Menurut Hair,et al2006 dalam analisis conjoint ukuran sampel yang dipertimbangkan berkisar antara 50-200 yang dianggap sudah cukup memadai.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 50 responden yang dianggap telah mewakili populasi konsumen minyak goreng di
Kota Medan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada responden
dengan menggunakan kuisioner. Sampel yang digunakan adalah konsumen yang membeli minyak goreng kemasan di Kota Medan Sedangkan data sekunder
didapat dari instansi terkait yaitu seperti dari BPS Badan Pusat Statistik dan Badan Ketahanan Pangan berupa data produksi minyak goreng di Sumatera Utara.
3.4 Metode Analisis Data
Analisis conjoint yangmerupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap barang atau jasa. Analisis didasarkan
pada pemikiran kosumen dalam mengevaluasi nilai dari sebuah objek terhadap kombinasi atributnya masing-masing Hair, et al, 2006.
Pada dasarnya tujuan analisis conjoint adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri dari atas satubanyak bagian.
Hasil utama conjoint analysisadalah suatu bentuk desain produk barang jasa objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden Santoso, 2012.
Proses dasar conjoint analysis:
1. Menentukan Perancangan Atribut dan Level
Menentukan faktor sebagai atribut spesifik kemudian level sebagai bagian-dari faktor sebuah objek. Dalam analisis ini, perancangan atribut yang berpengaruh
merupakan bagian dari mengidentifikasi atribut dengan tingkatan, masing-masing dipergunakan untuk membuat stimuli.
Tabel 3.4.a Atribut dan Subatribut Minyak Goreng
No. Bauran Atribut
Subatribut 1.
Produk Warna
Kejernihan Pemanasan
Penirisan Kemasan
Informasi gizi Ukuran
1. Kuning Keemasan 2. Kuning Tua
1. Bening 2. Keruh
1. Cepat 2. Sedang
1. Cepat 2. Sedang
1. Botol 2. Plastik Refill
3. Drijen 1. Lengkap
2. Jelas 1. 1L
2. 2L 3. 5L
2. Harga
Harga sesuai kualitas
1. Rp.20.000 2. Rp.20.000
– Rp.30.000 3. Rp.30.000
3. Promosi
Informasi dan Promosi
1. Keluarga 2. Media Cetak
3. Media Elektronik
4. Distribusi Tempat
1. Pasar Tradisional 2. Pasar Modern
Dari atribut dan subatribut yang telah dibuat diperoleh jumlah atribut Minyak
goreng sebanyak 10 faktor dan terdapat 24 subatribut.
2. Mendesain Stimuli
Kombinasi antara faktor dengan level disebut satu stimuli. Dalam penelitian ini bentuk stimuli yang bisa dibentuk yaitu merek, warna , variasi ukuran produk,
kandungan gizi, tanggal kadaluarsa, harga, informasi dan promosi ,dan kemudahan didapat. Kemungkinan stimuli dari atribut dan level di penelitian
preferensi konsumen minyak goreng yaitu 2x2x2x2x3x2x3x3x3x2 = 5184 stimuli. Dalam penelitian ini,menggunakan metode full-profileyang mengevaluasi banyak
faktor. Pada pengukuran ini untuk memudahkan responden dalam mengevaluasi semua stimuli digunakan fractional factorial design yang merupakan teknik untuk
mereduksi jumlah stimuli dimana diperoleh stimuli yang hanya mengukur efek utamanya Rosada,2012.
Dengan memakai prosedur orthogonal pada SPSS 17.0 maka stimuli yang berjumlah 5.184 tadi disederhanakan jumlahnya agar tidak semua kombinasi
harus dianalisis, Hasil dari orthogonal design ini yaitu stimuli yang berjumlah 27 stimuli berstatus design.
3. Mengumpulkan pendapat responden terhadap setiap stimuli yang ada.
Responden akan memberikan rating terhadap stimuliyang ada. Penilaian rating menggunakan skala ordinal yang terukur berupa skala likert dengan angka 1=
sangat tidak suka sekali, 2 = tidak suka sekali, 3 = cukup suka, 4 = suka sekali, 5 = sangat suka sekali. Dari stimuli yang terbentuk, proses kemudian dilanjutkan
dengan proses conjoint . Pendapat setiap responden ini disebut sebagai utilityyang dinyatakan dengan angka dan menjadi dasar perhitungan conjoint.
Rating diisi oleh konsumen minyak goreng kemasan yang menjadi responden dalam penelitian ini dan ditulis sesuai dengan selera mereka masing
–masing dengan menggunakan skala likert dari nilai 1- 5. Dari hasil penelitian terhadap
stimuli tersebut kemudian dilanjutkan dengan proses conjoint .
4. Melakukan proses conjoint dengan masukan data yang ada
Hasil penilaian rating oleh responden diolah dengan analisis conjoint dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Hasil analisis conjoint secara keseluruhan dilihat
dari overall statistic pada SPSS subfile summary. Hasil analisis ini diperoleh untuk memperkirakan atribut minyak goreng kemasan yang diinginkan oleh
responden berdasarkan penilaian terhadap stimuli tersebut yang disertakan dalam kuisioner sebelumnya.
5. Hasil Analisis
Output yang dihasilkan dari proses analisis conjoint berupa nilai utility yaitu suatu perbandingan antara nilai kegunaan dengan tiap-tiap taraf atributnya, importance
values yaitu suatu nilai perbandingan antara nilai kepentingan dengan tiap-tiap atribut minyak goreng kemasan serta nilai korelasi Pearson dan Kendall’s Tau
untuk mengetahui seberapa tinggi predictive accuracy-nya. Interpretasi hasilnya adalah untuk nilai utility, yaitu nilai yang paling besar
menjadi kombinasi stimuli yang disukai oleh konsumen. Untuk nilai kepentingan importance values yaitu nilai yang terbesar menunjukkan atribut minyak goreng
kemasan yang paling penting serta untuk uji keakuratan dilihat dari korelasi Pearson’s dan Kendall’s Tau. Uji keakuratannya predictive accuracy:
H : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi
aktual atau tidak ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint. H
1
: adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan perferensi aktual atau ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint.
Sign. 0,05 maka H ditolak
Sign. 0,05 maka H diterima
Santoso, 2012.
Tabel 3.4.d Hasil Analisis Conjoint pada Minyak Goreng
No. Atribut
LevelTaraf Nilai
Kegunaan Utility values
Nilai Kepentingan
Relatif 1.
Warna Kuning Keemasan
Kuning Tua a
1
-a
2
b
1
2. Kejernihan
Bening Keruh
-a
1
a
2
b
2
3. Pemanasan
Cepat Sedang
-a
1
a
2
b
3
4. Penirisan
Cepat Sedang
-a
1
-a
2
b
4
5. Kemasan
Botol Plastik Refill
Drijen -a
1
a
2
-a
3
b
5
6. Informasi Gizi
Lengkap Jelas
-a
1
-a
2
b
6
7. Ukuran
1L 2L
5L -a
1
a
2
-a
3
b
7
8. Harga
Rp.20.000 Rp.20.000-Rp 30.000
Rp.30.000 -a
1
a
2
-a
3
b
8
9. Informasidan
Promosi Keluarga
Media Cetak Media Elektronik
-a
1
-a
2
-a
3
b
9
10. Tempat
Pasar Tradisional Pasar Modern
-a
1
-a
2
b
10
Jika sign 0,05 maka predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. Sementara untuk mengetahui apakah proses conjoint yang menggunakan sampel
tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi maka hasil conjoint diuji dengan sejumlah holdout stimuli. Holdout stimuli yang dibuat SPSS sebagai
penguji hasil yang didapat nanti, jika nilai signifikansi 0,00 kurang dari 0,05 dapat dikatakan bahwa proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa
selaras jika digunakan pada populasi Santoso, 2012.
Untuk tujuan penelitian 1 dapat dilihat dari nilai utility pada masing-masing
level atribut. Interpretasi hasilnya yaitu nilai utility yang terbesar menunjukkan level dari atribut yang menjadi preferensi konsumen minyak goreng kemasan
sehingga level-level atribut yang memiliki nilai utility paling besar digabungkan maka akan membentuk kombinasistimuli dari karateristik minyak goreng
kemasan yang menjadi preferensi konsumen.
Tujuan penelitian 2 menggunakan analisis deskriptif yang menjadi perbedaan
untuk tujan ini adalah output yang dihasilkan. Output yang dihasilkan dari proses analisis conjoint berupa nilai utility dan nilai kepentingan. Nilai utility merupakan
nilai yang menunjukkan kecenderungan pemilihan konsumen terhadap kombinasi stimuli yang disukai. Nilai kepentingan merupakan nilai yang menunjukkan
atribut produk minyak goreng yang paling penting sehingga mendasari konsumen untuk membeli minyak goreng kemasan.
Untuk tujuan penelitian 3 melihat tingkat keakuratan prediksi model hasil
analisis conjoint maka output yang dilihat berupa nilai korelasi Pearson dan Kendall’s Tau.
H : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi
aktual atau tidak ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint. H
1
: adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan perferensi aktual atau ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint.
Sign. 0,05 maka H ditolak
Sign. 0,05 maka H diterima Santoso, 2012.
Interpretasi hasilnya yaitu jika nilai signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan
preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint.
3.5. Defenisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Defenisi Operasional