perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output. Sedangkan pengganda tipe I dan II digunakan untuk mengukur efek dari output
pendapatan maupun tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian yang disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan, dan
tenaga kerja yang ada disuatu negara atau wilayah.
2.6. Penelitian Terdahulu
Dengan semakin berkembangnya dan semakin banyaknya industri tekstil di Indonesia, serta semakin banyaknya masalah yang timbul pada industri ini
maka banyak yang tertarik untuk membahas atau melakukan penelitian di bidang industri tekstil.
Prihartini 2004 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor tekstil Indonesia ke Singapura menggunakan metode analisis OLS dan variabel
dummy. Hasil analisisnya adalah secara parsial variabel harga riil di Indonesia
dan dummy tidak nyata mempengaruhi ekspor benang tekstil Indonesia ke Singapura. Variabel harga riil di Singapura, pendapatan perkapita Singapura dan
nilai tukar riil Indonesia. Singapura mempengaruhi ekspor benang tekstil Indonesia ke Singapura secara nyata. Sedangkan variabel harga riil di Indonesia,
harga riil di Singapura dan nilai tukar riil tidak nyata mempengaruhi ekspor kain tenunan kapas namun variabel pendapatan per kapita Singapura dan dummy
mempengaruhi ekspor kain tenunan kapas Indonesia ke Singapura secara nyata. Variabel harga riil di Singapura berhubungan negatif dengan volume ekspor
benang tekstil Indonesia ke Singapura karena komoditi barang tekstil Indonesia
memiliki harga rata-rata lebih tinggi dari Cina. Variabel dummy menunjukkan hubungan negatif dengan volume ekspor Indonesia ke Singapura.
Kusumawardani 2005 melakukan penelitian menganalisis perkembangan ekspor TPT dan peran pasar kuota bagi Indonesia. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif atau kualitatif dan metode OLS berdasarkan hasil penelitian, kebijakan kuota dalam proses implementasi dan cara pengaturannya untuk jenis
kuota tetap dan kuota pertumbuhan telah berjalan sebagaimana semestinya. Adanya pasar kuota di Indonesia membawa dampak yang positif dan negatif
terhambat perkembangan ekspor TPT. Yulaekha 2005 menganalisis produktivitas Industri TPT Indonesia pada
periode tahun 1983-2002 dengan regresi berganda menggunakan alat OLS. Produktivitas dihitung dengan menggunakan penurunan dari produk total yaitu
produk marginal dan produk rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi bahan baku R dan energi M ternyata memberikan pengaruh positif
terhadap peningkatan output tekstil dan produk tekstil Indonesia dengan nilai koefisien sebesar 1,51 dan 3,44. sedangkan tenaga kerja, kapital dan dummy krisis
memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan output. Produkstivitas yang terbesar adalah energi PR
M
= 22,2596 dan bisa dikatakan bahwa terjadi efisiensi dalam penggunaan energi sehingga meskipun secara kuantitatif penggunaan faktor
produksi ini lebih sedikit namun ternyata dapat menghasilkan output yang lebih besar.Pada penelitian ini, yang akan diteliti adalah komoditi tekstil karena dari
segi Produk Domestik Bruto komoditi ini merupakan salah satu komoditi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi. Tetapi walaupun
menunjukkan kenaikkan dalam peranannya terhadap PDB, produksi industri tekstil menurun. Oleh karena itu peneliti akan membahas penurunan yang terjadi
di sektor tersebut. Penelitian yang berjudul ” Analisis Dampak Penurunan Ekspor Industri Tekstil terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia” ini mempunyai
perbedaan dengan penelitian lain yaitu peneliti akan meneliti penurunan ekspor tekstil, selain itu belum ada peneliti lain yang meneliti tekstil dengan
menggunakan metode Sistem Neraca Sosial Ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Musliha 2006 mengenai dampak ekspor
CPO terhadap perekonomian Indonesia menunjukkan bahwa adanya peningkatan ekspor mengakibatkan peningkatan output, pendapatan dan tenaga kerja masing-
masing sebesar Rp 7,66 triliun, Rp 947,58 milyar dan 205.436 jiwa tenaga kerja. Penelitian tersebut mengasumsikan bahwa terjadi peningkatan ekspor sektor CPO
adalah sebesar Rp 3,85 triliun. Analisis yang dilakukan adalah analisis Input- Output sisi permintaan.
2.6. Kerangka Pemikiran