3 Hubungan narasumber dengan masyarakat
Observasi dilakukan dengan mendatangi langsung narasumber baik di rumah atau di luar rumah. Dalam melakukan observasi peneliti berada di
lingkungan sekolah dan tempat tinggal narasumber. Observasi dilakukan dengan pengamatan terhadap perilaku narasumber sehari-hari guna melengkapi data.
Teknik observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi non partisipan. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui bagaimana
gambaran perilaku seksual pada subjek. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini adalah checklist. Checklist
adalah suatu daftar pernyataan yang memuat aspek-aspek yang mungkin terdapat dalam suatu situasi, tingkah laku, atau kegiatan individu yang sedang diamati.
Semua aspek yang akan diobservasi dijabarkan dalam suatu daftar sehingga pada waktu observasi, observer pengamat tinggal membubuhkan tanda cek terhadap
ada atau tidak adanya aspek-aspek yang menjadi pusat perhatian bagi diri individu atau kejadian yang diobservasi.
3.4.2 Wawancara
Berkaitan dengan wawancara, Moleong 2005: 186 menjelaskan bahwa “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Wawancara menggunakan wawancara kualitatif yaitu wawancara dilakukan bila peneliti bermaksud memperoleh pengetahuan tentang makna-
makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan
bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Dalam wawancara ini peneliti menggali informasi-informasi yang berhubungan dengan konteks
penelitian sesuai dengan unit analisis. Tujuan menggunakan metode wawancara dalam penelitian kualitatif adalah karena di dalam bidang psikologi, wawancara
dapat digunakan untuk mencapai tujuan utama, yaitu sebagai alat pengukur psikologis dan pengumpul data penelitian. Data yang diperoleh dari wawancara
akan diinterpretasi untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang subjek, melakukan diagnosis permasalahan dan usaha mengatasi masalah tersebut.
Wawancara adalah “metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik, dan berlandaskan kepada tujuan
penyelidikan”. Hadi 1993 dalam Rahayu 2004: 63. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur
yaitu “wawancara yang menggunakan interview guide pedoman wawancara yang dibuat berupa daftar pertanyaan, tetapi tidak berupa kalimat-kalimat yang
permanen mengikat” Rahayu dan Ardani 2004: 79. Dalam wawancara semi struktur diberikan kebebasan yang akan memberikan kesempatan untuk
mengontrol kekakuan dan kebekuan proses wawancara.
Untuk memperoleh data sesuai yang diharapkan, maka langkah- langkah yang ditempuh peneliti dalam melaksanakan wawancara interview adalah sebagai
berikut: 1.
Mencari informasi dari berbagai sumber melalui studi pustaka maupun dari informan mengenai perilaku seksual remaja tunagrahita sehingga
terbentuklah suatu
daftar pertanyaan
sebagai pedoman
dalam mengumpulkan data dari subjek penelitian.
2. Menciptakan hubungan yang baik rapport dengan subjek yang akan
diwawancarai. Peneliti perlu membangun rapport yang baik dengan subjek sehingga dapat mengetahui kesiapan dan penerimaan subjek
terhadap peneliti. Tujuan menjalin rapport adalah untuk menciptakan suasana saling menghargai, mempercayai, memberi, dan menerima,
bekerja sama, memberi rasa aman dan perhatian, oleh karena itu tugas peneliti tidak hanya terbatas untuk mendapatkan informasi, melainkan
membuat suasana wawancara yang sebaik-baiknya. 3.
Peneliti menggunakan alat bantu recording yaitu handphone sebagai alat perekam hasil wawancara penelitian terhadap subjek.
4. Melakukan pencatatan terhadap hasil wawancara taking note agar
peneliti dapat mencatat ekspresi subjek ketika menjawab pertanyaan.
3.5 Analisis Data