103
dengan alat pengering buatan seperti penjemuran ikan asin, padi, pembuatan dendeng dan sebagainya. Pada bahan yang berkadar air
tinggi misalnya susu dilakukan evaporasi atau penguapan. Bahan yang dianalisis sering mengandung air dalam jumlah tidak
menentu. Jumlah air yang terkandung sering tergantung dari perlakukan yang dialami bahan, kelembaban udara yang disimpannya
dan lain sebagainya. Kemungkinan kesalahan pada penentuan kadar air adalah adanya bahan lain yang mudah menguap dan ikut menguap
bersama-sama dengan air sewaktu dipanaskan. Selain itu adanya bahan yang mudah terurai sewaktu dilakukan pemanasan misalnya
bahan yang mengandung karbonat atau bahan organik. Bahan-bahan yang mengalami reaksi dengan bahan-bahan yang berada di udara
seperti oksidasi minyak atau lemak tak jenuh. Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam
berbagai bidang. Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang pertanian. Komoditi pertanian yang cukup
penting untuk diketahui kadar airnya adalah beras. Mutu beras terutama ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air beras,
mutunya semakin jelek. Tingginya kadar air beras dapat berakibat tumbuhnya jamur-jamur penghasil mikotoksin racun yang sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia. Kadar air juga perlu diketahui untuk biji-bijian yang lain.
b. Dasar Analisis Kadar Air
Analisis dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen-komponen penyusunnya, kemudian dipakai sebagai data
untuk menetapkan komposisi susunan bahan tersebut.
104
Berdasarkan sifat-sifat bahan atau komponen bahan maka disusun cara kerja atau prosedur analisis yang sistematis. Meskipun suatu bahan mungkin bersifat sangat
spesifik khusus terhadap suatu perlakuan tertentu. Setiap prosedur analisis memiliki kekhasan tertentu beserta kelemahan dan kekuatannya sendiri-sendiri,
untuk memperoleh keseragaman konsistensi maka harus dipilih suatu prosedur yang sama, sehingga dalam laporan, cara analisis mana yang dipakai harus
dicantumkan atau bahkan disertakan prosedur kerjanya. Prosedur analisis air mudah diperoleh dalam bahan pustaka, namun karena
adanya beberapa keterbatasan dan kondisi lingkungan, maka ada beberapa prosedur tertentu saja yang dapat dipakai. Keterbatasan atau kondisi setempat
itu misalnya: tujuan analisis yang tidak memerlukan kecermatan tinggi, perlu dilakukan secara rutin dan cepat, biaya dan tenaga pelaksana yang minimal,
keterbatasan waktu dan bahan yang akan dianalisis, tidak adanya peralatan tertentu yang diperlukan, tidak adanya peralatan keamanan dalam penggunaan
bahan kimia yang berbahaya dan sebagainya, maka suatu laboratorium penguji biasanya tetap menggunakan prosedur yang telah dipilihnya meskipun prosedur
baru bermunculan. Persiapan analisis pentuan kadar air perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara
lain berkaitan dengan pemilihan prosedur analisis, pengambilan sampel atau cuplikan, dan langkah-Iangkah analisis. Apabila persiapan analisis telah dilakukan
dengan balk maka pelaksanaan analisis diharapkan dapat berjalan dengan baik, sehingga hasil yang diperoleh juga akan memuaskan.
Dasar analisis penentuan kadar air dalam bahan, misal untuk menentukan tingkat kekeringan padi kadar air gabah dilapangan, tidak perlu menggunakan
prosedur penentuan kadar air yang sangat teliti, tetapi cukup menggunakan alat moisture tester yang cukup sederhana, dapat dibawa-bawa portable, cepat dan
hemat biaya. Angka yang dilaporkan sudah cukup tanpa desimal, misalnya 12. Akan tetapi dalam suatu penelitian, misalnya dalam penentuan kecepatan atau
perubahan kadar air setiap jam selama pengeringan padi, mungkin dituntut
105
penggunaan prosedur penentuan kadar air yang jauh lebih cermat sampai empat angka desimal. Dengan demikian, tujuan persiapan analisis penting untuk
diketahui terlebih dahulu, sebelum menentukan prosedur mana yang akan dipilih dan dipakai. Tujuan yang akan dicapai harus jelas untuk menghindari
pekerjaan yang tidak perlu.
c. Prinsip Analisis Kadar Air