Efektivitas Kemandirian PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI JAWA TENGAH

f. Efektivitas

Tabel 4.20 Kriteria indikator efektivitas Interval Skor Interval Kriteria 1.285,2 – 1.530 84 ≤ 100 Sangat Baik 1.040,8 – 1.285,2 68 ≤ 84 Baik 795,6 – 1.040,8 52 ≤ 68 Cukup Baik 550,8 – 795,6 36 ≤ 52 Kurang Baik 306 – 550,8 20 ≤ 36 Tidak Baik Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan hasil penelitian indikator efektivitas yang terlihat pada lampiran diperoleh skor total sebesar 881 dan dengan skor maksimal sebesar 1.530, jadi dapat dihitung deskriptif persentasenya adalah skor total : skor maksimal x 100 = 881 : 1.530 x 100 = 57,58. Berdasarkan kriteria pada tabel 4.20, indikator efektivitas termasuk di dalam kategori cukup baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa karyawan yang kurang mampu menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan yang ditentukan. Dan masih kurangnya memanfaatkan sumber daya yang ada untuk digunakan semaksimal mungkin dalam bekerja.

g. Kemandirian

Tabel 4.21 Kriteria indikator kemandirian Interval Skor Interval Kriteria 1.285,2 – 1.530 84 ≤ 100 Sangat Baik 1.040,8 – 1.285,2 68 ≤ 84 Baik 795,6 – 1.040,8 52 ≤ 68 Cukup Baik 550,8 – 795,6 36 ≤ 52 Kurang Baik 306 – 550,8 20 ≤ 36 Tidak Baik Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan hasil penelitian indikator kemandirian yang terlihat pada lampiran diperoleh skor total sebesar 865 dan dengan skor maksimal sebesar 1.530, jadi dapat dihitung deskriptif persentasenya adalah skor total : skor maksimal x 100 = 865 : 1.530 x 100 = 56,54. Berdasarkan kriteria pada tabel 4.21, indikator kemandirian termasuk di dalam kategori cukup baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa karyawan didalam melaksanakan pekerjaan memerlukan bimbingan atau petunjuk dari pimpinan atau rekan kerja, sehingga tidak adanya kemandirian karyawan didalam bekerja. h. Komitmen kerja Tabel 4.22 Kriteria indikator komitmen kerja Interval Skor Interval Kriteria 1.285,2 – 1.530 84 ≤ 100 Sangat Baik 1.040,8 – 1.285,2 68 ≤ 84 Baik 795,6 – 1.040,8 52 ≤ 68 Cukup Baik 550,8 – 795,6 36 ≤ 52 Kurang Baik 306 – 550,8 20 ≤ 36 Tidak Baik Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan hasil penelitian indikator komitmen kerja yang terlihat pada lampiran diperoleh skor total sebesar 914 dan dengan skor maksimal sebesar 1.530, jadi dapat dihitung deskriptif persentasenya adalah skor total : skor maksimal x 100 = 914 : 1.530 x 100 = 59,74. Berdasarkan kriteria pada tabel 4.22, indikator komitmen kerja termasuk di dalam kategori cukup baik. . Jadi dapat disimpulkan bahwa karyawan kurang berkomitmen terhadap tanggung jawab pekerjaan dan tidak mematuhi semua peraturan yang ditetapkan ditempat bekerja, sebagai contoh adalah mangkir didalam bekerja.

4.1.2.2 Analisis regresi linier berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variable bebas dengan variabel terikat yaitu antara variabel kepemimpianan transformasional X1 dan motivasi kerja X2 terhadap variabel kinerja Y . Hasil dari analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 16 adalah sebagai berikut : Tabel 4.23 Hasil output SPSS 16 analisis regresi linier berganda Coefficients a Model Unstandardize d Coefficients Standardiz ed Coefficien ts t Sig . Correlations B Std. Error Beta Zero - order Partial Part 1 Constant .301 3.052 .099 .92 1 Kepemimpinan Transformasio nal .728 .095 .419 7.63 8 .00 .627 .529 .384 Motivasi .513 .054 .520 9.46 9 .00 .687 .612 .477 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4.23 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 0,301 + 0,728 + 0,513 Persamaan diatas mengandung makna : 1. Konstanta sebesar 0,301. Bahwa tanpa melibatkan variabel kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja, atau dengan kata lain jika skor kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja adalah nol maka kinerja karyawan akan tetap. 2. Koefisien regresi variabel kepemimpinan transformasional sebesar 0,728. Bahwa setiap peningkatan kepemimpinan transformasional sebesar satu satuan dan motivasi kerja tetap maka kinerja karyawan karyawan akan meningkat. 3. Koefisien regresi variabel motivasi kerja sebesar 0,513. Bahwa setiap peningkatan motivasi kerja sebesar satu satuan dan kepemimpinan transformasional tetap maka kinerja karyawan akan meningkat.

4.1.2.3 Uji hipotesis

a. Uji simultan Uji f