penelitian, dan orang yang terdekat serta yang mengikuti perkembangan narasumber primer dijadikan sebagai narasumber sekunder. Melalui sub unit
analisis tersebut akan digali berbagai informasi yang berkaitan dengan perilaku seksual remaja tunagrahita. Adapun tabel unit analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Unit Analisis
Unit Analisis
Sub Unit Analisis Narasumber
Primer Sekunder
Faktor-faktor Penyebab
Perilaku Seksual
Menyimpang pada
Remaja Tunagrahita
1. Faktor Biologis
Meningkatnya libido karena perubahan hormon
remaja 2.
Faktor Psikologis Penundaan usia
perkawinan 3.
Faktor Sosial dan Kultural Adanya pandangan bahwa
seks adalah hal yang tabu Kurangnya informasi
mengenai seks Pergaulan remaja yang
semakin bebas ν
ν ν
ν
ν
ν ν
ν
3.3 Sumber Data
Berdasarkan pada fokus kajian penelitian mengenai perilaku seksual remaja tunagrahita, maka narasumber primer yang diambil pada penelitian
kualitatif ini adalah remaja tunagrahita yang memiliki karakteristik dan dipilih melalui pertimbangan tertentu. Disini peneliti mengambil dua narasumber utama.
Pemilihan narasumber primer dilakukan dengan cara studi pendahuluan yang dilakukan terhadap remaja tunagrahita SLB N Semarang, kemudian disesuaikan
dengan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya, kriterianya yaitu: 1 Remaja penyandang tunagrahita 2 Remaja tunagrahita yang perilaku seksualnya
menyimpang 3 Remaja tunagrahita yang berusia 12-21 tahun. Selain narasumber utama, peneliti juga mengumpulkan data dari
narasumber sekunder pendukung yaitu keluarga dan guru dari kedua subjek. Mereka dapat memberikan informasi seputar fokus kajian yang mendukung data
hasil temuan.
3.4 Metode dan Alat Pengumpul Data
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif. Pada proses penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci. Interaksi yang terjadi
antara peneliti dan narasumber diharapkan mampu mengungkap permasalahan sampai tuntas. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara,
observasi dan dokumentasi. Di dalam proses pengumpulan data diperlukan metode yang benar agar data yang diperoleh akurat dan relevan. Ciri khas
penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta. Pengamatan berperan serta pada dasarnya mengadakan pengamatan dan
mendengarkan secara secermat mungkin sampai pada yang sekecil-kecilnya sekalipun Moleong, 2005 : 163-164.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode observasi dan wawancara. Hal ini dilakukan supaya dapat
membantu dan memudahkan peneliti dalam mengolah dan menganalisis data temuan.
3.4.1 Observasi
Metode observasi digunakan untuk memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek
dalam fenomena tersebut Rahayu dan Ardani 2004: 1. Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk mendeskripsikan setting penelitian yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang sedang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian yang diamati tersebut.
Hal-hal yang diamati oleh peneliti dalam kehidupan narasumber penelitian antara lain :
a. Kondisi Umum Narasumber
1 Kondisi fisik narasumber
2 Kondisi tempat tinggal narasumber
3 Lokasi kegiatan narasumber
b. Aktivitas Narasumber
c. Dinamika Psikologis Narasumber
1 Karakter narasumber
2 Kecenderungan perilaku yang tampak atau kebiasaan narasumber
3 Sikap yang ditampilkan narasumber pada saat observasi
d. Interaksi Sosial Narasumber
1 Hubungan narasumber dengan keluarga
2 Hubungan narasumber dengan teman
3 Hubungan narasumber dengan masyarakat
Observasi dilakukan dengan mendatangi langsung narasumber baik di rumah atau di luar rumah. Dalam melakukan observasi peneliti berada di
lingkungan sekolah dan tempat tinggal narasumber. Observasi dilakukan dengan pengamatan terhadap perilaku narasumber sehari-hari guna melengkapi data.
Teknik observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi non partisipan. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui bagaimana
gambaran perilaku seksual pada subjek. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini adalah checklist. Checklist
adalah suatu daftar pernyataan yang memuat aspek-aspek yang mungkin terdapat dalam suatu situasi, tingkah laku, atau kegiatan individu yang sedang diamati.
Semua aspek yang akan diobservasi dijabarkan dalam suatu daftar sehingga pada waktu observasi, observer pengamat tinggal membubuhkan tanda cek terhadap
ada atau tidak adanya aspek-aspek yang menjadi pusat perhatian bagi diri individu atau kejadian yang diobservasi.
