52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian tindakan kelas dalam bentuk proses
pengkajian yang terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan secara berulang atau
disebut siklus. Dalam penelitian peningkatan kemandirian anak dengan metode
bermain peran di TK Pertiwi Jatirokeh Songgom Brebes dilaksanakan dengan tiga siklus.
Gambar I : Bagan Tahapan Dalam Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan SIKLUS I
Observasi
Perencanaan SIKLUS II
Observasi dst
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
53
B. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian di lakukan di TK Pertiwi Jatirokeh-Songgom Brebes. Waktu penelitian tanggal 1 November 2013sampai 15 Desember 2013
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah anak TK Pertiwi Jatirokeh-Songgom Brebes kelompok A yang berjumlah 20 anak dari populasi sebanyak 32 anak.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian kegiatan bermain peran untuk kemandirian anak menggunakan instrumen observasi, dan dokumen foto.
E. Penelitian Tindakan Kelas
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Dalam Penelitian Tindakan Kelas siklus I peneliti menggunakan tema : Pekerjaan dan sub tema : Tukang potong rambut, adapun
pelaksanaanya sebagai berikut :
a. Persiapan
1 Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran antara lain membuat Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan
Harian dengan tema Pekerjaan dan sub tema Tukang potong Rambut
2 Peneliti membuat lembar pengamatan untuk guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tentang bermain peran yaitu
54 berupa lembar observasi yang lebih berorientasi untuk
mengevaluasi tentang aspek kemandirian anak. 3 Peneliti menyiapkan setting area tempat potong rambut beserta
kelengkapannya antara lain: gunting, jepitan, hair sprey, sisir, kacadan lain-lain .
b. Pelaksanaan
1 Guru mengkondisikan anak duduk dengan tenang 2 Guru menjelaskan peran tentang tukang cukur yang akan dilakukan
oleh masing-masing anak, dengan tugas yang berbeda-beda antara lain sebagai tukang cukur, pelanggan, pelanggan yang mengantri
dan petugas pembersih ruangan. 3 Guru menyuruh anak untuk maju bermain peran sesuai tugas
masing-masing, sebagai tukang cukur, pelanggan, pelanggan yang mengantri dan petugas pembersih ruangan.
4 Guru memberi contoh: cara menggunakan gunting yang benar, memakai penutup kain pada pelanggan yang benar, menggunakan
sisir yang benar. 5 Guru memberi pujian kepada anak yang sudah bermain peran.
6 Guru memberi arahan dan motivasi pada anak yang belum bisa memerankan tukang potong rambut.
55
c. Evaluasi dan Refleksi
Dalam tahap observasi pada siklus I yang diamati adalah proses jalannya pembelajaran bermain peran pada anak dengan tema
pekerjaandan sub tema menjadi tukang potong rambut. Adapun evaluasinya menggunakan lembar observasi untuk mengetahui jalannya
proses pembelajaran anak dalam kegiatan bermain peran menjadi tukang potong rambut. Khususnya untuk mengetahui aspek keberanian dan
kepercayaan diri. Memiliki tanggung jawab, mampu bekerja sendiri, menguasi keterampilan dan mengendalikan emosiuntuk meningkatkan
kemandirian anak. Evaluasi hasil belajar anak pada siklus I dengan bermain peran menirukan tukang cukur, sedangkan untuk mengetahui
aktivitas anak dilakukan dengan observasi terhadap anak selama proses pembelajaran berlangsung.
Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan. Pada tahap ini yang dilakukan yaitu
menganalisis pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan kemandirian anak. Setelah dianalisis akan terlihat permasalahan atau
muncul pemikiran baru yang memerlukan tindakan baru, sehingga perlu perencanaan ulang atau tindakan ulang. Hasil refleksi ini akan digunakan
sebagai perbaikan dalam pelaksanaan siklus II.
