Perilaku Kunjungan Lebah Penyerbuk Pembentukan Biji Caisin

85. Suhu udara minimum dan maksimum 22 dan 30 o C di lokasi penelitian masih dalam kisaran suhu efektif bagi lebah. Amano et al., 2000 melaporkan suhu efektif bagi A. mellifera, A. cerana japonica, dan T. carbonaria masing- masing berkisar 16-37, 15-36, dan 17-39 o C. Pada saat terbang, suhu thoraks bumblebees dipertahankan pada suhu antara 35-45 o C. Pada suhu udara 24 o C, bumblebees hanya memerlukan waktu sekitar 1 menit untuk menaikkan suhu tubuhnya menjadi 37 o C Barth, 1991. Kemampuan lebah madu dalam mengatur suhu koloni menjadikan lebah mampu bertahan hidup dalam kisaran iklim luas. Beberapa cara dilakukan lebah untuk mempertahankan suhu di dalam sarang berkisar antara 33-35 o C, antara lain dengan fanning dan evaporasi air jika suhu udara panas, atau membentuk kelompok cluster jika suhu udara turun Gojmerac, 1980; Barth, 1991.

b. Perilaku Kunjungan Lebah Penyerbuk

Pengamatan perilaku kunjungan 6 spesies lebah pada bunga dapat digunakan untuk menduga efektifitas penyerbukan masing-masing spesies. Tiga spesies lebah, A. cerana, A. dorsata, dan Ceratina sp. mempunyai jumlah kunjungan tinggi masing-masing 18.5, 19.5, dan 5.5 bungamenit, waktu kunjungan per bunga pendek 3.18, 3.36, dan 13.79 detikbunga, dan pencarian pakan dalam pertanaman caisin lama 13.1, 10.6, dan 9.8 menit. Waktu kunjungan per bunga yang pendek memungkinkan lebah ini banyak berpindah ke bunga lain dalam melakukan pencarian pakan. Diduga ke tiga spesies tersebut mempunyai efektifitas penyerbukan yang tinggi pada pertanaman caisin. Efektifitas penyerbukan A. cerana, A. dorsata binghami, dan Ceratina sp. juga dilaporkan oleh Klein et al. 2003 pada pertanaman kopi. Biji yang dihasilkan dari penyerbukan masing-masing spesies lebah tersebut mencapai 68.8, 71.7, dan 84.6. Efektifitas penyerbukan Xylocopa pada pertanaman caisin diduga lebih rendah dibandingkan dengan A. cerana, A. dorsata, dan Ceratina sp. Hal ini diketahui dari lama pencarian pakan yang sangat singkat pada bunga caisin. Struktur bunga caisin bunga merupakan tipe bunga yang sesuai bagi Xylocopa. Lebah Xylocopa umumnya menyukai bunga dari famili Papilionaceae. Disamping 104 itu, ukuran bunga caisin yang kecil dibandingkan dengan ukuran tubuh Xylocopa merupakan faktor yang menyebabkan rendahnya kunjungan Xylocopa. Dua spesies Xylocopa, yaitu X. aestuans dan X. dejeanii mempunyai efektifitas penyerbukan yang tinggi pada pertanaman kopi dan biji yang dihasilkan mencapai 100 dan 90 Klein, et al. 2003.

c. Pembentukan Biji Caisin

Serangga penyerbuk di alam membantu penyerbukan tanaman caisin. Pada pertanaman caisin yang tidak dikurung, dimana serangga membantu penyerbukan dihasilkan jumlah tandan, polong per tandan, jumlah biji per polong, dan jumlah dan bobot biji per tanaman lebih tinggi dibandingkan tanaman yang dikurung. Pada pertanaman yang terbuka terjadi peningkatan jumlah polong sebesar 179, jumlah biji per polong sebesar 98, dan jumlah biji per tanaman sebesar 932. Peningkatan hasil panen dengan aplikasi serangga penyerbuk juga telah dilaporkan oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti Steffan-Dewenter 2003 pada tanaman B. napus, Ramadhani et al. 2000 pada kubis bunga Brassica oleracea, dan Klein et al. 2003 pada pertanaman kopi. Tingginya hasil panen tersebut terutama disebabkan terjadinya penyerbukan silang yang dilakukan oleh serangga. Keberhasilan penyerbukan silang pada pertanaman caisin didukung oleh sifat tanaman ini yang self- incompatibility yang mencegah terjadinya penyerbukan sendiri Takayama Isogai, 2005. Penyerbukan silang meningkatkan keanekaragaman genetik heterosigositas yang memberi kekuatan hibrid hibrid vigor bagi keturunannya. Kekuatan hibrid tersebut ditunjukkan dari kuantitas dan kualitas hasil panen, termasuk kemampuan perkecambahan biji. Jumlah biji yang dihasilkan pertanaman caisin berkaitan dengan jumlah individu penyerbuk yang mengunjunginya. Dari hasil analisis regresi linear, jumlah biji yang dihasilkan makin meningkat dengan meningkatnya jumlah individu serangga penyerbuk. Klein et al. 2003 menyatakan pembentukan biji tanaman dapat diprediksi dari kelimpahan dan keanekaragaman lebah yang mengunjunginya. 105 Jumlah biji yang dihasilkan dari pertanaman caisin terbuka 9 kali lebih banyak dibandingkan dengan tanaman yang dikurung. Rerata biji yang dihasilkan per tanaman caisin terbuka adalah 3 320 biji 6.4 g, sedangkan dari tanaman yang dikurung 322 biji 0.6 g. Jika dihitung secara ekonomi dengan harga 3 g biji caisin di pasaran adalah Rp. 3 000,-, maka dari satu tanaman caisin yang terbuka menghasilkan Rp. 6 400,-, sedangkan dari tanaman yang dikurung menghasilkan Rp. 600,-. Dengan demikian, hilangnya serangga penyerbuk berpotensi kerugian sebesar Rp. 5 800,- per tanaman atau setara dengan Rp. 116 000 000,- per hektar, dengan asumsi per hektar ditanam 20 000 tanaman. Berdasarkan penelitian ini, serangga berperan besar dalam penyerbukan tanaman sehingga meningkatkan hasil panen. Peningkatan hasil panen dengan penggunaan serangga penyerbuk sangat mendukung usaha intensifikasi pertanian yang selama ini dilakukan. Bahkan aplikasi serangga penyerbuk ini dapat dijadikan poin tambahan dalam usaha intensifikasi pertanian, selain melalui teknik pengolahan lahan, pengaturan irigasi, pemupukan, pemberantasan hama, dan penggunaan bibit unggul. 106

7. KESIMPULAN DAN SARAN