3.4.2 Wawancara
Berkaitan dengan wawancara, Moleong 2005: 186 menjelaskan bahwa “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Wawancara menggunakan wawancara kualitatif yaitu wawancara dilakukan bila peneliti bermaksud memperoleh pengetahuan tentang makna-
makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan
bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Dalam wawancara ini peneliti menggali informasi-informasi yang berhubungan dengan konteks
penelitian sesuai dengan unit analisis. Tujuan menggunakan metode wawancara dalam penelitian kualitatif adalah karena di dalam bidang psikologi, wawancara
dapat digunakan untuk mencapai tujuan utama, yaitu sebagai alat pengukur psikologis dan pengumpul data penelitian. Data yang diperoleh dari wawancara
akan diinterpretasi untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang subjek, melakukan diagnosis permasalahan dan usaha mengatasi masalah tersebut.
Wawancara adalah “metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik, dan berlandaskan kepada tujuan
penyelidikan”. Hadi 1993 dalam Rahayu 2004: 63. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur
yaitu “wawancara yang menggunakan interview guide pedoman wawancara yang dibuat berupa daftar pertanyaan, tetapi tidak berupa kalimat-kalimat yang
permanen mengikat” Rahayu dan Ardani 2004: 79. Dalam wawancara semi struktur diberikan kebebasan yang akan memberikan kesempatan untuk
mengontrol kekakuan dan kebekuan proses wawancara.
Untuk memperoleh data sesuai yang diharapkan, maka langkah- langkah yang ditempuh peneliti dalam melaksanakan wawancara interview adalah sebagai
berikut: 1.
Mencari informasi dari berbagai sumber melalui studi pustaka maupun dari informan mengenai perilaku seksual remaja tunagrahita sehingga
terbentuklah suatu
daftar pertanyaan
sebagai pedoman
dalam mengumpulkan data dari subjek penelitian.
2. Menciptakan hubungan yang baik rapport dengan subjek yang akan
diwawancarai. Peneliti perlu membangun rapport yang baik dengan subjek sehingga dapat mengetahui kesiapan dan penerimaan subjek
terhadap peneliti. Tujuan menjalin rapport adalah untuk menciptakan suasana saling menghargai, mempercayai, memberi, dan menerima,
bekerja sama, memberi rasa aman dan perhatian, oleh karena itu tugas peneliti tidak hanya terbatas untuk mendapatkan informasi, melainkan
membuat suasana wawancara yang sebaik-baiknya. 3.
Peneliti menggunakan alat bantu recording yaitu handphone sebagai alat perekam hasil wawancara penelitian terhadap subjek.
4. Melakukan pencatatan terhadap hasil wawancara taking note agar
peneliti dapat mencatat ekspresi subjek ketika menjawab pertanyaan.
3.5 Analisis Data
Bodgan dan Biklen dalam Moleong 2005 : 248 mendefinisikan analisis data penelitian kualitatif sebagai “upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensitesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.
Analisis data dilakukan pada saat mengumpulkan data dan setelah pengumpulan data. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut : a. Reduksi data
Pada tahap ini peneliti melakukan pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dari hasil wawancara, abstraksi dan transformasi data kasar yang
diperoleh di lapangan, kemudian memilih data yang relevan dan kurang relevan dengan tujuan penelitian.
b. Penyajian data Setelah data-data itu terkumpul kemudian peneliti menyajikan data-data
yang sudah dikelompokkan tadi dengan penyajian dalam bentuk narasi dengan tujuan atau harapan setiap data tidak lepas dari kondisi permasalahan yang ada
dan peneliti bisa lebih mudah dalam melakukan pengambilan kesimpulan. c. Menarik kesimpulan
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam hasil penelitian ini, maka analisis dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan jalan membandingkan data
yang diperoleh. Dalam penelitian ini data-data yang sudah didapatkan sebelumnya, kemudian peneliti bandingkan dengan data-data hasil wawancara
dengan subjek dan informan yang bertujuan untuk menarik kesimpulan. Proses analisis data mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan
dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan. Proses berjalannya analisis data kualitatif menurut Seiddel dalam
Moleong 2005: 248 sebagai berikut:
Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri; mengumpulkan,
memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat iktisar dan membuat indeksnya; berfikir, dengan jalan membuat
agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan
umum. Analisis data dalam penelitian ini lebih memfokuskan berjalannya
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
3.6 Keabsahan Data