56
2. Proses Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
Dalam Penelitian Tindakan Kelas siklus II peneliti menggunakan tema : Pekerjaan dan sub tema : Guru Olah Raga, adapun pelaksanaanya
sebagai berikut :
a. Persiapan
1 Peneliti menyiapkan rencana pembelajaran antara lain membuat Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian dengan
tema Pekerjaan dan sub tema Guru Olah Raga 2 Peneliti membuat lembar pengamatan untuk guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran tentang bermain peran yaitu berupa lembar observasi yang lebih berorientasi untuk
mengevaluasi tentang aspek kemandirian anak. 3 Peneliti menyiapkan setting area tempat olah raga beserta
kelengkapannya antara lain: peluit, kaset senam, tape rekorder dan lain-lain..
b. Pelaksanaan
1 Guru mengkondisikan anak untuk duduk berjajar di mana setiap banjarnya terdapat 5 anak.
2 Guru menjelaskan tata cara bermain peran sebagai guru olah raga dan dialognya.
3 Guru menyuruh 2 atau 3 anak untuk maju ke depan bermain peran sebagai guru olah raga dan murid.
57 4 Guru memberi pujian bagi anak yang maju untuk memerankan
sesuai perannya. 5 Guru memberi contoh cara berbaris yang benar, gerakan senam
yang benar, menggunakan peluit.
c. Evaluasirefleksi
Observasi atau pengamatan dilaksanakan terhadap aktivitas anak dalam pembelajaran. Evaluasi hasil belajar anak pada siklus II dengan
bermain peran sebagai guru olah raga, sedangkan untuk mengetahui tentang aktivitas anak dilakukan dengan pengamatan.
Refleksi pada siklus II ini dimaksudkan untuk membuat kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan serta sikap anak yang terjadi
selama pembelajaran pada siklus II. Pada tahap ini peneliti diharapkan dapat mengetahui tentang peningkatan dan perubahan perilaku anak
terhadap pembelajaran metode yaitu bagaimana dapat anak bisa memerankan tokoh sebagai guru olah raga.
3. Proses Penelitian Tindakan Kelas Siklus IIL
Dalam Penelitian Tindakan Kelas siklus II peneliti menggunakan tema : Pekerjaan dan sub tema : dokter, adapun pelaksanaanya sebagai
berikut :
58
a. Persiapan
1 Peneliti menyiapkan rencana pembelajaran antara lain membuat Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian
dengan tema Pekerjaan dan sub tema Dokter 2 Peneliti membuat lembar pengamatan untuk guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran tentang bermain peran yaitu berupa lembar observasi yang lebih berorientasi untuk
mengevaluasi tentang aspek kemandirian anak. 3 Peneliti menyiapkan setting area tempat dokter beserta
kelengkapannya antara lain: stetoskop, thermometer, jarum suntik dan lain-lain..
b. Pelaksanaan
1 Guru mengkondisikan anak untuk duduk berjajar di mana setiap banjarnya terdapat 5 anak.
2 Guru menjelaskan tata cara bermain peran sebagai dokter, juru rawat dan pasien beserta dialognya.
3 Guru memberi contoh cara memakai stetoskop yang benar, cara memakai baju dokter yang benar, memeriksa pasien.
4 Guru menyuruh 2 atau 3 anak untuk maju ke depan bermain peran sebagai dokter, juru rawat dan pasien.
5 Guru memberi pujian bagi anak yang maju untuk memerankan sesuai perannya.
59 6 Guru memotivasi anak yang belum bisa mandiri dalam
memerankan tokoh yang diperankan.
c. Evaluasirefleksi
Observasi atau pengamatan dilaksanakan terhadap aktivitas anak dalam pembelajaran. Evaluasi hasil belajar anak pada siklus IIL dengan
bermain peran sebagai pasien, perawat dan dokter, sedangkan untuk mengetahui tentang aktivitas anak dilakukan dengan pengamatan.
Refleksi pada siklus III ini dimaksudkan untuk membuat kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan serta sikap anak yang
terjadi selama pembelajaran pada siklus III. Pada tahap ini peneliti diharapkan dapat mengetahui tentang peningkatan dan perubahan perilaku
anak terhadap pembelajaran metode yaitu bagaimana dapat anak bisa memerankan tokoh sebagai pasien, perawat dan dokter.
4 Pedoman Observasi
Observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsungSuryana .2010:51. Lebih lanjut
Suryana menegaskan pada saat dilakukan tindakan, secara bersamaan juga dilakukan pengamatan tentang sesuatu yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Data hasil observasi dijadikan bahan masukan dalam refleksi. Pedoman observasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini
adalah lembar pengamatan sebagai pedoman dalam mengamati tingkah laku anak pada saat proses pembelajaran berlangsung.
