valid KT 3 0.587 0.361 Valid KT 4 0.652 0.361 Valid KT 5 0.719 0.361 Valid KT 6 0.513 0.361 Valid KT 7 0.534 0.361 Valid KT 8 0.522 0.361 Valid Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan hasil uji validitas variabel kepemimpinan transformasional, terlihat bahwa nilai correlated item-total correlation 0.361, maka butir pernyataan dinyatakan valid.

b. Hasil uji validitas variabel motivasi kerja

Tabel 3.4 Hasil uji validitas instrumen variabel motivasi kerja No. Item Soal Correlated Item-Total Correlation r tabel Ket M 9 0.608 0.361 Valid M 10 0.536 0.361 Valid M 11 0.456 0.361 Valid M 12 0.491 0.361 Valid M 13 0.475 0.361 Valid M 14 0.638 0.361 Valid M 15 0.475 0.361 Valid M 16 0.462 0.361 Valid M 17 0.503 0.361 Valid M 18 0.493 0.361 Valid M 19 0.504 0.361 Valid Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan hasil uji validitas variabel motivasi kerja, terlihat bahwa nilai correlated item-total correlation 0.361, maka butir pernyataan dinyatakan valid.

c. Hasil uji validitas variabel kinerja Y

Tabel 3.5 Hasil uji validitas instrumen variabel kinerja No. Item Soal Correlated Item-Total Correlation r tabel Ket K 20 0.732 0.361 Valid K 21 0.596 0.361 Valid K 22 0.628 0.361 Valid K 23 0.674 0.361 Valid K 24 0.495 0.361 Valid K 25 0.572 0.361 Valid K 26 0.621 0.361 Valid K 27 0.397 0.361 Valid K 28 0.534 0.361 Valid K 29 0.620 0.361 Valid K 30 0.643 0.361 Valid K 31 0.509 0.361 Valid K 32 0.514 0.361 Valid K 33 0.507 0.361 Valid K 34 0.428 0.361 Valid K 35 0.708 0.361 Valid Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan hasil uji validitas variabel kinerja, terlihat bahwa nilai correlated item-total correlation 0.361, maka butir pernyataan dinyatakan valid.

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto, 2006:178. Rumus yang digunakan adalah rumus alpha : Keterangan : = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varians butir = Varians total Menurut Ghozali 2005:41 suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha 0.60 Nunnally dalam Ghozali, 2005:42. Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan program SPSS 16 adalah sebagai berikut : Tabel 3.6 Hasil uji reliabilitas instrumen No. Variabel Cronbach Alpha Kesimpulan

1 Kepemimpinan Transformasional

0.864 Reliabel

2 Motivasi kerja

0.841 Reliabel

3 Kinerja

0.902 Reliabel

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian untuk memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah :

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji statistik, langkah awal yang harus dilakukan adalah screaning terhadap data yang akan diolah. Menurut Ghazali 2005:27, salah satu asumsi penggunaan statistik parametrik adalah multivariat normalitas. Multivariat normalitas merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan semua kombinasi linear dari variabel berdistribusi normal dan independen. Asumsi multivariat normalitas ini dapat diuji dengan melihat normalitas, linearitas dan heterokedastisitas. 1. Uji normalitas Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menetukan apakah variabel berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik non- parametrik. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji kolmogorov- smirnov, dengan dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Hasil dari uji normalitas kolmogorov-smirnov dengan menggunakan program SPSS 16 adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Hasil output SPSS 16 uji normalitas kolmogorov-smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 153 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 4.14781948 Most Extreme Differences Absolute .073 Positive .073 Negative -.045 Kolmogorov-Smirnov Z .905 Asymp. Sig. 2-tailed .386 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan hasil uji normalitas kolmogorov-smirnov terlihat dari nilai Asymp. Sig. 2-taied sebesar 0,386, jadi probabilitas 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Disamping dengan menggunakan uji kolmogorov-mirnov, uji normalitas ini juga didukung dari hasil gambar grafik normal probability plot. Apabila variabel berdistribusi normal maka penyebaran plot akan berada disekitar dan disepanjang garis 45 derajat. Hasil dari uji normalitas grafik normal probability plot dengan menggunakan program SPSS 16 adalah sebagai berikut : Gambar 2 Hasil output program SPSS 16 uji normalitas Terlihat dari gambar bahwa plot berada disekitar dan disepanjang garis 45 derajat, jadi dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. 2. Uji linieritas Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada program SPSS 16 dengan menggunakan Test for Linierity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi linierity kurang dari 0,05 Purwanto, 2008:36. Hasil dari uji linieritas dengan menggunakan program SPSS 16 adalah sebagai berikut : Tabel 3.8 Hasil output SPSS 16 uji linieritas kepemimpinan transformasional terhadap kinerja ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kinerja Kepemimpinan Transformasio nal Betwee n Groups Combine d 3619.724 15 241.315 10.143 .000 Linearity 2700.814 1 2700.81 4 113.52 4 .000 Deviation from Linearity 918.909 14 65.636 2.759 .001 Within Groups 3259.335 137 23.791 Total 6879.059 152 Tabel 3.9 Hasil output SPSS 16 uji linieritas motivasi kerja terhadap kinerja ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kinerja Motivasi Between Groups Combined 4512.515 19 237.501 13.348 .000 Linearity 3247.046 1 3247.046 182.484 .000 Deviation from Linearity 1265.470 18 70.304 3.951 .000 Within Groups 2366.544 133 17.794 Total 6879.059 152 Berdasarkan hasil uji linieritas pada tabel 3.8 dan 3.9 terlihat bahwa nilai signifikansi linierity kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan transformasional dan variabel motivasi terhadap variabel kinerja mempunyai hubungan yang linier. 3. Uji multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan mencari besarnya Variance Infaction Factor VIF dan nilai tolerancenya. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai toleransinya lebih dari 0,1 maka regresi bebas dari multikolinearitas. Hasil dari uji multikolinieritas dengan menggunakan program SPSS 16 adalah sebagai berikut : Tabel 3.10 Hasil output SPSS 16 uji multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardiz ed Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 Constant .301 3.052 .099 .921 Kepemimpinan Transformasio nal .728 .095 .419 7.63 8 .000 .841 1.18 9 Motivasi .513 .054 .520 9.46 9 .000 .841 1.18 9 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan hasil uji multikolinearitas terlihat bahwa nilai VIF dari kedua variabel kurang dari 10 dan nilai toleransinya lebih dari 0,1, maka dapat disimpulkan regresi bebas dari multikolinearitas. 4. Uji heteroskedastisitas Pengujian terhadap heterokedastisitas dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap pola scater plot yang dihasilkan melalui program SPSS 16. Apabila pola scater plot membentuk pola tertentu, maka model regresi memiliki gejala heterokedastisitas. Munculnya gejala heterokedastisitas menunjukan bahwa penaksir dalam model regresi tidak efisien dalam sampel besar maupun kecil. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bebas heteroskedastisitas sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi tingkat kinerja berdasarkan masukan variabel bebas atau independen kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja. Hasil dari uji heterokedastisitas dengan menggunakan program SPSS 16 adalah sebagai berikut : Gambar 3 Hasil output program SPSS 16 uji heterokedastisitas Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas terlihat digambar bahwa tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y. Dari gambar diatas maka dapat disimpulkan bebas heteroskedastisitas sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi tingkat kinerja berdasarkan masukan variabel bebas atau independen yaitu kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja. Tetapi analisis dengan grafiks plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterprestasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lenih dapat menjamin keakuratan hasil Ghozali, 2005:107. Maka dari itu dilakukan pengujian dengan menggunakan uji glejser. Jika nilai probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 50,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas. Hasil dari uji glejser dengan menggunakan program SPSS 16 adalah sebagai berikut : Tabel 3.11 Hasil output SPSS 16 uji heterokedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.298 1.790 1.843 .067 Kepemimpinan Transformasional .008 .056 .012 .137 .891 Motivasi -.004 .032 -.012 -.138 .890 a. Dependent Variable: abresid Berdasarkan hasil uji glejser terlihat bahwa nilai probabilitas signifikansinya 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas. 5. Uji autokorelasi Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel penggangu saling berurutan terjadi serial korelasi Ghozali, 2005:95. Terjadi atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai dw Durbin- Watson DW. Tidak ada Autokorelasi positif atau negatif bila = du dw 4 – du, di dalam penelitian ini taraf signifikansinya adalah 5, jumlah sampel 153 responden dan variabel independen adalah 2 k=2. Dari nilai taraf signifikansi, jumlah sampel dan jumlah variabel independen tersebut maka nilai du adalah 1.763 lihat tabel DW, jadi tidak ada Autokorelasi positif atau negatif bila = 1.763 DW 2.237. Hasil dari uji autokorelasi dengan menggunakan program SPSS 16 adalah sebagai berikut : Tabel 3.12 Hasil output SPSS 16 uji autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .787 a .620 .615 4.175 1.904 a. Predictors: Constant, Motivasi, Kepemimpinan Transformasional b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan tabel 3.12 terlihat bahwa nilai DW adalah 1.904, jadi DW terletak diantara 1.763 dan 2.237. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada Autokorelasi positif atau negatif.

