Penggolongan Narkotika dan NAPZA Tahapan Pengguna Napza

71 Direktorat Pembinaan SMK 2013 12. Nagih Craving adalah keinginan untuk menggunakan NAPZA yang menetap dan berulang. Secara teknis, nagih adalah satu keadaan kognitif, dimana individu mulai berpikir tentang bagaimana mereka merasa dibawah pengaruh NAPZA dan betapa nikmatnya merasakan perasaan itu lagi. 13. Intoksikasi akut adalah suatu keadaan yang timbul akibat menggunakan alkohol atau NAPZA psikoaktif lain sehingga terjadi gangguan kesadaran fungsi kognitif, persepsi, afekmood, perilaku atau fungsi dan respon psikoisiologis lainnya. 14. Abstinensia : keadaan bebas dari suatu NAPZA dalam kurun waktu tertentu. 15. Kambuh Relapse : kembali menggunakan NAPZA setelah periode abstinensia.

3. Penggolongan Narkotika dan NAPZA

Berdasarkan United Nation’s Single Convention on Narcotics 1961 dan Undang- Undang RI No.9 Tahun 1976 tentang Narkotika, narkotika dikelompokkan dalam 3 jenis berikut : a. Opioida seperti opium dan NAPZA-NAPZA yang diperoleh dari padanya b. Koka, termasuk daun koka, kokain dan turunannya. c. Kanabis, seperti dammar, ganja, ganja dan marihuana. Berdasarkan DSM-IV Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 1994: 175, 12 macam golongan NAPZA yang disalahgunakan adalah : • Alkohol • Inhalansia • Amfetamin • Nikotin • Kafein • Opioida • Ganja kanabis • Phencyclidine PCP • Kokain • Sedativ hipnotik atau ansiolitik • Halusinogen • NAPZA lain yang belum diketahui

4. Tahapan Pengguna Napza

Secara umum terdapat 5 tahapan pengguna narkoba, yaitu: 1. Tahap Eksperimen tahap mencoba-coba, dengan pengertian pernah sekali atau beberapa kali mencoba memakai narkoba dalam waktu relatif singkat untuk kemudian berhenti. Biasanya motif pada tahap ini adalah rasa keingintahuan yang tinggi dan ingin mendapatkan pengalaman yang luar biasa seperti yang diceritakan oleh teman-temannya. Direktorat Pembinaan SMK 2013 72 2. Tahap rekreasi tahap rekreasi sosial, pemakaian lebih sering dan menggunakan satu atau beberapa macam obat secara sendirian atau bersama-sama dalam satu kelompok, yang waktunya disepakati terlebih dahulu secara bersama-sama. Di tahap ini mulai tumbuh rasa setia kawan dan teman sependeritaan sesama pengguna narkoba. 3. Tahap situasional pada situasi dan keadaan tertentu, biasanya pemakaian dalam situasi tertentu, biasanya dalam keadaan stres yang meningkat seperti menghadapi ujian, kecewa karena gagal ujian, untuk menghilangkan rasa kantuk, untuk meningkatkan prestasi sekolah dan olahraga, menghilangkan rasa malu dan ragu-ragu. Namun di sini telah terjadi pola perilaku pengulangan bila berhadapan dengan kondisi tersebut. Risiko untuk ketagihan lebih mungkin terjadi pada tahap situasional ini. 4. Tahap abuse tahap penyalahgunaan, biasanya pemakaian sudah dalam jangka waktu yang lama, motif utamanya biasanya untuk mengurangi perasaan tidak enak terutama cemas, kekecewaan, kesedihan dan kemurungan. Stresor yang dialami oleh pengguna biasanya sudah berlangsung lama dan kemungkinan sudah terdapat adanya komorbiditas diagnosis ganda seperti depresi dsb. 5. Tahap adiksi tahap ketagihan, penderita sudah sulit untuk menghentikan pemakaian narkoba karena sudah terjadi adiksi yang berlangsung lama. Ketergantungannya baik berupa isik maupun psikis, dan terdapat okupasi untuk mendapatkan obat dalam jumlah yang cukup untuk mengurangi gejala tidak enak sakau yang dialaminya apabila pemakaian obat dihentikan.

5. Efek dan Gejala Klinis Gangguan Penggunaan Napza