12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anak Usia Dini
1. Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun Patmonodewo, 1995:16. Anak prasekolah adalah pribadi yang
mempunyai berbagai potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal.
Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah. Taman Kanak-kanak adalah salah
satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan
dasar. Tahun-tahun prasekolah erat kaitannya dengan keutamaan
pengembangan kepribadian dan sosial bagi anak-anak muda. Masa prasekolah anak-anak tidak lagi sepenuhnya tergantung pada orang tua
mereka, di mana anak-anak prasekolah mulai menempuh perjalanan panjang untuk menjadi mahir berfungsi pada dunia mereka sendiri.
Selama anak usia dini usia 2-6 tahun, anak-anak mendapatkan beberapa rasa yang terpisah dan independen dari orang tua mereka Damim,
Sudarwan. 2011:53. Menurut Erikson, tugas anak usia dini adalah untuk
13 mengembangkan otonomi atau arah-diri usia 1-3 tahun, serta inisiatif
atau kemandirian usia 3-6 tahun. Pendidikan prasekolah merupakan suatu pendidikan yang berbeda
dari pendidikan formal. Perbedaan itu mencakup lama belajar maupun tujuan, serta materi pelajaran yang disajikan. Istilah Prasekolah
menunjukkan pengertian bahwa anak mengikutinya sebelum masuk sekolah formal yaitu Sekolah Dasar. Dengan demikian pendidikan
prasekolah adalah suatu pendidikan yang diikuti oleh anak sebelum masuk kelas I Sekolah Dasar. Biasanya anak menginjak usia 6-7 Tahun se
waktu mengakhiri pendidikan prasekolahnya Sulistyaningsih, Wiwiek. 2008 : 40. Pada tahap perkembangan anak usia prasekolah ini, anak
mulai menguasai berbagai ketrampilan fisik, bahasa, dan anak pun mulai memiliki rasa percaya diri untuk mengeksplorasi kemandiriannya
Hurlock, 1997:113. Perkembangan anak dapat dibantu dengan lebih baik lagi melalui
pendidikan prasekolah, asalkan diberikan sesuai dengan kemampuan dan tahap perkembangan anak. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa
lingkungan pendidikan yang kaya akan rangsangan mental memungkinkan anak mewujudkan bakatnya secara optimal. Banyak anak
yang mengalami hambatan dalam perkembangan mentalnya karena kurang memperoleh stimulasi yang mereka butuhkan. Dengan demikian,
14 mereka juga menjadi kurang siap untuk pendidikan di Sekolah Dasar
munandar, 1983 dalam Sulistyaningsih, Wiwiek. 2008: 41. Pendidikan prasekolah dapat dibedakan jenisnya menurut usia anak
yang mengikutinya atau tujuan diselenggarakannya program tersebut. Di Indonesia dikenal adanya Taman Kanak-Kanak, Kelompok bermain atau
Play Group dan Tempat Penitipan Anak, yang kesemuanya itu memungkinkan untuk diberikannya stimulasi perkembangan anak
Sulistyaningsih, Wiwiek. 2008: 42 Masa prasekolah merupakan masa-masa untuk bermain dan mulai
memasuki taman kanak-kanak. Waktu bermain merupakan sarana untuk tumbuh dalam lingkungan dan kesiapannya dalam belajar formal
Gunarsa, 2004. Pada tahap perkembangan anak usia prasekolah ini, anak mulai menguasai berbagai ketrampilan fisik, bahasa, dan anak pun mulai
memiliki rasa percaya diri untuk mengeksplorasi kemandiriannya Hurlock, 1997:113.
Lebih lanjut Menurut Hurlock 1997:108 ciri-ciri anak usia prasekolah meliputi fisik, motorik, intelektual, dan sosial. Ciri fisik anak
prasekolah yaitu otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Anak prasekolah mempergunakan gerak dasar seperti
berlari, berjalan, memanjat, dan melompat sebagai bagian dari permainan mereka. Kemudian secara motorik anak mampu memanipulasi obyek
kecil, menggunakan balok-balok dan berbagai ukuran dan bentuk. Selain
15 itu juga anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri, dan cemburu.
Hal ini timbul karena anak tidak memiliki hal-hal yang dimiliki oleh teman sebayanya. Sedangkan secara sosial anak mampu menjalani kontak
sosial dengan orang-orang yang ada di luar rumah, sehingga anak mempunyai minat yang lebih untuk bermain pada temannya, orang-orang
dewasa, saudara kandung di dalam keluarganya. Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan canda dan tawa yang
penuh dengan kegembiraan, sehingga orang dewasa akan ikut terhibur dengan melihat tingkah mereka, demikianlah gambaran karakter seorang
anak, Siti Aisyah, 2008:13. Ada beberapa definisi tentang anak usia dini baik ditinjau dari sisi umur, psikologis, maupun secara fisik, antaranya:
a. Anak usia dini adalah anak yang berda dalam rentang usia 0- 8 tahun yang tercakup dalam proram pendidikan di Taman
Penitipan Anak TPA, pendidikan Pra-sekolah, TK Taman Kanak – kanak dan sekolah dasar baik negeri maupun
swasta. b. Sedangkan dalam Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun 0 – 6 tahun, yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
16 pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar
anak memilki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut Depdiknas, 2003.
Bermain adalah bagian hidup yang terpenting dalam kehidupan anak, kesenangan dan kecintaan anak bermain ini dapat digunakan sebagai
kesempatan untuk mempelajari hal–hal yang konkrit, sehingga daya cipta, imajinasi dan kreativitas anak akan dapat berkembang. Teori
perkembangan anak menurut para ahli antara lain teori Piaget Teori Perkembangan Kognitif, teori ini berkaitan dengan bagaimana seorang
anak belajar melalui tindakan yang dilakukannya, sehingga pemahaman dibangun melalui action, sehingga teori ini sering disebut juga dengan
teori ”contructivism”. Dengan kata lain anak dapat memahami suatu konsep melalui pengalaman konkrit.
Sedangkan menurut Erik Erikson Teori Perkembangan Emosi, mengatakan bahwa perkembangan jiwa anak dan ini sangat tergantung
pada peran orang tua dan guru. Setiap anak akan dihadapkan pada dua keadaan yang sangat bertolak belakang, yaitu emosi pasif dan negatif.
Pada setiap tahap perkembangan seseorang akan mengalami konflik tarik menarik antara kedua emosi tersebut, keberhasilan dalam mengelola
konflik tersebut apabila anak dapat mencapai emosi positif. Dan masih banyak lagi pendapat para ahli yang mengulas tentang perkembangan
anak.
17
2. Karakteristik Anak Usia Taman Kanak-kanak