3.7.2 Metode analisis deskriptif presentase

Metode analisis deskriptif presentase digunakan untuk mengkaji variable-variable yang ada pada penelitian ini yang terdiri dari kepemimpinan transformasional, motivasi kerja dan kinerja. Metode ini menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : n = Jumlah skor jawaban N = Jumlah skor ideal = Presentase Ali, 1992:18 Kriteria interval didapat dari perhitungan sebagai berikut : Presentase maximal = = 100 Presentase minimal = = 20 Rentang = 100 -20 = 80 Panjang kelas interval = 80 : 5 = 16 Sehingga kriteria intervalnya dapat dibuat tabel sebagai berikut : Tabel 3.13 Kriteria Interval No Interval Kriteria 1 84 ≤ 100 Sangat Baik 2 68 ≤ 84 Baik 3 52 ≤ 68 Cukup Baik 4 36 ≤ 52 Kurang Baik 5 20 ≤ 36 Tidak Baik Sumber : Data primer yang diolah, 2012

3.7.3 Metode analisis regeresi linear berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variable bebas dengan variabel terikat yaitu antara variabel kepemimpianan transformasional X1 dan motivasi kerja X2 terhadap variabel kinerja Y . Dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Y = a + Keterangan : Y = Kinerja = Kepemimpianan transformasional = Motivasi kerja a = Bilangan konstanta = Koefisien regresi kepemimpinan = Koefisien regresi motivasi kerja

3.7.4 Uji hipotesis

1. Uji Simultan Uji F Uji simultan uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebasindependen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama simultan terhadap variabel terikatdependen Ghozali, 2005:84. Kaidah pengambilan keputusan dalam uji F dengan menggunakan program SPSS16 adalah : 1 Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho diterima, jadi variabel bebas dari model regresi linier tidak mampu menjelaskan variabel terikat. 2 Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak, jadi variabel bebas dari model regresi linier mampu menjelaskan variabel terikat. 2. Uji Partial Uji t Uji partial uji t pada dasarnya menunujukan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebasindependen secara individual dalam menerangkan varisi variabel terikatdependen Ghozali, 2005:84. Kaidah pengambilan keputusan dalam uji t dengan menggunakan program SPSS16 adalah : 1 Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho diterima, jadi variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel terikat atau tidak ada pengaruh antara variabel yang diuji. 2 Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak, jadi variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat atau ada pengaruh antara variabel yang diuji. 3. Uji koefisien Determinasi Pengujian koefisien determinasi adalah dimasksudkan untuk mengetahui besarnya hubungan atau pengaruh variabel independen kepemimpianan transformasional dan motivasi kerja terhadap variabel dependen kinerja. Bila koefisien determinasi = 0, berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali = 0 terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika koefisien determinasi = 1, berarti variabel terikat 100 dipengaruhi oleh variabel bebas. 80 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran umum Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan

Kependudukan Provinsi Jawa Tengah 4.1.1.1 Sejarah singkat Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Perda Provinsi Jawa Tengah No. 7 Tahun 2001 yang sekarang diganti dengan Perda provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2008. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang tenaga kerja, transmigrasi, kependudukan dan catatan sipil yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekda. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang tenaga kerja, transmigrasi, kependudukan dan catatan sipil berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

4.1.1.2 Struktur organisasi

Susunan organisasi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah adalah : 1. Kepala Dinas 2. Sekretariat a. Sub Bagian Program b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 3. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil a. Seksi Pembinaan Kependudukan dan Catatan Sipil b. Seksi Informasi Administrasi Kependudukan 4. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi a. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri b. Seksi Perluasan dan Pengembangan Tenaga Kerja c. Seksi Transmigrasi 5. Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas a. Seksi Standarisasi dan Sertifikasi b. Seksi Pelatihan dan Pemagangan c. Seksi Produktivitas 6. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial a. Seksi Syarat Kerja dan Jaminan Sosial b. Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial c. Seksi Pengupahan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja 7. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan a. Seksi Pengawasan Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja b. Seksi Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja c. Seksi Pengawasan dan Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri 8. Kelompok Jabatan Fungsional

