Lama Kunjungan pada Pertanaman Caisin

Gambar 40 Box plot lama kunjungan per bunga X. latipes pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95 yang dilanjutkan uji Scheffe Lampiran 2.

c. Lama Kunjungan pada Pertanaman Caisin

Lama kunjungan 6 spesies lebah penyerbuk pada pertanaman caisin bervariasi. Kunjungan paling lama terjadi pada A. cerana 13.1 menit, diikuti A. dorsata 10.6 menit, dan Ceratina sp. 9.8 menit, dan Xylocopa spp. 0.8-4.4 menit Tabel 11. Lama kunjungan masing-masing spesies pada pertanaman caisin bervariasi pada bulan pengamatan berbeda Gambar 41-47. Tabel 11 Lama kunjungan enam spesies lebah penyerbuk pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda pada uji Anova level 95, dilanjutkan uji Scheffe. Tanda - menunjukkan tidak dilakukan pengamatan. 81 Famili, Subfamili Spesies Jan-Peb Maret-Aprl Mei Rerata Apidae, Sf. Apinae Apis cerana Apis dorsata - Apidae, Sf. Xylocopinae - Xylocopa caerulea Xylocopa confusa Xylocopa latipes - Lama kunjungan pada pertanaman menit +standar deviasi 16.90 +4.59 11.89 +4.13 12.10 +6.14 13.1 a +2.83 9.72 +6.71 13.68 +6.79 10.6 ab +2.81 Ceratina sp. 10.82 +5.56 7.78 +4.14 9.8 abd +2.15 5.89 +6.72 3.19 +2.20 1.40 +1.45 4.4 b d +2.26 5.62 +7.27 9.56+15.18 0.93 +1.22 4.1 d +4.32 1.17 +2.25 0.37 +0.51 0.8 d +0.57 Gambar 41 Box plot lama kunjungan enam spesies lebah pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95 yang dilanjutkan uji Scheffe Lampiran 3. Gambar 42 Box plot lama kunjungan A. cerana pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95 yang dilanjutkan uji Scheffe Lampiran 3. 82 Gambar 43 Box plot lama kunjungan A. dorsata pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95 yang dilanjutkan uji Scheffe Lampiran 3. Gambar 44 Box plot lama kunjungan Ceratina sp. pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95 yang dilanjutkan uji Scheffe Lampiran 3. 83 Gambar 45 Box plot lama kunjungan X. caerulea pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95 yang dilanjutkan uji Scheffe Lampiran 3. Gambar 46 Box plot lama kunjungan X. confusa pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95 yang dilanjutkan uji Scheffe Lampiran 3. 84 Gambar 47 Box plot lama kunjungan X. latipes pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95 yang dilanjutkan uji Scheffe Lampiran 3. PEMBAHASAN Perilaku kunjungan serangga penyerbuk, seperti lama kunjungan per bunga dan jumlah dan frekuensi kunjungan dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas spesies penyerbuk. Selain itu, efektivitas penyerbuk juga dapat diukur dari jumlah dan bobot biji dan buah yang terbentuk Stubbs Drummond, 2001; Dafni, 1992. Berdasarkan 6 spesies lebah penyerbuk yang diamati, jumlah kunjungan 3 spesies lebah, yaitu Xylocopa spp. 22.6-24.6 bungamenit, A. cerana 18.5 bungamenit, dan A. dorsata 19.5 bungamenit tinggi, sedangkan jumlah kunjungan Ceratina sp. 5.5 bungamenit rendah Tabel 9. Berbeda dengan jumlah kunjungan per menit, kunjungan per bunga paling lama pada Ceratina sp. 10.91 detikbunga, sedangkan kunjungan A. cerana 3.08 detikbunga, A. dorsata 3.24 detikbunga, dan Xylocopa spp. 2.44-2.65 detikbunga berlangsung lebih singkat Tabel 10. Tiga spesies lebah, yaitu A. cerana, A. dorsata, dan Ceratina sp. melakukan kunjungan pada bunga 85 pertanaman caisin lebih lama masing-masing 13.1, 10.6, 9.8 menit dibandingkan dengan Xylocopa spp. 0.8-4.4 menit Tabel 11. Lebah A. cerana dan A. dorsata mempunyai jumlah kunjungan per menit tinggi masing-masing 18.5 dan 19.5 bungamenit, kunjungan per bunga singkat masing-masing 3.08 dan 3.24 detikbunga, dan kunjungan pada pertanaman caisin lama masing-masing 13.1 dan 10.6 menit. Pengamatan menunjukkan bahwa bunga caisin merupakan tipe bunga yang cocok bagi kedua spesies lebah tersebut. Jumlah kunjungan A. cerana pada bunga caisin 19.5 bungamenit jauh lebih tinggi dibandingkan A. mellifera yang mengunjungi tanaman blueberry 8 bunga per menit. Kedua spesies