Pola Penggunaan Ruang TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Pola Penggunaan Ruang

Menurut Legay dan Debouzie dalam Santosa 1990, pola penggunaan ruang merupakan keseluruhan interaksi antara satwaliar dengan habitatnya. Parameter penggunaan ruang yang paling banyak diteliti ada dua hal yaitu wilayah jelajah dan pergerakan. Struktur habitat yang diperlukan oleh satwaliar dapat dilihat dari beberapa keadaan, antara lain kebutuhan pasar, tipe habitat, faktor kesejahteraan yang spesifik dan komponen faktor-faktor kesejahteraan Bailley 1984; Anderson 1985 dalam Alikodra 1990. Pola penggunaan ruang dan perilaku sosial betina sangat dipengaruhi oleh keterbatasan, distribusi makanan dan cover, sedangkan pola penggunaan ruang oleh jantan dipengaruhi oleh jumlah dan penyebaran spasial betina Osfield et al. 1985 dalam Mauziah 1994. Pergerakan atau perpindahan banteng cenderung dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, regenerasi rumput yang lambat dan juga dipengaruhi oleh predator Fryxell dan Sinclair 1988 dalam Mauziah 1994. Menurut Hernowo et al. 1991, penyebaran satwaliar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : sejarah penyebaran masa lalu, jenis satwaliar, kemampuan gerak, penghalang geografis, kondisi habitat, iklim, kemampuan adaptasi dan manusia beserta aktivitasnya. Penyebaran satwaliar pada suatu tempat sesuai dengan kemampuan pergerakannya dan kondisi lingkungan. Pergerakan satwaliar dapat dilakukan melalui : 1. Lorong koridor, yaitu jalan yang memberikan peluang yang sama kepada setiap jenis satwaliar untuk berpindah melalui koridor. 2. Tapisan, yaitu jenis perpindahan yang hanya meliputi beberapa tipe habitat, sehingga beberapa jenis satwaliar tertentu tercegah atau terhambat untuk pindah karena habitatnya tidak sesuai. 3. Undian, yaitu jalan perpindahan melalui laut. Menurut Alikodra 1983, untuk memenuhi kebutuhannya banteng melakukan pergerakan secara tetap setiap hari, pergerakannya dilakukan pada waktu-waktu sebagai berikut : 1. Jam 11.00-18.00 WIB, berada di padang penggembalaan untuk makan, minum, mengasuh, dan membesarkan anaknya serta melakukan perkawinan. 2. Setelah jam 18.00 WIB, banteng kembali menuju hutan untuk beristirahat. 3. Jam 21.00-24.00 WIB, banteng menuju tempat minum dan pada waktu tertentu menuju pantai. Banteng termasuk jenis satwaliar yang hidup berkelompok, sehingga bergerak dalam kelompok yang terdiri dari individu jantan, betina dan anak-anaknya yang dipimpin oleh banteng betina dewasa yang lebih tua. Pengelompokkan yang dilakukan merupakan strategi dasar untuk mempertahankan kelestarian hidupnya untuk memanfaatkan makanan yang optimal, perkawinan, mengasuh dan membesarkan anaknya serta mempertahankan diri dari pemangsa Alikodra, 1983.

2.6 Konservasi Banteng