Pengabuan cara kering langsung

166 Metode yang sering dilakukan dalam proses pengabuan suatu bahan ada dua macam, yaitu cara kering langsung dan cara tidak langsung cara basah.

a. Pengabuan cara kering langsung

Pengabuan cara kering dilakukan dengan mengoksidasikan zat-zat organik pada suhu 500-600 o C, kemudian melakukan penimbangan zat-zat tertinggal. Pengabuan cara kering digunakan untuk penentuan total abu, abu larut, abu tidak larut air dan tidak larut asam. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengabuan lama, suhu yang diperlukan tinggi, serta untuk analisis sampel dalam jumlah yang banyak. Pengabuan dilakukan melalui 2 tahap yaitu : a Pemanasan pada suhu 300 o C yang dilakukan dengan maksud untuk dapat melindungi kandungan bahan yang bersifat volatil dan bahan berlemak hingga kandungan asam hilang. Pemanasan dilakukan sampai asap habis. b Pemanasan pada suhu 800 o C yang dilakukan agar perubahan suhu pada bahan maupun porselin tidak secara tiba-tiba agar tidak memecahkan krus yang mudah pecah pada perubahan suhu yang tiba-tiba. Pengabuan kering dapat diterapkan pada hampir semua analisa mineral, kecuali mercuri dan arsen. Pengabuan kering dapat dilakukan untuk menganalisa kandungan Ca, P, dan Fe akan tetapi kehilangan K dapat terjadi apabila suhu yang digunakan terlalu tinggi. Penggunaan suhu yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan beberapa mineral menjadi tidak larut. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengabuan cara kering, yaitu mengusahakan suhu pengabuan yang digunakan dapat ditentukan sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi kehilangan elemen secara mekanis karena penggunaan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya penguapan beberapa unsur, seperti K, Na, S, Ca, 167 Cl, dan P. Selain itu suhu pengabuan juga dapat menyebabkan dekomposisi senyawa tertentu misalnya K 2 CO 3 , CaCO 3 , MgCO 3 . Menurut Whichman 1940, 1941, K 2 CO 3 terdekomposisi pada suhu 700 o C, CaCO 3 terdekomposisi pada 600 – 650 o C sedangkan CO 3 terdekomposisi pada suhu 300 – 400 o C. Tetapi bila ketiga garam tersebut berada bersama- sama akan membentuk senyawa karbonat kompleks yang lebih stabil. Kehilangan komponen abu selama pengabuan dapat diketahui seperti pada tabel berikut: Tabel 7. Persen kehilangan garam selama pengabuan Garam o C jam o C - jam o C jam o C jam o C jam Kalium klorida - 0,99 0,37 1,36 8,92 Kalium sulfat - 1,11 0,33 0,00 0,00 Kalium karbonat - 1,53 0,07 1,01 2,45 Kalsium klorida - 1,92 0,93 14,31 Mencair Kalsium sulfat - 1,37 0,40 0,00 0,00 Kalsium karbonat - 0,22 42,82 - - Kalsium oksida - 3,03 0,55 0,00 0,00 Magnesium sulfat 31,87 32,61 0,33 - - Magnesium klorida 74,72 78,28 0,30 - 0,00 sebagai kalsium oksida Sumber : Joslyn, 1970 dalam Slamet Sudarmadji dkk Pengabuan dengan cara langsung memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan dari cara langsung, antara lain: 1. Digunakan untuk penentuan kadar abu total bahan makanan dan bahan hasil pertanian, serta digunakan untuk mendeteksi sampel yang relatif banyak. 168 2. Digunakan untuk menganalisa abu yang larut dan tidak larut dalam air, serta abu yang tidak larut dalam asam, 3. Tanpa menggunakan regensia sehingga biaya lebih murah dan tidak menimbulkan resiko akibat penggunaan reagen yang berbahaya. Sedangkan kelemahan dari cara langsung, antara lain :  Membutuhkan waktu yang lebih lama,  Memerlukan suhu yang relatif tinggi,  Adanya kemungkinan kehilangan air karena pemakaian suhu tinggi.

b. Pengabuan cara basah tidak langsung