Analisis Pengaruh Karakteristik Kredit terhadap Tingkat

5.3.3. Analisis Pengaruh Karakteristik Kredit terhadap Tingkat

Pengembalian Kredit Karakteristik kredit yang diduga mempengaruhi tingkat pengembalian kredit Kupedes terdiri dari faktorvariabel nilai plafond, jangka waktu pengembalian dan frekuensi peminjaman kredit di BRI unit Cigudeg. Masing- masing variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut: a Nilai Plafond Kredit Nilai plafon kredit merupakan sejumlah nominal pinjaman yang diberikan oleh bank. Besarnya nilai pinjaman ini biasanya tergantung pada permintaan debitur yang disesuaikan dengan pendapatannya. Semakin besar nilai pinjaman ini otomatis akan menjadikan beban angsuran yang harus dibayar juga semakin besar sehingga nilai plafond kredit diduga berpengaruh negatif terhadap kelancaran pengembalian kredit oleh debitur. Nilai plafond yang diduga berpengaruh terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit ternyata memberikan hasil yang berbeda. Nilai satistik Z sebesar -1,38 dengan p-value sebesar 0,168 p-value α 0,050 mengindikasikan bahwa variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap kelancaran pengembalian kredit. Jika dikaitkan dengan analisis deskriptif sebelumnya, kesimpulan ini sesuai karena berdasarkan analisis deskriptif bahwa tidak ada perbedaan nilai plafond dari sebagian besar debitur responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam pembayaran kredit. Nilai plafond sebagian besar debitur dari kedua kategori tersebut berkisar lebih dari Rp 3 juta hingga Rp 15 juta. Koefisien variabel tersebut yang negatif menunjukkan bahwa nilai plafond memiliki pengaruh negatif terhadap kelancaran pengembalian kredit. Semakin besar nilai plafond yang diterima debitur maka peluangnya untuk dapat mengembalikan kredit dengan lancar semakin kecil. Nilai odds ratio sebesar 0,95 artinya peningkatan nilai plafond kredit sebesar satu satuan Rp 1 juta akan menurunkan peluang lancarnya pengembalian kredit menjadi 0,95 kali dari semula sebelum terjadi peningkatan nilai plafond. Seorang debitur yang memperoleh nilai plafond kredit lebih besar Rp 1 juta daripada debitur lain maka peluangnya untuk mengembalikan kredit secara lancar menjadi lebih kecil yaitu 0,95 kali dari peluang debitur yang nilai plafondnya lebih kecil Rp 1 juta. b Jangka Waktu Pengembalian Kredit Penentuan jangka waktu pengembalianpelunasan kredit ditentukan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan debitur. Kesepakatan tersebut berdasarkan permintaan debitur yang disesuaikan dengan pertimbangan- pertimbangan lain oleh pihak bank. Bagi pihak bank, semakin lama jangka waktu pengembalian ini akan meringankan beban angsuran yang harus dibayar debitur per bulannya sehingga memperkecil resiko penunggakan kredit. Di sisi lain, semakin lama jangka waktu pengembalian kredit ini akan menurunkan tingkat perputaran dana dan likuiditas bank sehingga pihak bank benar-benar penuh pertimbangan dalam menentukan jangka waktu pengembalian kredit tersebut. Jangka waktu pengembalian kredit diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit oleh debitur. Berdasarkan hasil analisis, nilai satistik Z variabel jangka waktu pengembalian ini sebesar 0.33 dengan p-value 0.738 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ini tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap kelancaran pengembalian kredit karena p-value lebih besar dari taraf nyata α = 0,050. Hal ini sesuai dengan hasil analisis deskriptif bahwa terdapat tidak terdapat perbedaan jangka waktu pengembalian kredit sebagian besar debitur responden antara yang lancar dan menunggak. Sebagian besar debitur responden dari kedua kategori tersebut mengakses kredit dengan jangka waktu pengembalian 12 hingga 18 bulan. Nilai koefisien jangka waktu pengembalian kredit bertanda positif yang artinya variabel ini berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit. Semakin lama jangka waktu pengembalian tersebut maka peluang lancarnya pengembalian kredit semakin besar. Odds ratio sebesar 1,03 artinya peningkatan jangka waktu pengembalian kredit sebesar satu satuan satu bulan akan meningkatkan peluang lancarnya pengembalian kredit menjadi 1,03 kali dari semula sebelum terjadi peningkatan jangka waktu pengembalian kredit. Seorang debitur memiliki jangka waktu pengembalian kredit lebih lama satu bulan daripada debitur lain maka peluangnya mengembalikan kredit dengan lancar menjadi 1,03 kali dari peluang debitur lain tersebut. Dalam kenyataannya, selisih jangka waktu pengembalian antara debitur yang satu dengan debitur yang lain adalah enam bulan atau 12 bulan karena hanya ada tiga pilihan jangka waktu pengembalian kredit yaitu 12 bulan, 18 bulan dan 24 bulan. c Frekuensi Peminjaman Kredit Frekuensi peminjaman adalah berapa kali debitur telah berpengalaman memperoleh kredit dari BRI unit Cigudeg. Umumnya debitur yang berulang kali memperoleh kredit berarti debitur tersebut telah mendapat kepercayaan dari bank dan kredibilitasnya dalam memenuhi kewajiban angsuran kredit juga kemungkinan besar terjamin sehingga pihak bank tidak akan ragu untuk memberikan pinjaman kredit kembali. Hal ini menyebabkan frekuensi peminjaman kredit diduga mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit. Semakin sering debitur memperoleh pinjaman kredit, harapannya semakin besar pula peluang pengembalian kredit secara lancar. Frekuensi peminjaman kredit memiliki nilai statistik Z sebesar 1.98 dengan p-value sebesar 0.048 membuktikan bahwa variabel ini berpengaruh secara nyata terhadap kelancaran pengembalian kredit karena p-value lebih kecil dari α 0,050. Jika dikaitkan dengan analisis deskriptif sebelumnya, hal tersebut sesuai karena berdasarkan hasil analisis deskriptif terdapat perbedaan yang signifikan dari frekuensi peminjaman kredit sebagian besar debitur responden antara yang lancar dan menunggak dalam mengembalikan kredit. Sebagian besar debitur yang mampu mengembalikan kredit dengan baiklancar telah memperoleh pinjaman dua kali dan lebih dari lima kali, sedangkan debitur yang tergolong menunggak memperoleh pinjaman sebanyak satu hingga tiga kali. Nilai koefisien variabel tersebut bertanda positif artinya frekuensi peminjaman kredit memiliki pengaruh yang positif terhadap kelancaran pengembalian kredit. Semakin sering debitur memperoleh pinjaman kredit artinya semakin dipercaya untuk dapat melakukan pembayaran angsuran dengan baik sehingga peluang lancarnya pengembalian kredit semakin besar. Odds ratio senilai 1,49 menunjukkan jika frekuensi peminjaman kredit meningkat satu satuan satu kali akan meningkatkan peluang pengembalian kredit dengan lancar menjadi 1,49 kali dari semula sebelum frekuensinya bertambah. Seorang debitur yang lebih banyak satu kali intensitas peminjamannya daripada debitur lain maka peluangnya mengembalikan kredit dengan lancar menjadi 1,49 kali dari debitur lain tersebut. Dari semua faktorvariabel yang berpengaruh nyata atau tidak nyata yang telah diuraikan di atas dapat dilihat nilai koefisien, statistik Z, p-value dan odds ratio -nya pada tabel berikut: Tabel 11. Nilai-Nilai Statistik Variabel Prediktor Nyatasignifikan pada taraf 0,050

5.4. Analisis Korelasi Antara Karakteristik Personal, Karakteristik Usaha