bersinggungan dengan obyek atau fenomena yang dikaji Manual of Remote Sensing, 1983 dalam Howard, 1996.
4. Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu ilmu dan tekhnologi dimana
karakteristik suatu obyek dapat dilihat, diukur dan dianalisa tanpa menyentuh obyek tersebut secara langsung Japan Assosiation on Remote Sensing, 1999
dalam Wulandari, 2002.
2.7.2 Teknologi Penginderaan Jauh
Paine 1993 menjelaskan batasan pengertian yang lebih tepat tentang penginderaan jauh yang meliputi teknik-teknik yang digunakan untuk perekaman dan
evaluasi deteksi energi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan sebuah obyek pada suatu jarak yang jauh tanpa sentuhan fisik. Tiga sistem sensor yang digunakan
dalam penginderaan jauh untuk dapat menghasilkan suatu citra antara lain kamera, scanner
garis dan radar. Proses utama dalam kegiatan penginderaan jauh meliputi proses pengumpulan
data dan analisis Lillesand dan Kiefer, 1990. Dalam pengumpulan data, alat penginderaan jauh dapat memperoleh data baik dengan cara-cara fotografis maupun
elektronis. Sensor-sensor fotografis memanfaatkan reaksi kimia pada lapisan emulsi film untuk mendeteksi, menyimpan dan memperagakan variasi-variasi energi di dalam suatu
pemandangan. Sensor-sensor elektronik menimbulkan pulsa-pulsa listrik ini biasanya disimpan pada pita komputer magnetik dimana pulsa listrik tersebut diubah menjadi
gambar digital Paine, 1993.
2.7.3 Penginderaan Jauh Sistem Satelit
Penginderaan jauh satelit merupakan salah satu jenis Optical Remote Sensing yang menggunakan spektrum tampak dan spektrum inframerah dekat sebagai sumber
energi dan satelit sebagai wahananya Lillesand dan Kiefer, 1990.
2.7.4 Satelit Sumberdaya Landsat
Landsat merupakan suatu hasil program sumberdaya bumi yang dikembangkan oleh NASA the National Aeronautical and Space Administration Amerika Serikat tahun
1970-an. Landsat diluncurkan pada tanggal 22 Juli 1972 sebagai ERTS-1 yang kemudian diganti namanya menjadi Landsat-1. Sejak itu tiga Landsat generasi berikutnya telah
diluncurkan dengan berhasil. Landsat memiliki sudut inklinasi garis edar orbit satelit
sekitar 99,1 ˚, sehingga dapat menghasilkan liputan global antara 81˚ N- 81˚ S dan hampir
mendekati kutub nealy polar. Periode orbit Landsat sekitar 103,3 menit sehingga dalam satu hari dapat mengelilingi bumi 14 kali. Garis edar Landsat seluruhnya sinkron
matahari sun synchronous sehingga bidang edar satelit berimpit dengan bidang edar bumi mengelilingi matahari. Karakteristik garis edar melintasi ekuator pada arah utara ke
selatan terjadi pada sekitar pukul 09.30 pagi setiap hari dan ketinggian satelit bervariasi antara 880-940 Km. Satu siklus liputan penuh dari 251 revolusi atau 18 hari. Siklus
liputan dapat diperpendek menjadi 9 hari atau bahkan 6 hari dengan diluncurkannya Landsat II dan III Lo, 1995.
Sistem pencitraan Landsat I, II dan III adalah kamera RBV Return Bean Vidicom
dan MSS Multispectral Scanner. RBV pada Landsat I dan II memiliki sistem tiga kamera tipe elektro-optik. Sistem ini mampu menghasilkan gambar dengan resolusi
tinggi yang terdiri dari 4125 garis penyiaman dan 4500 elemen gambar pixelpicture element
per garis penyiaman yang setara dengan resolusi 80 x 80 m di lapangan. Pada Landsat III, sistem RBV hanya terdiri dua kamera di dalam sistem optik, yang merekam
hanya pada saluran tunggal, yaitu 0,505 – 0,750 μm pankromatik. Hal ini menyebabkan
pengurangan peliputan areal sampai mencapai seperempat areal yang terliput oleh kamera RBV tunggal yang digunakan Landsat I dan II, namun memperbaiki resolusi spasial
menjadi 40 x 40 Lo, 1995. Pada tanggal 16 Juli 1982 diluncurkan Landsat IV, mengawali generasi baru
satelit sumberdaya dengan resolusi tinggi, yang menampilkan suatu perbaikan dibanding generasi model sebelumnya. Pada Landsat IV dipasang suatu generasi sistem sensor baru,
yang bertujuan untuk perbaikan resolusi spasial, pemisahan spektral, kecermatan data radiometrik dan ketelitian geometrik maka ditambah sensor Thematic Mapper TM pada
empat saluran Multispectral Scanner Solomonson dan Park 1972 dalam Lo, 1995. Thematic Mapper
merupakan suatu sensor optik penyiaman yang beroperasi pada saluran tampak dan inframerah bahkan saluran spektral. Satelit ini memakan waktu 16 hari untuk
meliput seluruh bumi kecuali kutub. Aplikasi prinsip dan saluran spektral dari Citra Landsat TM, disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Aplikasi prinsip dan saluran Spektral Thematic Mapper
Saluran Band
Panjang Gelombang μm
Potensi Pemanfaatan
1 0,45 – 0,52
Dirancang untuk penetrasi tubuh air, sehingga bermanfaat untuk pemetaan perairan pantai. Juga
berguna untuk membedakan antara tanah dengan vegetasi, tumbuhan berdaun lebar dan konifer.
2 0,52 – 0,60
Dirancang untuk mengukur puncak pantulan hijau saluran tampak bagi vegetasi guna
penilaian ketahanan.
3 0,63 – 0,69
Saluran absorpsi klorofil yang penting untuk diskriminasi vegetasi.
4 0,76 – 0,90
Bermanfaat untuk menentukan kandungan biomassa dan untuk delineasi tubuh air.
5 1,55 – 1,75
Menunjukkan kandungan kelembaban vegetasi dan kelembaban tanah. Juga bermanfaat untuk
membedakan salju dan awan.
6 2,08 – 2,35
Saluran inframerah termal yang penggunannya untuk perekaman vegetasi, diskriminasi
kelembaban tanah dan pemetaan termal.
7 10,45 – 12,50
Saluran yang diseleksi karena potensinya untuk membedakan tipe batuan dan untuk pemetaan
hidrotermal. Sumber : Lo 1995
2.7.5 Aplikasi Citra Landsat TM