Lebih lanjut dikatakan bahwa kekuatan baru yang akan dihadapi adalah perubahan teknologi. Diramalkan akan terjadi perkembangan teknologi informasi
dan kecepatan komunikasi, bahan-bahan baru kemampuan biogenetika dan obat-obatan, keajaiban elektronik dan sebagainya. Perubahan terjadi dengan
kecepatan luar biasa seperti merek makanan, bentuk perubahan baru, meningkatnya kepekaan konsumen akan merek dan mutu serta harga barang
sehinga perusahaan ataupun industri harus mampu merubah keunggulan komperatif menjadi keunggulan kompetitif diperlukan upaya efisiensi.
Peningkatan efisiensi suatu industri dapat dilakukan dengan pemilihan teknologi yang sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan sumberdaya manusia.
Upaya perusahaan yang berhasil dalam merubah teknologi dan efisiensi ternyata ada yang gagal dalam meningkatkan pendapatan jika tidak memiliki visi
pemasaran dan keahlian pemasaran. Berbagai tuntutan aturan globalisasi lainnya yang memaksa industri harus mampu bertahan dan menyesuaikan
seperti lingkungan hidup, hak azasi manusia , ketersediaan sumberdaya. Untuk meningkatkan daya saing industri, termasuk industri perikanan
dimasa datang harus mampu menghasilkan produk dengan berbagai macam persyaratan yang lebih lengkap dan rinci seperti jaminan kandungan nutrisi,
komposisi bahan baku, keamanan mengkonsumsi, aspek lingkungan hidup bahkan aspek hak asasi manusia pengeksploitasian buruh.
Dalam penelitian menganalisis industri perikanan memasuki era globalisasi akan dikaji mengenai kemampuan produk bersaing global karena itu
harus berbasis global. Berbagai strategi untuk mengembangkan industri perikanan memasuki pasar global serta faktor pendukung yang
mempengaruhinya. Selain mengamati perusahaan yang menghasilkan produk dan pasar yang sama , pengamatan variabel yang mempengaruhi kinerja industri
perikanan seperti kemampuan kondisi keuangan, pemasaran serta sumberdaya manusia yang terlibat didalam industri perikanan.
2.6 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian mengenai restrukturisasi pertanian berbasis industri yang mengkaji masalah industri processing dan ikan kaleng di Indonesia bagian
timur Madecor Group. 2001 memberikan rekomendasi agar pemerintah Indonesia pertama, mengarahkan para investor bersedia membangun dibidang
industri pemasok seperti mesin dan perlengkapan, kapal, peralatan penangkapan, fasilitas pembuatan dan perawatan kapal ikan; penelitian ini perlu
dikaji lebih lanjut sampai sejauh mana pengaruh dari penyediaan segenap fasilitas yang disarankan dibangun dapat mendukung kinerja industri memasuki
era globalisasi. Kedua, meningkatkan kemampuan manajemen pelabuhan perikanan dan melengkapi fasilitas seperti cold storage dan pabrik es serta
sarana transportasi yang dilengkapi dengan fasilitas pendingin, artinya dengan perbaikan manajemen pelabuhan perikanan diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan pelabuhan sehingga mampu mempengaruhi kinerja industri perikanan, daya saing global industri. Ketiga, mengembangkan pelabuhan
perikanan di kawasan Indonesia bagian timur seperti pelabuhan Bitung untuk mendukung industri processing perikanan agar dapat lebih efisien artinya
kebijakan pemerintah membangun dan menyediakan infrastruktur diperlukan agar dapat mempengaruhi kinerja industri dan mampu meningkatkan efisiensi
sehingga industri memiliki daya saing global. Keempat, mengembangkan pemasaran ikan melalui penetapan zona ekonomi strategis , artinya segenap
kebijakan dan pelayanan pelabuhan perikanan akan dapat mempengaruhi dan mendukung kemampuan daya saing pemasaran produk secara global.
Penelitian Eriyatno dan Winarno 1996 mengenai pemodelan sistem pengendalian mutu produk kualitas ekspor agroindustri perikanan rakyat
menyimpulkan bahwa model AGUAFISH statistic quality control dan quality cost concept merupakan model SPK sistem penunjang keputusan untuk membantu
pengguna pengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah mutu produk kualitas ekspor. Agroindustri perikanan rakyat model sampling berguna untuk
menentukan pilihan rancangan pengambilan contoh, sedangkan modul inspeksi berguna untuk membantu dala pemeriksaan mutu produk. Modul biaya berguna
untuk melakukan prakiraan biaya mutu. Penelitian memberikan suatu dorongan untuk menganalisis suatu model industri perikanan berbasis pelabuhan
perikanan samudera Penelitian Sunarya 1996 mengenai prospek pengembangan pasca
panen perikanan di Indonesia memberikan informasi bahwa hasil produksi ikan di jawa dan sumatera yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan dalam keadaan
segar hanya 60 dan sisanya 40 diproses pindang, peda, terasi, asap, beku, kaleng dan tepung ikan. Dominasi utama ikan olahan adalah ikan asin dan peda.
Pemanfaatan hasil produksi sebagian besar masih digunakan untuk mencukupi kebutuhan makanan diwilayahnya dan sebagian kecil dipasarkan antar pulau dan
diekspor. Penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dan pelayanan
pelabuhan perikanan dalam menyediakan infrastruktur dan pelayanan akan mempengaruhi kinerja industri dan mendorong kemampuan daya saing industri.
Penelitian Clucas dan Basmal 1995 yang dikutip oleh Sunarya 1996 mengenai masalah perikanan pelagis kecil dipantai utara Jawa dan upaya
pemecahannya menunjukkan bahwa kerugian akibat kerusakan mutu hasil tangkapan disebabkan oleh berbagai faktor seperti desain palka ikan di kapal
kurang baik, kurangnya penggunaan es akibat es relatif mahal, kesalahan penanganan ikan di tempat pelelangan ikan TPI kurangnya sarana pendukung
cold storage, pabrik es, pasokan air di pelabuhan perikanan. Dampak yang dirasakan adalah sulitnya mendapatkan bahan baku industri. Demikian pula
dengan penelitian ini bahwa tanpa dukungan kebijakan pemerintah dalam penyediaan infrastruktur dan pelayanan pelabuhan perikanan akan
mempengaruhi kinerja industri perikanan terlebih untuk meningkatkan kemampuan daya saing.
Hasil pengamatan Putro 2001 selaku atase pertanian dan sebagai perutusan Republik Indonesia untuk Uni Eropa, Brussel, produk pengolahan hasil
perikanan dipasar global akan menghadapi peluang dan tantangan perdagangan. Dalam hal ini Indonesia harus menangkap peluang sebelum sektor
perikanan dimasukkan dalam perjanjian GATT WTO yaitu mengupayakan agar tarif bea masuk dapat dikurangi dan diberlakukan secara fair dan non
diskriminatif. Disamping itu harus meningkatkan kualitas mutu produk karena akan menghadapi program rapid alert system Uni Eropa dan automatic detention
yang diberlakukan oleh Amerika serikat . Hal ini mengisyaratkan bahwa perlu segera diambil campur tangan pemerintah dengan berbagai kebijakan untuk
mendukung industri perikanan memasarkan produknya memasuki era globalisasi.
28
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran