yang sebenarnya. Tingkat uji keakuratan dicerminkan dengan adanya korelasi yang tinggi dan siginifikan antara hasil estimasi dengan aktual. Sementara itu
untuk menguji hasil conjoint dilakukan dengan sejumlah holdout samplesebagai penguji hasil apakah proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa
selaras jika digunakan pada populasi. Secara teoritis jumlah stimuli akan sangat banyak jika faktor dan level juga
bervariasi. Untuk jumlah stimuli yang terlalu banyak bisa dilakukan pengurangan stimuli dengan ketentuan stimuli minimal :
Asumsi pada analisis conjoint berbeda dengan analisis multivariat lainnya, proses conjoint tidak membutuhkan uji asumsi seperti normalitas, homoskedastisitas,
dan lainnya Santoso, 2012 . Dalam evaluasi model, hasil analisis conjoint ini untuk akurasi baik individu
maupun agregat. Tujuan keduanya ialah memastikan seberapa konsisten model memprediksi preferensi yang diberikan responden. Untuk memeriksa kecocokan
model keseluruhan dapat digunakan nilai korelasinya. Semakin tinggi korelasinya semakin cocok atau semakin baik modelnya. Untuk data ranking dilihat korelasi
antara ranking aktual dan prediksi dengan Taun Kendall, sedangkan data rating digunakan korelasi Pearson Hair,et al, 2006.
2.3 Penelitian Terdahulu
R esmawati 2013 dimana penelitiannya berjudul “Analisis Preferensi Konsumen
terhadap Produk Susu Berbasis Analisis Conjoint” menggunakan Metode
Presentasi “pairwise-comparison” bertujuan untuk memahami dan mengetahui Minimum stimuli = jumlah level
– jumlah faktor +1
preferensi konsumen terhadap kombinasi atribut produk susu khusus untuk umur remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis conjoint
dengan menggunakan pairwise-comparison sebagai metode presentasinya. Atribut yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis susu, rasa, kemasan dan
kandungan lemak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemasan merupakan atribut terpenting dibandingkan dengan atribut lainnya dengan nilai relaltive
importance sebesar 56,13. Atribut terpenting kedua yaitu rasa susu dengan nilai relaltive importance 38,55. Kandungan lemak menempati rangking ketiga
dengan nilai relaltive importance sebesar 4,28, dan jenis susu sebagai atribut keempat dengan relaltive importance nilai sebesar 1,05. Selain itu, stimuli yang
diinginkan konsumen untuk produk susu khusus umur remaja adalah jenis susu kental, rasa coklat, kemasan kaleng, dan kandungan lemak non fat.
2.4 Kerangka Pemikiran
Dalam melakukan keputusan pembelian minyak goreng, konsumen dihadapkan pada preferensi terhadap produk minyak goreng yang akan dibeli. Pada produk
minyak goreng kemasan terdapat karateristik yang dalam penelitian ini disebut dengan atribut minyak goreng. Atribut yang didefinisikan mempengaruhi
preferensi konsumen dari warna, kejernihan, cepat panas, cepat tiris, kemasan, informasi gizi, ukuran produk, harga, promosi, dan lokasi. Dalam memasarkan
produk minyak goreng kemasan ini produsen harus mengetahui preferensi konsumen yang menjadi kebutuhan konsumen sehingga konsumen membeli
produknya. Dan preferensi konsumen pada minyak goreng ini menggunakan analisis conjoint . Dengan mengetahui kombinasi atribut minyak goreng yang
dipilih kosumen dapat membantu untuk mengembangkan minyak goreng kemasan yang sesuai dengan preferensi konsumen tersebut.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Pengaruh Hubungan
2.4 Hipotesis