dengan individu lain melalui kemampuan menyebar With et al., 1999. Disamping itu, habitat dengan konektivitas tinggi meningkatkan populasi musuh
alami yang dapat mengendalikan populasi hama di bawah ambang batas Thies Tscharntke, 1999.
b. Struktur Habitat dan Keanekaragaman Serangga Penyerbuk
Penelitian serangga penyerbuk dalam kaitannya dengan struktur habitat telah banyak dilaporkan. Steffan-Dewenter Tscharntke 1999 melaporkan
kelimpahan individu dan kekayaan spesies lebah liar wild bees pengunjung bunga sawi Sinapsis arvensis: Brassicaceae ditemukan tinggi di habitat alami
dan kelimpahannya makin menurun dengan meningkatnya jarak dari habitat alami. Habitat alami merupakan source habitat bagi habitat di sekitarnya. Pada
pertanaman kopi dalam sistem agroforestry, Klein et al. 2002 melaporkan intensitas penggunaan lahan berpengaruh terhadap keanekaragaman lebah
penyerbuk. Kelimpahan dan kekayaan spesies lebah sosial makin meningkat dengan menurunnya intensitas penggunaan lahan, sedangkan kelimpahan lebah
soliter makin meningkat dengan meningkatnya intensitas penggunaan lahan. Dalam kaitannya dengan struktur habitat, Steffan-Dewenter 2002 melaporkan
kelimpahan lebah pengunjung bunga Centaurea jacea Asteraceae makin meningkat dengan meningkatnya struktur habitat. Struktur habitat juga
berpengaruh terhadap aktifitas pencarian pakan lebah penyerbuk. Jumlah kunjungan lebah pada bunga di struktur habitat yang sederhana lebih tinggi
dibandingkan dengan struktur habitat yang kompleks Steffan-Dewenter et al., 2001. Proporsi dan keanekaragaman tipe habitat menjadi faktor penting bagi
keberadaan lebah penyerbuk Steffan-Dewenter Tscharntke, 1999.
c. Taksonomi dan Biologi Lebah Penyerbuk
Lebah Superfamili Apoidea, Ordo Hymenoptera terbagi dalam 2 Seri, yaitu Apiformes dan Spheciformes. Seri Apiformes memiliki 7 famili, yaitu
Stenotritidae, Colletidae, Andrenidae, Halictidae, Melittidae, Megachilidae, dan Apidae. Seri Spheciformes memiliki 3 famili, yaitu Ampulicidae, Sphecidae, dan
26
Crabonidae. Di seluruh dunia, jumlah spesies lebah diperkirakan mencapai 16.000 Michener, 2000. Berdasarkan struktur alat mulutnya, lebah
dikelompokkan menjadi 2, yaitu lebah dengan alat mulut pendek short-tongued bees dan lebah dengan alat mulut panjang long-tongued bees. Lebah dengan
alat mulut pendek diduga sudah ada sejak munculnya tanaman Angiospermae awal yang mempunyai bentuk bunga dangkal shallow. Lebah dengan alat mulut
panjang muncul setelah adanya tanaman Angiospermai dengan struktur bunga yang lebih berkembang. Sejalan dengan meningkatnya kompleksitas bunga
angiospermae, lebah dengan alat mulut panjang lebih diuntungkan. Lebah madu merupakan contoh lebah dengan alat mulut panjang Winston, 1987.
Famili Apidae mempunyai 3 subfamili, yaitu Xylocopinae, Nomadinae, dan Apinae. Subfamili Xylocopinae memiliki 3 tribe, yaitu Manueliini 1 genus:
Manuelia, Xylocopini 1 genus: Xylocopa, dan Ceratinini 2 genus: Ceratina dan Megaceratina. Subfamili Nomadinae mempunyai 10 tribe, sebagai contohnya
tribe Nomadini dengan contoh genusnya Nomia. Subfamili Apinae mempunyai 19 tribe. Tribe Meliponini contoh Trigona dan Apini 1 genus: Apis merupakan
serangga sosial dengan tingkatan paling tinggi Roubik, 1989; Michener, 2000. Lebah dalam subfamili Xylocopinae dan Nomadinae termasuk lebah
soliter. Pada umumnya, induk betina lebah soliter tidak pernah bertemu dengan anaknya. Namun pada beberapa spesies Ceratina, Xylocopa, Nomia, dan
Megachilidae ditemukan induk-anak atau anak-anak di dalam sarangnya. Diantara lebah dewasa sering menunjukkan pembagian kasta, yaitu mirip ratu dan mirip
pekerja Michener, 2000. Roubik 1989 menyatakan beberapa spesies Ceratina dan Xylocopa termasuk kelompok parasosial, yaitu sebagai komunal, kuasisosial,
atau semisosial. Michener 2000 mengelompokkan Xylocopa sebagai lebah subsosial karena anak dan induk ditemukan dalam satu sarang dan induk secara
aktif memberi makan anak-anaknya. Trigona spp. dan Apis subfamili Apinae termasuk lebah sosial dengan
tingkatan paling tinggi Roubik, 1989; Michener, 2000. Anggota Apinae dicirikan oleh adanya corbicula atau pollen basket pada permukaan luar tibia
tungkai belakang yang digunakan untuk membawa serbuksari dan material 27
pembuat sarang Roubik, 1989. Genus Apis memiliki 9 spesies, yaitu A. mellifera Linnaeus, A. cerana Fabricus, A. dorsata Fabricus, A. laboriosa Smith,
A. florea Fabricus, A. andreniformis Smith, A. koschevnikovi Buttel-Reepen, A. nigrocincta, dan A. nuluensis Michener, 2000. Lebah A. cerana dan A. mellifera
merupakan lebah berukuran sedang 10-11 mm, sarang dibuat di dalam lubang yang terdiri beberapa sisir multiple combs, jumlah pekerja mencapai 6 000-7 000
individu pada A. cerana dan dapat mencapai 100 000 individu pada A. mellifera Winston, 1987. Sarang A. florea, A. andreniformis, A. dorsata, A. laboriosa
ditemukan di tempat terbuka dengan sisir tunggal single comb Michener, 2000.
d. Lebah Soliter dan Lebah Sosial