60 Aspek yang diamati dalam observasi yaitu:
a. Keberanian dan kepercayaan diri b. Memiliki rasa tanggung jawab
c. Mampu bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain d. Menguasai keterampilan
e. Mampu mengendalikan emosi
Pedoman Observasi Kegiatan Bermain Peran Siklus I Tema : Pekerjaan
Sub tema : Tukang Potong Rambut
NO INDIKATOR
KEGIATAN YANG DILAKUKAN ANAK KET
1 Keberanian kepercayaan diri
a. Anak berani tampil menjadi tukang potong rambut. b. Anak mengajak teman untuk potong rambut.
c. Anak membayar biaya ongkos potong rambut. dengan bertanya berapa ongkosnya.
d. Anak percaya diri memakaikan kain sebelum memotong rambut
e. Anak menanyakan pada konsumen, mau dipotong rambut dengan model apa
f. Anak mengeramasi rambut konsumen sebelum dipotong
2 Memiliki rasa
tanggung jawab a. Anak menyiapkan alat – alat yang digunakan untuk
potong rambut. b. Anak mampu memotong rambut konsumen sampai
selesai. c. Anak membersihkan bekas potongan rambut untuk
dibuang ditempat sampah. d. Anak mengembalikan alat – alat potong setelah selesai
digunakan pada tempatnya. e. Anak membersihkan peralatan yang habis dipakai
f. Anak mempersilahkan anak anak yang menunggu giliran untuk dipotong rambutnya
3 Menguasai a. Anak dapat memasangkan kain penutup badan dengan
61 ketrampilan benar.
b. Anak memotong rambut dengan benar c. Anak menggunakan gunting dengan benar
d. Anak merapikan rambut konsumen setelah dipotong e. Anak menyemprotkan hairspray setelah selesai
f. Anak dapat menggukan sisir dengan benar
4 Mampu bekarja
sendiri a. Anak mampu memasangkan kain sendiri sebelum
dimulai potong rambut tanpa dibantu. b. Anak dapat menggunakan gunting sesuai fungsinya.
c. Anak melakukan kegiatan potong rambut sampai selesai tanpa bantuan
d. Anak merapikan rambut konsumen setelah selesai pemotongan rambut
e. Anak dapat menggunakan sisir untuk merapikan guntingan rambut
f. Anak dapat menggunakan semprotanhair spray untuk merapikan hasil potongan rambut
5 Mengendalikan emosi
a. Anak ceria senang dalam kegiatan bermain peran menjadi tukang potong rambut.
b. Anak senang ketika dapat memakaikan kain kepada konsumen yang akan potong rambut
c. Anak tampak berhati – hati saat memotong rambut konsumen
d. Anak senang bisa melakukan bermain peran sebagai tukang potong rambut.
e. Anak sabar menunggu giliran untuk potong rambut f. Anak senang berkaca setelah potong rambut
Pedoman Observasi Kegiatan Bermain Peran Siklus II Tema : Pekerjaan
Sub tema : Guru Olah Raga
NO INDIKATOR
KEGIATAN YANG DILAKUKAN ANAK KET
1 Keberanian
kepercayaan diri a. Anak mampu memimpin baris, mengatur barisan.
b. Memberi contoh gerakan pemanasan didepan teman – teman.
c. Melakukan gerakan senam sesuai irama musik. d. Anak percaya diri memberi penjelasan tentang
gerakan senam. e. Anak menegur teman yang tidak mau berbaris
f. Anak memperbaiki gerakan temannya yang salah pada waktu senam
2 Memiliki rasa
a. Anak mampu melakukan persiapan sebelum dimulai
62 tanggung jawab
kegiatan berolahraga. b. Anak mengajarkan olahraga kepada teman – teman
sampai selesai. c. Anak membantu teman yang belum bisa senam.
d. Anak meletakan kembali alat – alat yang telah digunakan dalam berolahraga.
e. Menegur temannya yang tidak mau ikut senam f. Sebelum dilakukan kegiatan senam, dikasih gerakan
pemanasan dulu. 3
Menguasai keterampilan
a. Anak menyiapkan tape untuk memutar kaset senam dan peluit.