4.1.1.3 Karakteristik responden

Berdasarkan data penelitian yang dilakukan dari penyebaran angket maka diperoleh data tentang karakteristik responden menurut jenis kelamin dan tingkat pendidikan sebagai berikut : Tabel 4.1 Karakteristik responden menurut jenis kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 Laki-laki 101 66 2 Perempuan 52 34 Jumlah 153 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan data pada tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah laki-laki yaitu sebanyak 101 responden atau sebesar 66, sedangkan perempuan sebanyak 52 responden atau sebesar 34. Tabel 4.2 Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 SD 2 SMP 9 6 3 SMA 57 37 4 D1 5 D2 6 D3 9 6 7 D4 8 S1 65 42 9 S2 13 8 Jumlah 153 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki pendidikan terakhir S1 yaitu sebanyak 65 reponden atau sebesar 42, sedangkan yang paling sedikit memiliki pendidikan terakhir SMP dan D3 yaitu sebanyak 9 responden atau sebesar 6.

4.1.2 Hasil analisis data

4.1.2.1 Analisis deskriptif persentase

Analisis deskriptif presentase digunakan untuk mengkaji variable- variable yang ada pada penelitian ini yang terdiri dari kepemimpianan transformasional, motivasi kerja dan kinerja. Hasil dari analisis deskriptif presentase persepsi responden tentang pengaruh kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah, adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Transformasional

Tabel 4.3 Kriteria variabel kepemimpinan transformasional Interval Skor Interval Kriteria 5.140,8 – 6.120 84 ≤ 100 Sangat Baik 4.161,6 – 5.140,8 68 ≤ 84 Baik 3.182,4 – 4.161,6 52 ≤ 68 Cukup Baik 2.203,2 – 3.182,4 36 ≤ 52 Kurang Baik 1.224 – 2.203,2 20 ≤ 36 Tidak Baik Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan hasil penelitian variabel kepemimpinan transformasional yang terlihat pada lampiran diperoleh skor total sebesar 4.889 dan dengan skor maksimal sebesar 6.120, jadi dapat dihitung deskriptif persentasenya adalah skor total : skor maksimal x 100 = 4.889 : 6.120 x 100 = 79,89. Berdasarkan kriteria pada tabel 4.3, variabel kepemimpinan transformasional termasuk di dalam kategori baik. Deskriptif persentase kepemimpinan transformasional berdasarkan karakteristik responden yang dapat dilihat pada lampiran yaitu responden laki-laki dengan persentase sebesar 79,88 dengan kategori baik, perempuan sebesar 79,90 dengan kategori baik, SMP sebesar 64,72 dengan kategori cukup baik, SMA sebesar 75,61 dengan kategori baik, D3 sebesar 83,03 dengan kategori baik, S1 sebesar 82,92 dengan kategori baik dan S2 sebesar 91,73 dengan kategori sangat baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pada Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah menurut responden baik berdasarkan karakteritik atau secara keseluruhan termasuk didalam kategori baik. Artinya adalah bahwa pimpinan telah memberikan efek yang positif terhadap karyawannya didalam bekerja. Berikut ini adalah deskriptif persentase dari indikator- indikator kepemimpinan transformasional, yaitu sebagai berikut:

a. Charismatic Leadership Kharismatik

Tabel 4.4 Kriteria indikator kharismatik Interval Skor Interval Kriteria 1.285,2 – 1.530 84 ≤ 100 Sangat Baik 1.040,8 – 1.285,2 68 ≤ 84 Baik 795,6 – 1.040,8 52 ≤ 68 Cukup Baik 550,8 – 795,6 36 ≤ 52 Kurang Baik 306 – 550,8 20 ≤ 36 Tidak Baik Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan hasil penelitian indikator kharismatik yang terlihat pada lampiran diperoleh skor total sebesar 1.208 dan dengan skor maksimal sebesar 1.530, jadi dapat dihitung deskriptif persentasenya adalah skor total : skor maksimal x 100 = 1.208 : 1.530 x 100 = 78,95. Berdasarkan kriteria pada tabel 4.4, indikator kharismatik termasuk di dalam kategori baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pimpinan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap karyawannya, karyawan merasa segan terhadap kepemimpinannya dan karyawan juga mempunyai rasa keyakinan dan kepercayaan yang tinggi terhadap pimpinan.

b. Inspirational Motivation Motivasi inspiratif