tersebut mempunyai ukuran tubuh relatif sama. Jumlah kunjungan A. cerana dan A. dorsata pada bunga pertanaman caisin lebih tinggi dibandingkan Bombus impatiens yang mengunjungi bunga tanaman blueberry 11 bunga per menit Stubbs Drummond, 2001. Ketiga spesies tersebut termasuk lebah sosial dengan ukuran tubuh yang tidak jauh berbeda. Kunjungan A. cerana 3.08 detikbunga lebih cepat dibandingkan kunjungan A. mellifera dan B. impatiens pada bunga blueberry masing-masing 8.8 dan 5.6 detikbunga Stubbs Drummond, 2001. Lama kunjungan per bunga yang singkat pada A. cerana dan A. dorsata kemungkinan berkaitan dengan sifat hidupnya yang sosial dan membutuhkan jumlah makanan yang besar untuk anggota koloninya. Pencarian pakan kedua spesies tersebut dilakukan lebih intensif dengan cara lebih banyak mengunjungi bunga. Lebah A. cerana dan A. dorsata mengumpulkan serbuksari dalam bentuk padatan pellet yang disimpan dalam pollen basket di tungkai belakang. Lebah A. cerana dan A. dorsata termasuk lebah sosial dengan jumlah individu dan kebutuhan pakan yang tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan pakan bagi anggota koloni, lebah pekerja berusaha mengumpulkan lebih banyak serbuksari sehingga memerlukan waktu lebih lama. Lebah Ceratina sp. mempunyai jumlah kunjungan per menit rendah 5.5 bungamenit, kunjungan per bunga lama 10.91 detikbunga, dan kunjungan pada pertanaman caisin lama 9.8 menit. Lebah Ceratina sp. menghabiskan lebih banyak waktu dalam mengunjungi satu bunga. Pengamatan menunjukkan bahwa bunga caisin merupakan tipe bunga yang cocok bagi Ceratina sp. Jumlah 86 kunjungan Ceratina sp. pada pertanaman caisin 5.5 bungamenit relatif sama dibandingkan kunjungan Amegilla sp. pada tanaman Moringa oleifera 6-10 bungamenit, Martynia annua Pedaliaceae 4-10 bungamenit, Bauhinia purpurea 6-11 bungamenit, Tamarindus indica Caesalpiniaceae 7-12 bungamenit, dan Cochlospermum religiosum 4-7 bungamenit. Jumlah kunjungan Ceratina sp. yang diamati lebih rendah dibandingkan Amegilla 8-35 bungamenit yang mengunjungi beberapa tanaman dalam famili Lamiaceae dan Verbenaceae Reddi, et al., 1999. Kedua spesies tersebut termasuk lebah soliter. Kunjungan Ceratina pada bunga caisin yang diamati 10.91 detikbunga lebih lama dibandingkan dengan kunjungan Amegilla yang mengunjungi bunga tanaman famili Lamiaceae, Verbenaceae, Moringaceae, Pedaliaceae, dan Caesalpiniaceae yang berkisar 1-10 detikbunga. Kunjungan Ceratina sp. pada pertanaman caisin lebih pendek dibandingkan dengan kunjungan Amegilla pada Cochlospermum religiosum Cochlospermaceae 40-60 detikbunga Reddi, et al., 1999. Lebah Ceratina sp. mempunyai jumlah kunjungan per menit tinggi 22.6- 24.6 bungamenit, kunjungan per bunga singkat 2.44-2.65 detikbunga, dan kunjungan pada pertanaman caisin sangat singkat 0.8-4.4 menit. Kunjungan yang sangat singkat tersebut disebabkan karena bunga caisin bukan merupakan tipe bunga yang cocok bagi Xylocopa. Ukuran bunga caisin sekitar 12 mm terlalu kecil dibandingkan dengan ukuran tubuh Xylocopa panjang tubuh 13-30 mm Michener, 2000. Pengamatan menunjukkan pada saat Xylocopa hinggap pada bunga caisin, tangkai bunga melengkung ke bawah menahan beban tubuh Xylocopa. Disamping itu, kemungkinan sumberdaya pada bunga caisin terlalu sedikit bagi Xylocopa, sehingga Xylocopa lebih tertarik ke bunga tanaman lain yang mempunyai sumberdaya lebih banyak. Dengan kondisi tersebut, maka lama kunjungan Xylocopa pada bunga pertanaman caisin tidak menggambarkan lama perjalanan pencarian pakan. Ketidakcocokan tipe bunga caisin bagi Xylocopa juga dapat ditunjukkan dengan lama kunjungan pada pertanaman caisin sangat singkat Tabel 11. Lebah Xylocopa cenderung mengunjungi bunga dari tanaman Papilionaceae dengan struktur bunga yang lebih berkembang. Beberapa tanaman 87 yang sering dikunjungi Xylocopa adalah Crotalaria, D. regia, Calliandra sp. Gerling, 1989. Jika dikaitkan dengan ukuran tubuh, lebah yang berukuran tubuh besar cenderung mempunyai jumlah kunjungan lebih tinggi. Dari spesies lebah yang diamati, ukuran tubuh yang paling besar adalah Xylocopa spp, diikuti A. dorsata, A. cerana, dan Ceratina sp. Penelitian menunjukkan lebah dengan ukuran tubuh kecil Ceratina sp. mempunyai kunjungan lebih lama dibandingkan lebah dengan ukuran tubuh besar A. dorsata, A. cerana, dan Xylocopa spp.. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan kesimpulan umum yang dilaporkan Raw 2000 yang menyatakan bahwa lebah dengan ukuran tubuh kecil mempunyai waktu berkunjung cepat dibandingkan lebah dengan ukuran tubuh besar. Pada Ceratina sp. yang berukuran tubuh kecil, kebutuhan serbuksari tidak sebanyak lebah yang berukuran tubuh besar. Perilaku pencarian pakan lebah bervariasi tergantung pada kondisi dan jarak tanaman dari lokasi sarang Gojmerac, 1980. Tiga spesies lebah yang diamati, yaitu A. dorsata, A. cerana, dan Xylocopa spp. kemungkinan besar bersarang di dalam hutan. Jumlah kunjungan ke tiga spesies tersebut cenderung makin rendah dengan meningkatnya jarak dari hutan Tabel 9. Jarak pencarian pakan yang jauh, menyebabkan energi yang diperlukan makin besar sehingga diduga menurunkan jumlah kunjungan. Jumlah kunjungan pada Ceratina sp. cenderung tidak berkaitan dengan jarak dari hutan. Jumlah kunjungan Ceratina sp. pada pengamatan bulan April-Mei 2006 lokasi 400 m dari hutan justru lebih tinggi dibandingkan dengan pengamatan bulan Januari-Pebruari lokasi 200 m dari hutan. Hal ini disebabkan karena lebah ini umumnya bersarang di ranting pohon atau dahan dan shurbs di sekitar lahan pertanian yang lebih terbuka dengan kelembaban relatif rendah Klein et al., 2003. Berdasarkan optimal foraging theory, penyerbuk melakukan pencarian pakan seefisien mungkin untuk mendapatkan lebih banyak makanan atas usaha yang telah dilakukan. Pada saat serbuksari atau nektar melimpah, lebah mengunjungi lebih banyak bunga, sebaliknya jika nektar atau serbuksari sedikit, lebah mengunjungi sedikit bunga dan lambat dalam mencari pakan. Banyaknya kunjungan lebah pada bunga 88 meningkatkan efektivitas penyerbukan Delaplane Mayer, 2000. Dalam kaitannya dengan efektivitas penyerbukan, diduga lebah sosial A. cerana dan A. dorsata mempunyai efektifitas lebih tinggi pada pertanaman caisin dibandingkan lebah soliter Ceratina sp. dan Xylocopa spp.. Hal ini didukung oleh kelimpahan individu, jumlah kunjungn per menit, dan lama kunjungan kedua spesies Apis lebih tinggi dibandingkan Ceratina dan Xylocopa spp. Greenleaf Kremen 2006 melaporkan keefektifan lebah sosial A. mellifera sebagai penyerbuk bunga matahari Helianthus annuus yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina terpisah, dapat ditingkatkan dengan adanya lebah liar wild bees dengan mekanisme interaksi perilaku interspesifik. Perilaku lebah liar tersebut meningkatkan frekuensi lebah madu dalam memindahkan serbuksari, yang akhirnya meningkatkan penyerbukan silang. Disamping lebah sosial, lebah soliter juga dilaporkan sebagai penyerbuk yang efektif, karena lebih sering berpindah dari satu tanaman ke tanaman lainnya. Sebagian besar lebah soliter mempunyai probosis panjang sehingga kontak dengan stigma sering terjadi yang memungkinkan terjadinya penyerbukan silang Corbet et al., 1991. KESIMPULAN Lebah Apis cerana dan A. dorsata mempunyai jumlah kunjungan per menit tinggi, waktu kunjungan per bunga singkat, dan pencarian pakan pada pertanaman caisin berlangsung lama. Lebah Ceratina sp. mempunyai jumlah kunjungan per menit rendah, waktu kunjungan per bunga lama, dan pencarian pakan pada pertanaman caisin berlangsung lama. Lebah Xylocopa spp. mempunyai jumlah kunjungan per menit tinggi, waktu kunjungan per bunga singkat, dan pencarian pakan pada pertanaman caisin sangat singkat. Berdasarkan perilaku pencarian pakan yang diamati, lebah A. cerana, A. dorsata, dan Ceratina sp. mempunyai potensi dan efektivitas penyerbukan yang tinggi pada pertanaman caisin. 89

5. PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN CAISIN Brassica rapa L.: Brassicaceae DALAM KAITANNYA

DENGAN KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENYERBUK PENDAHULUAN a. Struktur Bunga dan Penyerbukan Tanaman Caisin Bunga caisin Brassica rapa tersusun dalam tandan. Setiap bunga mempunyai 4 petal, berwarna kuning, tersusun bersilangan, benangsari 6: dua diantaranya lebih pendek dan 4 lainnya lebih panjang dari putik. Kepala putik tunggal berada di ujung putik. Sekitar 95 tanaman Brassicaceae memerlukan penyerbukan silang, beberapa varietas kol cauliflower melakukan penyerbukan sendiri Delaplane Mayer, 2000. B. rapa dan B. oleraceae dilaporkan bersifat self-incompatibility SI Takayama Isogai, 2005. Sifat SI B. rapa menyebabkan tanaman ini memerlukan penyerbukan silang untuk menghasilkan biji yang optimum. Lebah Hymenoptera berperan penting dalam penyerbukan silang tanaman ini Delaplane Mayer, 2000.

b. Self-incompatibility pada B. rapa

Self-incompatibility merupakan salah satu mekanisme paling penting pada tanaman berbunga untuk mencegah terjadinya pembuahan sendiri self- fertilization Takayama Isogai, 2005. SI dikontrol secara genetik yang menyebabkan penolakan serbuksari dalam satu individu. Penolakan serbuksari tersebut terjadi karena adanya rekognisi antara serbuksari dan putik yang dikontrol oleh lokus SI. SI pada tanaman caisin bersifat sporophytic self- incompatibility SSI, reaksi inkompatibilitas serbuksari ditentukan oleh genotip serbuksari yang dihasilkan tetuanya. Disamping SSI, ditemukan juga adanya gametophytic self-incompatibility GSI. Pada tanaman GSI, s-allel incompatible berada di dalam inti serbuksari haploid-gametofit. Beberapa sifat SSI adalah: secara genetik dikontrol oleh satu lokus di-alel atau multi-alel Asteraceae dan Cruciferae; lokasi penempelan serbuksari terdapat di permukaan stigma; stigma kering sedikit cairan, banyak terdapat pelikel protein; serbuksari triseluler; 90