b. Anak mengabsen teman yang hadir. c. Anak dapat menata kembali peralatan yang telah
dipakai pada tempatnya. d. Anak dapat melakukan kegiatan berolahraga senam
sampai selesai. e. Anak menguasai gerakan pemanasan
f. Anak menguasai gerakan senam secara keseluruhan 4
Mampu bekarja sendiri
a. Anak dapat menggunakan peluit untuk mengatur barisan saat berolahraga.
b. Anak dapat menggunakan tape recorder dan kaset untuk berolahraga senam.
c. Anak mengatur barisan dengan rapi. d. Anak memberi contoh gerakan senam di depan.
e. Anak mampu bergerak sesuai irama dengan hitungan yang benar.
f. Anak mampu merawat kembali peralatan yang habis dipakai
5 Mengendalikan
emosi a. Anak terlihat senang ceria saat bermain peran sebagai
guru olah raga. b. Anak sangat antusias untuk mengatur baris teman –
temannya untuk berolahraga. c. Anak tidak takut saat tampil melakukan kesalahan.
d. Anak sabar menunggu giliran saat tampil. e. Anak bersabar ketika ada teman yng tidak ikut
berbaris f. Anak bersabar ketika ada temanya yang melakukan
gerakan yang salah ketika senam
63 Pedoman Observasi Kegiatan Bermain Peran Siklus III
Tema : Pekerjaan Sub tema
: Dokter NO
INDIKATOR KEGIATAN YANG DILAKUKAN ANAK
KET 1 Keberanian
kepercayaan diri a. Anak berani tampil sebagai dokter
b. Anak mau bertanya tentang keluhannya pada pasien. c. Anak berani untuk memeriksa pasien
d. Anak berani menjelaskan pada pasien tentang penyakitnya. e. Anak berani mengukur berat badan pasien
f. Anak mencatat keluhan pasien
2 Memiliki rasa
tanggung jawab a. Anak mampu berperan sebagai dokter sampai selesai.
b. Menyiapkan alat – alat yang dipakai untuk memeriksa. c. Anak memeriksa pasien sampai selesai.
d. Menata kembali peralatan pada tempatnya. e. Anak memberi obat yang diperlukan pasien
f. Anak menyuntik pasien yang sakit
3 Menguasai keterampilan
a. Anak dapat mengambil alat periksa sendiri. b. Anak bisa menggunakan alat stetoskop untuk memeriksa
pasien. c. Anak mampu menimbang berat badan pasien sebelum
diperiksa. d. Anak dapat memberikan resep pada pasien setelah diperiksa.
e. Anak menyuntik pasien ditempat yang benar f. Anak mencatat hasil timbangan dan keluhan pasien
4 Mampu bekarja
sendiri a. Anak mampu bertanya dan menjawab pertanyaan sebagai
dokter maupun sebagai pasien. b. Anak menggunakan stetoskop, thermometer dengan benar.
c. Anak dapat memeriksa pasien dengan benar, berbaring, mengukur suhu badan.
d. Anak dapat mencuci tangan setelah memeriksa pasien. e. Anak mampu mencatat keluhan pasien
f. Anak dapat menata kembali peralatan yang habis dipakai 5 Mengendalikan
emosi a. Anak tidak takut saat memeriksa pasien atau saat diperiksa
dokter b. Anak terlihat senang saat berperan sebagai dokter, pasien.
c. Anak senang senang saat menggunakan baju dokter. d. Anak senang saat menggunakan alat – alat yang digunakan
untuk memeriksa. e. Anak saling bekerja sama dengan teman saat bermain peran,
sabar menunggu giliran diperiksa atau memeriksa pasien. f. Anak sabar menunggu giliran bermain peran
64 Pedoman Observasi
Penilaian Bermain Peran dalam Peningkatan Kemandirian Anak Kelompok A TK Pertiwi Jatirokeh – Brebes
Nama Kelompok : ……………….. No
Aspek yang di Observasi Alternatif Penilaian
Ket SM MM BM
1. 2.
3.
4.
