Analisis Korelasi Analisis Kuantitatif

5. Uji Signifikansi Variabel Prediktor Secara Individu

Pengujian terhadap signifikansi masing-masing variabel prediktor secara individu dilakukan dengan uji Wald W j , dengan rumus: W j = β SE β k Keterangan: β = Penduga β SE = Penduga standard error dari β β k = Koefisien variabel prediktor ke-k Hipotesis: H = β k = 0 H 1 = β k ≠ 0, k=1,2,...,k Statistik W j mengikuti sebaran normal Z, jika nilai W j Z α2 atau two- tailed p-value dari statistik W j lebih kecil dari taraf nyata α = 0,050 maka keputusannya adalah menolak H 0, artinya variabel prediktor ke-k tersebut berpengaruh secara nyatasignifikan terhadap variabel respon.

4.5.2.2. Analisis Korelasi

Analisis korelasi merupakan analisis menngenai hubungan atau keterkaiatan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Analisis ini ditujukan untuk mengetahui apakah antara variabel yang satu dengan variabel yang lain ada keterkaitan atau hubungan dan bagaimana tingkat keeratan hubungan tersebut. Ukuran korelasi yang sering digunakan adalah koefisien korelasi contoh Walpole, 1982 dengan rumus: ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ∑ ∑ ∑ = = i n i i i n i i y x y x n 1 1 r = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = 2 1 1 2 2 1 1 2 n i n i i n i i n i i y y n x x n Keterangan: n = jumlah observasi x i = nilai variabel x pada observasi ke-i y i = nilai variabel y pada observasi ke-i Dua variabel dikatakan berhubungan secara nyata jika p-value dari koefisien korelasinya lebih kecil dari taraf nyata α=0,050. Kekuatan hubungan atau korelasi antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yaitu hubungan dinyatakan kuat jika nilai koefisien korelasinya mendekati satu dan dinyatakan memiliki hubungan yang lemah jika nilai koefisien korelasinya mendekati nol. Tanda dari nilai koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan antara kedua variabel tersebut. Tanda positif dari nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang searah, sedangkan tanda negatif dari nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa antara kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang berlawanan arah.

4.6. Definisi Operasional

ƒ Kredit lancar yaitu kredit yang tidak mengalami penundaanpenunggakan dalam pembayaran pokok pinjaman dan bunga dari waktu yang ditetapkan. ƒ Kredit tidak lancar menunggak yaitu kredit yang pembayaran pokok pinjaman dan bunganya telah megalami penundaan selama satu minggu atau lebih. ƒ Usia yaitu umur debitur responden sejak lahir hingga proses wawancara dilakukan. ƒ Jenis kelamin yaitu jenis kelamin dari debitur penerima kredit sekaligus pengelola usaha 1=wanita, 0=pria ƒ Tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan formal yang pernah dijalani oleh debitur, dihitung dalam satuan tahun tidak lulus SD = 0, lulus SD = 6, lulus SMP = 9, lulus SMA = 12, lulus D3 = 15, lulus S1 = 16, lulus S2 = 18. ƒ Jumlah tanggungan dalam keluarga yaitu banyaknya orang yang menjadi tanggungan debitur responden dalam keluarganya termasuk debitur sendiri, dihitung dalam satuan orang. ƒ Pendapatanomzet usaha yaitu jumlah penerimaan kotor rata-rata per bulan dari hasil usaha debitur, dihitung dalam satuan rupiah yang dapat dirumuskan sebagai berikut: TR = P x Q , dimana: TR : Total revenewtotal pendapatan rupiah P : Harga produk yang dijual rupiah