2.3.5 Perkembangan Sosial Tunagrahita
Pada anak tunagrahita perkembangan sosial dipengaruhi oleh kedua komponen seperti pada anak normal lainnya yaitu kematangan dan belajar.
Drew dalam Suharmini 2009 : 158 menjelaskan tentang perkembangan sosial ini dalam 4 periode sebagai berikut : 1 Anak tunagrahita pada periode bayi
sampai kanak-kanak usia pra-sekolah : Keterbatasan inteligensi yang dimiliki anak tunagrahita menyebabkan anak kesulitan untuk belajar tentang lingkungan
sehingga anak menjadi sulit untuk menemukan kepercayaan. 2 Anak tunagrahita pada periode sekolah : Berdasarkan teori Rotter tentang belajar sosial, kesuksesan
merupakan reinforcement bagi anak. Anak tunagrahita juga mempunyai harapan untuk sukses, namun dalam kenyataannya anak tunagrahita jauh dari sukses, terus
menerus mengalami kegagalan, sehingga sulit untuk mendapatkan reinforcement. 3 Tunagrahita remaja : Perkembangan sosial remaja lebih ditekankan pada
sosialisasi, penampilan, rekreasi dan penggunaan waktu luang. 4 Tunagrahita dewasa : Perkembangan sosial lebih ditekankan pada kemampuan hidup di
tengah-tengah masyarakat banyak, dengan keterbatasannya. Pada tunagrahita dewasa diharapkan anak sudah memiliki kemandirian sosial.
2.3.6 Perkembangan Emosi Tunagrahita
Reiss dalam Suharmini 2009 : 164 mengatakan bahwa anak tunagrahita sering mengalami gangguan emosi dan masalah-masalah perkembangan emosi
sehubungan dengan kemampuannya yang rendah. Perkembangan emosi anak tunagrahita lebih lambat dibandingkan dengan anak normal. Anak tunagrahita
sering menunjukkan perilaku impulsif, adanya gangguan emosi seperti agresif dan withdrawl.
2.3.7 Perkembangan Kepribadian Tunagrahita
Ada 2 teori yang digunakan untuk menerangkan kepribadian anak tunagrahita yaitu : 1 Teori Sifat : Pada teori sifat, kepribadian anak tunagrahita
yaitu neurotis. Anak menunjukkan kekhawatiran , perasaan tidak aman. Anak tunagrahita selalu ingin dekat dengan orang lain, cemas, selalu ingin dibantu,
tergantung orang lain, banyak dikontrol oleh lingkungan. 2 Teori Kepribadian Zigler‟s : Zigler dalam Suharmini 2009 : 166 mengemukakan bahwa struktur
kepribadian atau pola perilaku anak tunagrahita pada umumnya sama. Kesamaan pola perilaku itu sebagai konsekwensi dari pengalaman-pengalaman sosial yang
cenderung sama.
2.3.8 Karakteristik Tunagrahita