5. Keberanian dan kepercayaan diri anak dalam bermain peran
Memiliki rasa tanggung jawab dengan tugas yang diperankan saat tampil
Mampu bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain waktu bermain peran
Menguasi keterampilan sesuai dengan tugas yang diperankan saat tampil
Mampu mengendalikan emosi mainnya pada saat bermain
Keterangan : SM : Sudah Muncul nilai =
● MM : Mulai Muncul nilai =
√ BM : Belum Muncul nilai =
○
5 Dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen, agenda dan sebagainya.
65 Dari
pengertian di atas, dapat dipahami bahwa
metode dokumentasi
dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang
tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.
Dokumenter adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsi-arsip dan buku-buku tentang pendapat, teori atau
hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian Margono, 1997 : 187.
Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dokumentasi berupa foto. Pengambilan dokumentasi ini sebagai
gambaran pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan kemandirian anak kelompok A, sebagai bukti autentik terhadap penerapan tersebut.
Foto digunakan untuk merekam perilaku anak dan guru selama pembelajaran bermain peran berlangsung. Adapun gambar yang diambil
adalah peristiwa-peristiwa tertentu pada saat pembelajaran bermain peran untuk kemandirian anak. Dalam pengambilan gambar, peneliti meminta
bantuan teman untuk melakukan pemotretan. Dokumentasi foto tersebut meliputi kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas dari Siklus I sebagai tukang potong rambut, Siklus II sebagai guru olah raga dan Siklus III sebagai dokter.
66
F. Teknik Analisis Data
Teknik yang dilakukan untuk memperoleh data dengan menggunakan tes. Tes dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada siklus I sampai dengan siklus III.
Tes bermain peran merupakan tes individu. Hasil tes pada siklus pertama dianalisis. Dari analisis tersebut, dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang
ada, kemudian anak diberi pembekalan untuk menghadapi tes pada siklus berikutnya. Untuk menghitung nilai keberhasilan peningkatan kemandirian
anak dengan bermain peran di kelompok A TK Pertiwi Jatirokeh-Songgom Brebes pada setiap siklus menggunakan rumus:
P : N
x 100 A
Keterangan P : Skor persentase
N : Perolehan nilai anak ●, √
A : Jumlah responden : Tingkat keberhasilan yang di capai anak
Hasil perhitungan nilai anak dari masing-masing kegiatan peningkatan kemandirian anak di TK Pertiwi Jatirokeh-Songgom Brebes, kemudian
dibandingkan antara siklus I sampai siklus III. Hasil ini yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui persentase peningkatan kemandirian anak
kelompok A di TK Pertiwi Jatirokeh-Songgom Brebes. Data tersebut kemudian dianalisa secara deskriptif persentase
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada sebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yaitu TK Pertiwi Jatirokeh-Songgom Brebes. TK ini berlokasi di Jln. K.H
Marjuned Rt 0302 Desa Jatirokeh Kec. Songgom Kab. Brebes. Fasilitas yang disediakan adalah ruangan kelas, dapur, kamar MCK, ruang kepala sekolah, ruang
tamu, alat permainan edukatif, dan buku-buku cerita anak. Proses kegiatan Belajar Mengajar dilakukan dari hari Senin-Sabtu Pukul 07.30-10.00 WIB. TK ini
berdiri sejak 15 Februari 1975, diprakasai oleh Bapak Ali Suwarno. Visi dan misi dari TK Pertiwi Jatirokeh adalah memahami berbagai
fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat. Interaksi anak dengan benda dan orang lain diperlukan
agar anak mampu mengembangkan kepribadian, watak, dan ahlak yang mulia, usia dini merupakan saat yang sangat berharga untuk menanamkan nilai-nilai
nasionalisme, agama, etika, moral, serta social dan kemandirian yang berguna untuk kehidupan anak selanjutnya. Sampai saat ini jumlah peserta didik di TK
Pertiwi Jatirokeh ada 32 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok. Sebagai wujud keseriusan TK Pertiwi Jatirokeh, TK ini dibantu oleh
tenaga professional yang sudah pengalaman dan terlatih. TK Pertiwi Jatirokeh memiliki 3 tenaga kepegawaian dan dipimpin oleh Ibu Mukhayaroh. Data tentang
jumlah tenaga kepegawaian seperti tabel di bawah ini: