49 media. Erikson, berpendapat bahwa “Bermain peran mikro adalah satu
metode yang dilakukan anak ketika memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh benda-benda berukuran kecil”.
Seiring dengan pendapat tersebut, Tarigan 2008: 1 berpendapat bahwa “Micro play adalah anak bermain peran dengan menggunakan dua
boneka”. Anak dikatakan sedang bermain peran mikro ketika ia bermain dengan benda-benda berukuran kecil. Ia menjadi sutradara dan
melakonkan peran melalui boneka-boneka dan alat bermain kecil lainnya. Bermain peran mikro sering dimainkan oleh anak-anak usia prasekolah,
karena pada usia ini anak memiliki daya imajinasi yang kuat dan terkadang anak masih memiliki teman khayalan.
6. Manfaat Bermain Peran
Sering kali kita menyaksikan anak-anak bermain dokter-dokteran, atau penjahat dan polisi, atau menjadi tukang masak, pura-pura menjadi
seorang ibu dengan berbagai aktivitasnya. Ini adalah hal baik yang seharusnya jangan dilarang, dengan permainan ini anak-anak berimajinasi
dan belajar memahami dunia sekitarnya. Permainan imajinatif ini tidak hanya mendorong perkembangan intelektualnya akan tetapi juga melatih
aspek perkembangan anak. Hal ini mencakup antara lain : a. Kemampuan sosial, sambil bermain anak akan belajar berbagi,
berkomunikasi dan berinteraksi serta mudah bekerjasama dengan orang lain.
50 b. Kemampuan mengelola emosi, bahwa anak akan memahami
perasaan takut, kecewa sedih, semangat marah dan cemburu, melalui imajinasi yang dibangunnya sendiri. Dan secara otomatis
akan mendorong kemampuan anak berempati dengan perasaan orang lain.
c. Kreativitas, sebenarnya dengan bermain peran seperti pura-pura menidurkan anaknya dengan bonekanya kemungkinan besar ia
akan mendapatkan nilai lebih dari pada anak-anak yang tidak pernah bermain peran ini.
d. Disiplin, anak-anak akan mengadakan aturan-aturan permainannya sendiri-sendiri, sehingga anak-anak akan mematuhi peraturan yang
telah disepakatinya. e. Keluwesan, permainan peran ini akan membantu anak mengatasi
ketakutan dan kesalahpahaman tentang berbagai perubahan dalam kehidupan mereka.
Bermain peran merupakan suatu aktivitas anak yang alamiah, karena sesuai dengan cara berfikir anak usia dini, yaitu berfikir simbolik
menurut teori Piaget . Banyak ahli yang meneliti dan member perhatian terhadap aktivitas anak usia dini, dan menghasilkan penemuan dan teori
yang menjadi dasar keilmuan bagi kajian bermain peran. Dalam metode bermain peran, selain ada tujuan dan manfaat dalam bermain peran, juga
ada kelebihan dalam kegiatan bermain peran, antara lain :
51 a. Melibatkan anak secara aktif dalam pembelajaran yang
dibangunnya sendiri. b. Anak memperoleh umpan balik yang cepat.
c. Memungkinkan siswa mempraktekan ketrampilan berkomunikasi d. Bermain peran sangat menarik minat dan antusias anak.
e. Membuat guru dapat mengajar pada ruang lingkup yang luas, dalam mengoptimalkan kemampuan banyak anak pada waktu yang
bersamaan. f. Mendukung anak untuk berfikir kritis dan analisis.
Menciptakan percobaan situasi kehidupan dengan lingkungan yang nyata. Selain ada kelebihan dalam metode bermain peran, juga tentu ada
kelemahannya, yaitu perlunya dibangun imajinasi yang sama antara guru dan anak, dan itu tentu tidak mudah, karena bermain peran menekankan
pada imajinasi, kreativitas, inisiatif, dan spontanitas dari anak. Untuk itu guru perlu perencanaan yang matang, sehingga akan memperoleh hasil
optimal.
52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian tindakan kelas dalam bentuk proses
pengkajian yang terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan secara berulang atau
disebut siklus. Dalam penelitian peningkatan kemandirian anak dengan metode
bermain peran di TK Pertiwi Jatirokeh Songgom Brebes dilaksanakan dengan tiga siklus.
Gambar I : Bagan Tahapan Dalam Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan SIKLUS I
Observasi
Perencanaan SIKLUS II
Observasi dst
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan