tempat tinggal subjek, rata-rata penduduk Kecamatan Tembalang memiliki mata pencaharian sebagai PNS dan Karyawan swasta. Di sekitar lingkungan rumah
subjek BN hampir setiap hari terlihat sepi dan tidak terlalu banyak orang berlalu- lalang. Di wilayah Gayamsari Selatan III jumlah penduduknya 77.255 ribu jiwa
yang terdiri dari : laki-laki sebanyak 38.691 jiwa dan perempuan 38.564 jiwa. Subjek kedua yaitu KS, subjek bertempat tinggal di Ndurenan Indah
Semarang. Secara administratif subjek KS juga tinggal di Kecamatan Tembalang. Subjek KS bertempat tinggal di Kelurahan Mangunharjo. Kelurahan Mangunharjo
terletak diantara Kelurahan Sambiroto dan Kelurahan Bukit Kencana Jaya. Di Kelurahan Mangunharjo terdapat 6 RW dan masing-masing RW terdiri dari 10
RT. Rumah subjek sendiri terletak di pinggir perumahan Salsabila Ndurenan Indah. Lingkungan sekitar tempat tinggal subjek terlihat sepi karena sebagian
besar penduduknya bekerja sebagai petani, PNS dan karyawan swasta.
4.2 Proses Penelitian
4.2.1 Pelaksanaan Penelitian
Proses pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 1 April 2013 sampai dengan 18 Mei 2013. Diawali dengan mempersiapkan hal-hal yang
dibutuhkan dalam proses penelitian seperti membuat pedoman observasi dan wawancara penelitian, mencari informasi mengenai tempat penelitian, dan
perizinan penelitian. Pertama peneliti meminta ijin kepada orangtua dari subjek penelitian, setelah itu peneliti membuat surat ijin penelitian dari Fakultas dan
menyerahkannya langsung ke pihak sekolah yaitu bagian TU SLB Negeri
Semarang kemudian barulah peneliti diijinkan untuk melakukan penelitan di SLB Negeri Semarang oleh guru pendamping dari subjek yaitu Ibu AB, AC, BC dan
Pak BD. Guru pendamping membantu peneliti dalam melakukan observasi terhadap subjek, selain itu hasil observasi dari guru dijadikan sebagai rater
pembanding. Guru pendamping juga dijadikan sebagai informan dalam wawancara. Peneliti menjelaskan kepada guru tentang tujuan dilakukannya
penelitian dan juga membangun raport yang baik dengan guru maupun ibu subjek agar penelitian dapat berjalan dengan lancar.
Peneliti memutuskan untuk mulai melakukan penelitian mulai tanggal 1 April 2013. Penelitian dilakukan, pertama peneliti berangkat ke SLB N Semarang
dimana subjek setiap harinya berada di sekolah dari pukul 07.30 sampai dengan selesai. Sesampainya disana, peneliti masuk ke dalam kelas subjek BN, lalu
berbincang sebentar dengan guru pendamping. Peneliti meminta bantuan pada guru pendamping untuk juga melakukan observasi kepada subjek. Peneliti
melakukan observasi pada subjek BN selama dua minggu mulai dari hari senin sampai dengan sabtu pada jam sekolah, lalu pada minggu berikutnya peneliti
masuk ke dalam kelas subjek 2 yaitu KS, dan meminta guru pendamping untuk melakukan observasi juga terhadap subjek, namun karena KS sering tidak masuk
sekolah, maka peneliti juga meminta pada ibu subjek untuk mengamati KS di rumah agar observasi tetap berjalan lancar. Peneliti juga mendatangi rumah KS
untuk mengetahui bagaimana kegiatannya di rumah. Peneliti melakukan observasi pada KS selama satu minggu.
Subjek pertama penelitian yaitu BN, ia adalah remaja tunagrahita sedang berjenis kelamin laki-laki yang memiliki inteligensi 40. BN pernah memiliki
kasus dengan teman laki-lakinya. BN dan temannya tersebut pernah melakukan hubungan intim oral seks sehingga terjadi ejakulasi. BN sebenarnya adalah anak
yang humoris, namun ia juga mempunyai sifat yang pemarah dan mudah terpancing emosinya apabila digoda oleh teman-temannya atau orang
disekitarnya. Sedangkan subjek kedua yaitu KS, ia adalah seorang remaja laki-laki tunagrahita berat. KS memiliki kasus yaitu ia hampir setiap hari melakukan onani
di rumah, ia juga suka bermain dengan alat kelaminnya dan apabila di kelas sering menggesekkan badannya ke matras, menempelkan badannya dan menggesekkan
alat kelaminnya ke badan gurunya dari belakang dengan gerakan maju mundur. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasi dan
wawancara. Metode yang digunakan pada subjek penelitian narasumber primer hanya observasi saja dan tidak menggunakan wawancara karena subjek penelitian
sulit untuk diajak berkomunikasi, oleh sebab itu peneliti hanya melakukan observasi sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti melakukan wawancara
hanya kepada informan, yaitu ibu dan guru pendamping subjek. Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat menghasilkan data yang akurat. Alat
yang dipakai untuk merekam adalah handphone. Peneliti meminta ijin terlebih dahulu pada informan untuk melakukan wawancara. Setelah memperoleh ijin dari
ibu dan juga guru pendamping, peneliti mulai melakukan wawancara dan menggali informasi dari informan. Hingga akhirnya pada tanggal 18 Mei 2013
peneliti telah selesai melakukan seluruh rangkaian proses penelitian mengenai
perilaku seksual remaja tunagrahita studi kasus pada remaja di SLB N Semarang.
4.2.2 Kendala dalam Penelitian