45 2 Panggung boneka sehingga boneka ini bisa dijalankan guru atau
oleh anak-anak menurut fantasinya. d. Pantomim
Jenis bermain peran ini adalah sandiwara bisu untuk memberikan pelajaran melalui visualisasi seperti adegan-adegan tanpa bicara, tetapi
hanya melakukan gerakan mimik. Istilah pantomim berasal dari bahasa Yunani yang artinya: “Serba isyarat” berarti secara etomologis
pertunjukkan yang bahkan biasa sepenuhnya tanpa apa-apa, jelasnya pantomim adalah suatu pertunjukkan bisu. Dalam pelaksanaan kegiatan
pantomim, guru harus melakukan hal-hal berikut: 1 Mengingat gerakan-gerakan yang dilakukan sehari-hari
2 Menyusun gerakan-gerakan tersebut agar menjadi adegan-adegan untuk ditirukan
3 Guru membimbing sambil menirukan gerakan pantomim bersama-sama dengan siswa
4 Tampilkan siswa seorang-seorang.
4. Tujuan Metode Bermain Peran
Tujuan bermain peran di Taman Kanak-kanak TK menurut buku Didaktik Metodik di Taman Kanak-kanak Depdiknas, 2003: 41 adalah
sebagai berikut: a. Melatih daya tangkap,
b. Melatih anak berbicara lancar,
46 c. Melatih daya konsentrasi,
d. Melatih membuat kesimpulan, e. Membantu perkembangan intelegensi,
f. Membantu perkembangan fantasi, dan g. Menciptakan suasana yang menyenangkan.
Selain itu, adapun tujuan bermain peran menurut Gunarti,dkk 2008:109. Yakni:
Anak dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, a. Memperoleh wawasan tentang sikap-sikap, nilai-nilai, dan
persepsinya, b. Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. c. Melatih daya tangkap,
d. Melatih daya konsentrasi, e. Melatih membuat kesimpulan,
f. Membantu mengembangkan kognitif, g. Membantu perkembangan fantasi,
h. Menciptakan suasana yang menyenangkan, i. Mencapai kemampuan berkomunikasi secara spontanberbicara
lancar, j. Membangun pemikiran yang analitis dan kritis,
k. Membangun sikap positif dalam diri anak,
47 l. Menumbuhkan aspek afektif melalui penghayatan isi cerita,
m. Mengembangkan kreativitas dengan membuat jalan cerita atas inisiatif anak,
n. Untuk membawa situasi yang sebenarnya ke dalam bentuk simulasi miniatur kehidupan,
o. Untuk membuat variasi yang menarik dalam kegiatan pengembangan.
Disimpulkan tujuan metode bermain peran yaitu dapat melatih daya tangkap, berbicara dengan lancar, konsentrasi anak dapat lebih
fokus, membuat kesimpulan, mengembangkan kognitif anak, menciptakan suasana yang menyenangkan, mengembangkan
keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan tersebut diharapkan akan memudahkan anak dalam
meningkatkan kemandirian anak usia dini dengan cara menerapkan metode bermain peran.
5. Jenis Bermain Peran
Dalam teorinya, Erikson Depdiknas, 2004: 4 mengemukakan bahwa bermain peran terbagi ke dalam dua jenis bermain, di antaranya
bermain peran makro dan bermain peran mikro. a. Bermain Peran Makro
Bermain peran makro adalah salah satu jenis bermain peran dengan menggunkan ukurannya sebenarnya. Anak dikatakan sedang
48 bermain peran makro jika dia memerankan sendiri suatu tokoh. Biasanya
anak akan mengenakan kostum sesuai tokoh tersebut. Dalam jenis bermain ini, anak berperan sebagai aktor.
Menurut Erikson Ningrum, 2007: 3 bahwa “Bermain peran makro merupakan kegiatan saat anak bermain menjadi tokoh
menggunakan alat berukuran besar ukuran sesungguhnya yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran”.
Bermain peran makro dapat melatih imajinasi dan membangun sendiri cerita yang dikehendakinya sesuai dengan pengalaman panca
inderanya selama ini. Biasanya dalam bermain peran makro ini, seorang anak mengimitasi perilaku orang yang ia idolakan atau orang yang ia
benci. Anak juga dapat menggunakan benda atau media apa saja yang ada di sekitarnya, untuk dijadikan alat bermain perannya.
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa bermain peran makro merupakan suatu kegiatan bermain anak yang sedang memerankan
sebuah peran, menjadikan dirinya semirip mungkin layaknya aktor dalam peran tersebut dan mengimitasi perilaku dari objek yang ia perankan itu.
Sedangkan bermain peran dalam lingkup yang kecil biasa disebut dengan bermain peran mikro.
b. Bermain Peran Mikro Bermain peran mikro adalah awal bermain kerjasama yang
dilakukan hanya dua orang saja bahkan sendiri dengan menggunakan
49 media. Erikson, berpendapat bahwa “Bermain peran mikro adalah satu
metode yang dilakukan anak ketika memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh benda-benda berukuran kecil”.
Seiring dengan pendapat tersebut, Tarigan 2008: 1 berpendapat bahwa “Micro play adalah anak bermain peran dengan menggunakan dua
boneka”. Anak dikatakan sedang bermain peran mikro ketika ia bermain dengan benda-benda berukuran kecil. Ia menjadi sutradara dan
melakonkan peran melalui boneka-boneka dan alat bermain kecil lainnya. Bermain peran mikro sering dimainkan oleh anak-anak usia prasekolah,
karena pada usia ini anak memiliki daya imajinasi yang kuat dan terkadang anak masih memiliki teman khayalan.
6. Manfaat Bermain Peran