ekspor ini adalah sektor industri pengolahan lainnya yaitu sebesar Rp. 151,23 milyar atau sekitar 8,36 persen, sektor peringkat ketiga yang paling berpengaruh
terhadap peningkatan ekspor ini adalah sektor tanaman perkebunan yaitu sebesar Rp. 126,72 milyar atau sekitar 7,00 persen, sedangkan sektor yang paling sedikit
perubahan pendapatannya akibat peningkatan ekspor sektor industri TPT ini adalah sektor perikanan yaitu sebesar Rp. 1,87 milyar atau hanya sekitar 0,10
persen dari total peningkatan pendapatan seluruh perekonomian. Berikut disajikan secara lengkap tabel mengenai dampak peningkatan ekspor industri TPT terhadap
perubahan pendapatan di seluruh sektor yang terdapat dalam perekonomian.
4.5.3. Dampak Terhadap Tenaga Kerja
Dari sisi tenaga kerja, peningkatan ekspor sektor industri TPT akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 85.145 orang. Kenaikan
permintaan akhir berupa peningkatan ekspor sektor industri TPT ini, berdampak paling besar pada sektor industri TPT itu sendiri yaitu sebesar 49.990 orang atau
sekitar 58,71 persen dari total peningkatan penyerapan tenaga kerja seluruh perekonomian. Sektor kedua yang paling berpengaruh terhadap peningkatan
ekspor ini adalah sektor tanaman perkebunan yaitu sebesar 10.193 orang atau sekitar 11,97 persen, sektor peringkat ketiga yang paling berpengaruh terhadap
peningkatan ekspor ini adalah sektor industri pengolahan lainnya yaitu sebesar 6.605 orang atau sekitar 7,76 persen, sedangkan sektor yang paling sedikit
perubahan pendapatannya akibat peningkatan ekspor sektor industri TPT ini adalah sektor perikanan yaitu sebesar 138 orang atau hanya sekitar 0,16 persen
dari total peningkatan penyerapan tenaga kerja seluruh perekonomian. Berikut disajikan secara lengkap tabel mengenai dampak peningkatan ekspor tekstil
industri TPT terhadap perubahan tenaga kerja di seluruh sektor yang terdapat dalam perekonomian.
Tabel 4.10. Dampak Peningkatan Ekspor Industri Tekstil dan Produk Tekstil Terhadap Perubahan Tenaga Kerja orang.
No. Sektor Nilai
Persen 1
Tanaman Bahan Makanan 932
1,09
2
Tanaman Perkebunan 10.193
11,97
3
Peternakan 1.447 1,70
4
Kehutanan 1.688 1,98
5
Perikanan 138 0,16
6
Pertambangan 490 0,58
7
Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 976
1,15
8
Industri Tekstil dan Produk Tekstil TPT 49.990
58,71
9
Industri Pengolahan Lainnya 6.605
7,76
10
Listrtik, Gas dan Air Bersih 407
0,48
11
Bangunan 312 0,37
12
Perdagangan, Hotel dan Restoran 4.113
4,83
13
Angkutan dan Komunikasi 2.850
3,35
14
Lembaga Keuangan 2.066
2,43
15
Jasa-jasa 2.938 3,45
Total 85.145 100,00
Sumber: Tabel I-O Indonesia klasifikasi 15 sektor, 2003 diolah.
Dampak peningkatan ekspor pada sektor industri TPT sebesar Rp. 5.598.576 juta atau Rp. 5,6 triliun menyebabkan bertambahnya output,
pendapatan dan tenaga kerja seluruh sektor perekonomian. Pada Tabel 4.10 terlihat perubahan angka pada total output, pendapatan dan tenaga kerja seluruh
perekonomian. Akibat adanya peningkatan ekspor sektor industri TPT sebesar Rp. 5,6 triliun atau sebesar 7,77 persen, output total sektor perekonomian bertambah
sebesar Rp. 13,80 triliun atau bertambah sebesar 0,0030 persen dari jumlah total output sebelum adanya peningkatan ekspor. Perubahan output ini sesuai dengan
nilai multiplier output tipe I yaitu sebesar 2,465, yang artinya apabila terjadi peningkatan akhir di sektor industri TPT sebesar Rp. 5,6 triliun, maka total output
seluruh perekonomian akan bertambah sebesar Rp. 13,80 triliun atau meningkat sebesar 2,465 kali lipat. Apabila dilihat dampak peningkatan ekspor sektor
industri TPT terhadap total pendapatan, maka akan meningkatkan total pendapatan seluruh perekonomian sebesar Rp. 1,81 triliun atau bertambah sebesar
0,0029 persen dari jumlah total pendapatan sebelum adanya peningkatan ekspor. Dan apabila dilihat dampak peningkatan ekspor sektor industri TPT terhadap
tenaga kerja, maka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja seluruh perekonomian sebesar 85.145 orang atau bertambah sebesar 0,0027 persen dari
jumlah total tenaga kerja sebelum adanya peningkatan ekspor. Tabel 4.11. Dampak Peningkatan Ekspor Industri Tekstil dan Produk Tekstil
Terhadap Perubahan Output juta rupiah, Pendapatan juta rupiah, dan Tenaga kerja orang.
Dampak Sebelum Shock
Tambahan Akibat Shock
Sesudah Shock Persentase
Perubahan Output 4.655.112.296
13.801.650 4.668.913.946
0,0030 Pendapatan 627.210.076
1.809.979 629.020.055 0,0029
Tenaga Kerja 31.642.910
85.145 31.728.055
0,0027 Sumber: Tabel I-O Indonesia klasifikasi 15 sektor, 2003 diolah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan berdasarkan temuan penelitian yang telah dilakukan serta saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya maupun untuk pertimbangan kebijakan. Pada bagian pertama akan dibahas mengenai kesimpulan sedangakn bagian kedua akan dibahas saran-saran
berdasarkan kesimpulan penelitian.
5.1. Kesimpulan
1. Hasil analisis keterkaitan menunjukkan bahwa industri tekstil dan produk tekstil TPT memiliki nilai keterkaitan ke depan yang rendah dibandingkan
sektor-sektor lainnya, berarti output industri TPT banyak digunakan untuk konsumsi langsung. Sedangkan untuk keterkaitan ke belakang, industri TPT
memiliki nilai yang cukup besar dibandingkan nilai keterkaitan ke depannya, berarti industri TPT merupakan sektor yang penting bagi pengembangan
sektor-sektor penyedia input industri tersebut. 2. Analisis dampak penyebaran menunjukkan bahwa industri tekstil dan produk
tekstil TPT lebih mampu menarik sektor hulunya yang dapat dilihat dari koefisien penyebarannya yang mempunyai nilai lebih dari satu yaitu sebesar
1,342 dibandingkan menarik sektor hilirnya yang memiliki nilai kepekaan penyebaran yang kurang dari satu yaitu sebesar 0,978.
3. Hasil analisis multiplier menunjukkan bahwa sektor industri TPT memiliki nilai multiplier output tipe I terbesar dan nilai multiplier output tipe II
menduduki peringkat ke dua setelah industri pengolahan lainnya, untuk