Kerangka Berfikir PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Nigeria 6 Bambang Murdian Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada Badan Penanaman Modal Daerah BPMD Provinsi Jawa Tengah 2005 Didalam penelitian ini disebutkan bahwa Kepemimpinan Transformasional dan motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada Badan Penanaman Modal Daerah BPMD Provinsi Jawa Tengah yakni sebesar 64 dan sisanya 36 di pengaruhi oleh faktor lain 7 Ajayi, Isaac A. Awosusi, Omojolao O. Arogundade, Bukola B dan Ekundayo, Haastrup T. Work Environment as Correlate of Academic Staff Job Performance in South West Nigerian Universities 2011 Penelitian ini disebutkan bahwa ada pengaruh secara signifikan lingkungan kerja dengan kinerja staf akademik di Perguruan Tinggi Nigeria 8 Mawol, Mohammed Abubakar dan Babandako, Abdullahi Yusuf An Evaluation Of Staff Motivation, Dissatisfaction and Job Performance in An Academic Setting 2011 Didalam penelitian ini disebutkan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja pekerjaan dan kepuasan kerja di lingkungan akademik

2.5 Kerangka Berfikir

Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan bawahan dalam mengerjakan sebagian pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Hasibuan, 2001:42. Kepemimpinan transformasional berusaha membawa tiap-tiap individu dan tim bekerja melampaui status –quo. Pemimpin transformasional adalah seorang yang memiliki kekuatan untuk mendatangkan perubahan di dalam diri para anggota tim dan di dalam organisasi secara keseluruhan. Menurutnya kepemimpinan transformasional dapat digunakan bila diperlukan untuk meningkatkan kinerja O’Leary, 2001:21. Menurut Bass dalam Mutamimah, 2001:3 yang didukung oleh pendapat Yulk 1998:297 dan O’Leary 2001:22 terdapat beberapa dimensi kepemimpinan transformasional yaitu Charismatic Leadership Berkharisma yaitu pemimpin tersebut mempunyai power dan pengaruh. Karyawan dibangkitkan, sehingga mempunyai tingkat kepercayaan dan keyakinan. Pemimpin membangkitkan dan menyenangkan karyawannya dengan meyakinkan bahwa mereka mampu menyelesaikan sesuatu yang lebih besar dengan usaha ekstra; Inspirational Motivation Motivasi Inspirasional yaitu pemimpin transformasional selalu memotivasi dan merangsang bawahannya dengan menyiapkan pekerjaan yang berarti dan menantang, antusiasme dan optimisme ditunjukan. Pemimpin selalu mengkomunikasikan visi, misi dan harapan-harapan dengan tujuan agar bawahan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mencapai tujuan; Intellectual Stimulation Stimulasi Intelektual yaitu pemimpin selalu menstimuli bawahannya secara intelektual, sehingga mereka menjadi inovatif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang baru. Selain itu, pemimpin mengajarkan dengan melihat kesulitan sebagai masalah yang harus diselesaikan dan memberikan penyelesaian masalah secara rasional; Individualized Consideration Konsiderasi Individual yaitu pemimpin memberikan perhatian kepada karyawan secara individual, seperti : kebutuhan karyawan untuk berprestasi, memberikan gaji, memberi nasehat kepada karyawan sehingga karyawan dapat tumbuh dan berkembang. Dengan semuanya ini dampak yang timbul adalah kinerja karyawan diharapkan akan meningkat, dan dengan meningkatnya kinerja karyawan maka diharapkan kinerja organisasi juga akan meningkat. Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertindak karena satu alasan: untuk mencapai tujuan. Jadi motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang muncul dalam kekosongan. kata-kata kebutuhan, keinginan, hasrat dan dorongan, semuanya serupa dengan motif, yang merupakan asal dari kata motivasi. Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap kompensasi, dan persoalan SDM yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi motivasi menurut Mathis dan Jackson, 2006:114. Motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif. Dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. motivasi kerja yaitu sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat dan lemahnya motivasi seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecil prestasi kerja atau kinerjanya Anoraga, 2006:35. Menurut Teori hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh maslowbahwa yang mendorong orang mau bekerja adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan diri dan pengakuan dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan fisik yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan dan lain-lainnya. Keinginan memenuhi kebutuhan fisik ini merangsan seseorang berperilaku dan bekerja giat. Kebutuhan keamanan dan keselamatan yaitu kebutuhan akan keamanan dari ancaman, yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan. Kebutuhan sosial yaitu teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Kebutuhan penghargaan diri dan pengakuan yaitu kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan pretise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Kebutuhan akan aktualisasi diri yaitu dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan dan potensi optimal untuk mencapai pretasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain. Kinerja adalah tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Biasanya orang yang kinerjanya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, tetapi sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau berperformance rendah Vroom dalam As’ad, 1980:47. Menurut Bernardin dalam Robbins, 1998:260 dan James A. F. Stoner dan R.E. Freeman dalam Dharma, 2001:554 faktor yang mempengaruhi kinerja adalah Kualitas kerja, tingkat dimana hasil aktivitas yang dikehendaki mendekati sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktivitas, maupun memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dari suatu aktivitas; Kuantitas kerja yaitu jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan; Kuantitas yang diukur dari persepsi karyawan terhadap jumlah aktifitas yang ditugaskan beserta hasilnya; Pengetahuan mengenai pekerjaan yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya; Kerjasama yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain sesama amggota organisasi; Ketepatan waktu yaitu tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain; Efektivitas yaitu pemanfaatan waktu dalam menjalankan tugas, efektifitas menyelesaikan tugas yang dibebankan organisasi; Kemandirian yaitu tingkat dimana karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan atau bimbingan dari orang lain, diukur dari persepsi karyawan dalam melakukan fungsi kerjanya masing-masing, sesuai dengan tanggung jawabnya; Komitmen kerja yaitu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor; kedisiplinan yaitu tingkat dimana karyawan disiplin di dalam bekerja. Dengan melihat uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa faktor kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Jadi pola pemikiran yang terbentuk adalah sebagai berikut : Gambar 1 Kerangka Berfikir Kinerja Y 1. Kualitas kerja 2. Kuantitas kerja 3. Pengetahuan mengenai pekerjaan 4. Kerjasama 5. Ketepatan waktu 6. Efektivitas 7. Kemandirian Motivasi kerja 1. Kebutuhan fisik 2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan 3. Kebutuhan sosial 4. Kebutuhan penghargaan diri dan pengakuan Kepemimpinan Transformasional 1. Charismatic Leadership Kharismatik 2. Inspirational Motivation Motivasi inspiratif 3. Intellectual Stimulation Stimulasi intelektual 4. Individualized Consideration Konsiderasi individual

2.6 Hipotesis