perusahaan melalui riset dan pengembangan R dan D harus selalu memonitor lingkungan teknologi agar dapat diambil langkah-langkah perbaikan terus-
menerus. Pengaruh faktor LE dengan variabel situasi perdagangan global X
1 0
terhadap lingkungan industri perikanan LIP ternyata berpengaruh nyata karena variabel ini dapat memberikan informasi dan gambaran serta berbagai tantangan
yang harus diantisipasi oleh berbagai pengaturan kebijakan pemerintah untuk memperbaiki kondisi LIP dalam menghadapi persaingan pasar. Perubahan
budaya dari makan daging ke ikan dapat mempengaruhi persaingan produk makanan yang berasal dari bahan baku ikan, dilain pihak situasi perdagangan
dunia ini dapat pula menyebabkan kondisi industri pemasok harus menyesuaikan dengan berbagai aturan yang diberlakukan, baik buruknya situasi dan kondisi
ekonomi akan terpengaruh, demikian pula dengan persaingan antar perusahaan akan semakin ketat karena menghadapi kenyataan bersaing secara terbuka
dalam merebut pasar dalam perdagangan global dan yang pasti akan timbul berbagai aturan maupun ketentuan yang akan diberlakukannya Eriyatno dan
Winarno 1999. Pengaruh faktor LE dengan variabel ketersediaan sumberdaya alam
dan energi X
11
dan variabel tingkat persaingan antar perusahaan X
12
terhadap lingkungan industri perikanan LIP dengan beberapa variabelnya ternyata
signifikan. Kemampuan memanfaatkan peluang dan potensi sumberdaya alam dan energi yang dimiliki sebagai penyedia bahan baku industri mendorong
industri untuk dapat memanfaatkan agar mempunyai nilai tambah sehingga harga produk bersaing Gardjito 1996. Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan
kemampuan pemanfaatan ketersediaan sumberdaya alam dan energi akan mendukung kemampuan ekonomi demikian pula sebaliknya. Pengaruh lainnya
adalah bagi industri yang memiliki kemampuan memanfaatkan sumberdaya alam dan energi akan memiliki kemampuan komperatif dan memperkuat keunggulan
bersaing.
4.3.2.4 Pengaruh faktor kebijakan pemerintah terhadap lingkungan industri perikanan LIP
Kebijakan pemerintah KB berpengaruh positif lingkungan industri perikanan LIP Tabel 12 dan 13 serta Gambar 26 setelah dilakukan uji
hipotesis diperoleh nilai 4,63 = 1,96 – 2,00 yang berarti signifikan. Jenis variabel yang digunakan untuk mengukur kebijakan pemerintah adalah pembangunan
pelabuhan perikanan samudera X
25
, pembentukan BUMN X
26
dan pengaturan pemanfaatan tanah X
27
. Jika KB merupakan determinasi dari LIP maka kebijakan pemerintah yang kondusif akan mendorong kondisi LIP artinya hasil
uji yang signifikan menunjukkan bahwa KB berpengaruh positif terhadap LIP. Pengaruh KB dengan variabel pembangunan pelabuhan perikanan X
2 5
ini merupakan kebijakan pemerintah dalam upaya mengurangi overhead cost industri perikanan. Diharapkan melalui pelabuhan perikanan tersebut industri
perikanan akan mendapat pelayanan dan kemudahan untuk berusaha sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh
pembangunan pelabuhan perikanan telah dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pemasok dalam melayani kebutuhan industri perikanan
seperti mesin, alat bahan industri air, BBM, bahan pengepakan ikan, kaleng . Disini menunjukkan bahwa KB dapat mempengaruhi dan menciptakan kondisi
LIP yang dapat mendorong berkembangnya industri perikanan Madecor group 2001 dan Putro 2002.
Pengaruh faktor KB dengan variabel pembentukan BUMN X
26
dapat meningkatkan kondisi LIP artinya pelayanan yang kurang fleksibel melalui
birokrasi yang dapat menghambat kinerja industri harus dihilangkan Putro 2002. Untuk itu dibentuk manajemen pengelola badan usaha milik negara BUMN
berbentuk PPPS. Pembentukan PPPS dimaksudkan agar dalam pelayanan industri dapat lebih professional dan bersifat pelayanan umum dengan tujuan
agar dapat menghindari pelayanan yang birokrasi. Dimaksudkan birokrasi disini adalah dalam pelayanan harus mengikuti aturan anggaran ICW Indonesiche
Comptabilitet Wet artinya pendapatan yang diperoleh sepenuhnya disetorkan ke kas negara. Kelemahan manajemen ini adalah jika manajemen kekurangan dana
operasional tidak dapat menggunakan secara langsung anggaran yang diperoleh, akan tetapi harus mengajukan terlebih dahulu ke Negara melalui
APBN anggaran pendapatan dan belanja negara pada tahun berikutnya. Lain halnya dengan BUMN, tugas yang diemban adalah disamping memberikan
pelayanan umum dan sekaligus memupuk keuntungan dalam mengelola pelabuhan perikanan system manajemen lebih fleksibel karena pendapatan yang
diperoleh dapat digunakan kembali secara langsung tanpa harus menunggu tahun berikutnya. Dari hasil penelitian ini menunjukkan dengan KB membentuk
BUMN ini berpengaruh positif terhadap kondisi lingkungan industri perikanan LIP karena dapat menarik minat industri untuk investasi.
Pengaruh faktor KB dengan variabel pengaturan pemanfaatan tanah X
27
dapat berpengaruh terhadap LIP adalah mengantisipasi keterbatasan kemampuan permodalan perusahaan dan investor tertarik melakukan investasi
maka diatur suatu pengaturan pemanfaatan fasilitas tanah guna dijadikan agunan kepada pemberi pinjaman bank untuk mendapatkan modal investasi
dan modal kerja. Sehubungan dengan hal ini tujuan KB adalah agar PPPS sebagai pelaksana kebijakan pemerintah mengimplementasikan dalam
pengaturan pemanfaatan tanah agar tercipta LIP pada saat kondisi ekonomi yang serba sulit sekarang ini masih dapat mendorong tumbuh dan
berkembangnya industri perikanan dikawasan PPSNZ Jakarta.
4.3.3 Kinerja industri perikanan KIP