Keterkaitan ke Depan Keterkaitan ke Belakang

Tabel 4.3. Stuktur Input Sektor Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia Tahun 2003 juta rupiah. Stuktur Input Nilai juta rupiah Persen Input Antara 139.995.735 64,94 Impor - Input Primer 75.585.735 - a Upah dan Gaji 26.833.622 12,45 b Surplus Usaha 36.244.065 16,81 c Penyusutan 9.007.679 4,18 d Pajak tak Langsung 3.500.369 1,62 e Subsidi - Total 215.581.470 100,00 Sumber: Tabel I-O Indonesia klasifikasi 15 sektor, 2003 diolah.

4.2. Analisis Keterkitan

Analisis keterkaitan digunakan untuk mengkaji keterkaitan antar sektor produksi dala suatu perekonomian terutama dari sisi input dan sisi output. Keterkaitan dengan bahan mentah atau input disebut keterkaitan ke belakang, sedangkan penjualan output disebut keterkaitan ke depan.

4.2.1. Keterkaitan ke Depan

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sektor Industri pengolahan lainnya memiliki nilai keterkaitan langsung maupun langsung dan tidak langsung ke depan terbesar yaitu 1,561 dan 4,449. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan permintaan akhir sektor industri pengolahan lainnya sebesar satu-satuan maka akan meningkatkan output sektor industri pengolahan lainnya dan sektor- sektor lain dalam perekonomian secara langsung sebesar 1,561 satuan dan secara langsung dan tidak langsung sebesar 4,449 satuan. Sektor industri TPT memiliki nilai keterkaitan ke depan yang cukup besar baik secara langsung maupun langsung dan tidak langsung. Sektor industri TPT berada di peringkat 7 dari 15 sektor perekonomian di Indonesia. Sektor industri TPT memiliki nilai keterkaitan ke depan langsung sebesar 0,427 dan keterkaitan langsung dan tidak langsung sebesar 1,798. Angka ini menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan permintaan akhir di sektor industri TPT sebesar satu- satuan maka akan meningkatkan output sektor TPT dan sektor-sektor lain dalam perekonomian secara langsung sebesar 0,427 satuan dan secara langsung dan tidak langsung sebesar 1,798 satuan. Tabel 4.4. Keterkaitan ke Depan Sektor Perekonomian Indonesia Tahun 2003. Keterkaitan ke Depan No. Sektor Langsung Langsung dan tidak Langsung 1. Tanaman Bahan Makanan 0,333 1,599 2. Tanaman Perkebunan 0,343 1,593 3. Peternakan 0,267 1,435 4. Kehutanan 0,048 1,114 5. Perikanan 0,067 1,100 6. Pertambangan 0,633 2,184 7. Industri Makanan, 0,507 1,860 Minuman dan Tembakau 8. Industri Tekstil 0,427 1,798 dan Produk Tekstil TPT 9. Industri Pengolahan Lainnya 1,561 4,449 10. Listrtik, Gas dan Air Bersih 0,211 1,370 11. Bangunan 0,086 1,158 12. Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,769 2,458 13. Angkutan dan Komunikasi 0,428 1,947 14. Lembaga Keuangan 0,289 1,546 15. Jasa-jasa 0,545 1,955 Sumber: Tabel I-O Indonesia klasifikasi 15 sektor, 2003 diolah.

4.2.2. Keterkaitan ke Belakang

Tabel 4.5. Keterkaitan ke Belakang Sektor Perekonomian Indonesia Tahun 2003. Keterkaitan ke Belakang No. Sektor Langsung Langsung dan tidak Lanngsung 1. Tanaman Bahan Makanan 0,121 1,199 2. Tanaman Perkebunan 0,261 1,490 3. Peternakan 0,503 1,987 4. Kehutanan 0,193 1,350 5. Perikanan 0,233 1,420 6. Pertambangan 0,188 1,329 7. Industri Makanan, 0,658 2,094 Minuman dan Tembakau 8. Industri Tekstil 0,649 2,465 dan Produk Tekstil TPT 9. Industri Pengolahan Lainnya 0,633 2,287 10. Listrtik, Gas dan Air Bersih 0,738 2,246 11. Bangunan 0,662 2,393 12. Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,419 1,830 13. Angkutan dan Komunikasi 0,559 2,150 14. Lembaga Keuangan 0,274 1,483 15. Jasa-jasa 0,421 1,840 Sumber: Tabel I-O Indonesia klasifikasi 15 sektor, 2003 diolah. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sektor listrik, gas dan air bersih memiliki nilai keterkaitan langsung ke belakang terbesar yaitu sebesar 0,738. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sektor listrik, gas dan air bersih sebesar satu-satuan maka akan meningkatkan permintaan input sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor-sektor lain dalam perekonomian secara langsung sebesar 0,738 satuan. Jika dilihat dari nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang, maka sektor industri TPT memiliki nilai tertinggi sebesar 2,465. Keterkaitan langsung maupun langsung dan tidak langsung ke belakang sektor industri TPT berada di peringkat 4 dan 1 dari 15 sektor perekonomian yaitu sebesar 0,649 dan 2,465. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sektor industri TPT sebesar satu-satuan maka akan meningkatkan permintaan input sektor industri TPT dan sektor-sektor lain dalam perekonomian secara langsung sebesar 0,649 satuan dan secara langsung dan tidak langsung sebesar 2,465 satuan.

4.3. Analisis Dampak Penyebaran