Self-incompatibility pada B. rapa Keanekaragaman Serangga Penyerbuk dan Pengaruhnya dalam Pembentukan Biji Brassicaceae

5. PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN CAISIN Brassica rapa L.: Brassicaceae DALAM KAITANNYA

DENGAN KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENYERBUK PENDAHULUAN a. Struktur Bunga dan Penyerbukan Tanaman Caisin Bunga caisin Brassica rapa tersusun dalam tandan. Setiap bunga mempunyai 4 petal, berwarna kuning, tersusun bersilangan, benangsari 6: dua diantaranya lebih pendek dan 4 lainnya lebih panjang dari putik. Kepala putik tunggal berada di ujung putik. Sekitar 95 tanaman Brassicaceae memerlukan penyerbukan silang, beberapa varietas kol cauliflower melakukan penyerbukan sendiri Delaplane Mayer, 2000. B. rapa dan B. oleraceae dilaporkan bersifat self-incompatibility SI Takayama Isogai, 2005. Sifat SI B. rapa menyebabkan tanaman ini memerlukan penyerbukan silang untuk menghasilkan biji yang optimum. Lebah Hymenoptera berperan penting dalam penyerbukan silang tanaman ini Delaplane Mayer, 2000.

b. Self-incompatibility pada B. rapa

Self-incompatibility merupakan salah satu mekanisme paling penting pada tanaman berbunga untuk mencegah terjadinya pembuahan sendiri self- fertilization Takayama Isogai, 2005. SI dikontrol secara genetik yang menyebabkan penolakan serbuksari dalam satu individu. Penolakan serbuksari tersebut terjadi karena adanya rekognisi antara serbuksari dan putik yang dikontrol oleh lokus SI. SI pada tanaman caisin bersifat sporophytic self- incompatibility SSI, reaksi inkompatibilitas serbuksari ditentukan oleh genotip serbuksari yang dihasilkan tetuanya. Disamping SSI, ditemukan juga adanya gametophytic self-incompatibility GSI. Pada tanaman GSI, s-allel incompatible berada di dalam inti serbuksari haploid-gametofit. Beberapa sifat SSI adalah: secara genetik dikontrol oleh satu lokus di-alel atau multi-alel Asteraceae dan Cruciferae; lokasi penempelan serbuksari terdapat di permukaan stigma; stigma kering sedikit cairan, banyak terdapat pelikel protein; serbuksari triseluler; 90 bunga heteromorfik sistem di-alel atau homomorfik sistem multi-alel. Polimorfisme stamen-stylus heterostyle: distyle atau tristyle umumnya dikotrol oleh SSI di-alel. Tanaman caisin termasuk distyle yang ditandai dengan stylus pendek, stamen panjang, stigma besar dan datar, serbuksari banyak dan berukuran kecil Dafni, 1992. Selain pada Brassicaceae, SI juga dilaporkan pada tanaman kopi Coffea canephora: Rubiaceae Klein et al., 2003, Palicourea lasiorrachis Rubiaceae Kunin, 1993, beberapa spesies Rosaceae, Scrophulariaceae, Solanaceae, dan Papaveraceae Takayama Isogai, 2005.

c. Keanekaragaman Serangga Penyerbuk dan Pengaruhnya dalam Pembentukan Biji Brassicaceae

Penelitian tentang serangga penyerbuk dan pengaruhnya dalam pembentukan biji Cruciferae telah banyak dilaporkan. Keranekaragaman serangga penyerbuk meningkatkan jumlah biji dan buah tanaman Sinapsis arvensis Steffan-Dewenter Tscharntke, 1999. Penyerbukan silang oleh serangga meningkatkan jumlah polong, biji per polong, dan bobot biji pada tanaman sawi B. campestris varietas “Torch” dan “Span” Delaplane Mayer, 2000. Penyerbukan lebah madu meningkatkan jumlah polong, biji per polong, bobot biji per tanaman, dan viabilitas biji tanaman kubis bunga B. oleraceae Ramadhani et al., 2000. Penyerbukan oleh serangga meningkatkan jumlah biji B. campestris Khan Chaudry, 1995. Penyerbukan oleh A. cerana dan A. mellifera pada B. napus menghasilkan jumlah buah per tanaman lebih banyak dibandingkan dengan tanaman yang menyerbuk sendiri atau penyerbukan dengan tangan hand pollinated Khan, 1995. Steffan-Dewenter 2003 melaporkan penyerbukan oleh Osmia rufa meningkatkan jumlah biji B. napus. Penelitian ini mengukur hasil panen pertanaman caisin yang dibantu penyerbukannya oleh serangga dan tanpa serangga. 91 BAHAN DAN METODE

a. Perlakuan Tanaman dan Rancangan Percobaan