Aktivitas Harian Identifikasi Ukuran Populasi dan Aktivitas Harian .1 Inventarisasi Populasi Banteng

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di tiap-tiap tipe vegetasi dijumpai kelompok banteng yang cukup bervariasi. Jumlah banteng total yang dijumpai yaitu sebanyak 30 ekor yang terdiri dari 11 ekor di padang penggembalaan, 16 ekor di hutan dataran rendah dan 3 ekor di hutan pantai. Banyaknya jumlah individu banteng yang dijumpai selama penelitian berdasarkan tipe vegetasinya disajikan pada Gambar 10 di bawah ini. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 padang penggembalaan hutan dataran rendah hutan pantai Tipe Vegetasi Ju m lah I n d ivi d u jantan dewasa betina dewasa anakan Gambar 10. Histogram jumlah individu dengan tipe vegetasi. Perbedaan jumlah individu banteng pada tipe vegetasi ini dapat dimungkinkan karena banteng di TNUK telah mengalami perubahan perilaku pakan yaitu yang pada awalnya banteng merupakan satwa pemakan rumput grazer menjadi satwa pemakan pucuk daun browser akibat adanya invasi tumbuhan berkayu di sekitar padang penggembalaan.

5.1.2 Aktivitas Harian

Aktivitas harian merupakan periode aktif atau bangun antara satu tempat bermalam sampai masuk ke tempat bermalam berikutnya. Aktivitas tersebut dapat berupa mencari makan, istirahat, sosial, mengasin dan berpindah tempat.

5.1.2.1. Perilaku Banteng di Padang Penggembalaan

Padang penggembalaan Cidaon dengan luas ± 6.7 hektar dijadikan sebagai tempat penelitian satwaliar dan rekreasi. Padang penggembalaan merupakan salah satu habitat banteng dan satwaliar lainnya. Satwaliar lain yang hidup di padang penggembalaan Cidaon terdiri dari babi hutan, burung merak hijau, bangau tong-tong dan burung rangkong badak. Banteng merupakan salah satu satwaliar yang lebih menyukai tempat terbuka dan terdapat tempat berumput yang dijadikan sebagai areal feeding ground, sehingga dapat dikatakan padang penggembalaan merupakan pusat dari aktivitas banteng Alikodra dan Sastradipradja 1983. Seluruh aktivitas banteng dapat diamati secara jelas di padang penggembalaan dengan tidak mengganggu keberadaan banteng karena telah disediakan menara pengamatan. Adanya menara pengamatan, membuat semua aktifitas banteng dapat teramati dengan jelas dan mudah. Aktivitas yang diamati terdiri dari makan, minum, istirahat, aktivitas sosial dan kawin. a b Gambar 11. a dan b Menara pengamatan dan suasana di padang penggembalaan. Dalam aktivitas sehari-hari banteng memiliki ritme aktivitas yang tetap tergantung dengan kondisi lingkungan. Menurut Alikodra 1983, banteng di TNUK mulai berada di padang penggembalaan pada pukul 09.00-11.00 WIB kemudian dilanjutkan pada pukul 15.00-18.00 WIB untuk merumput, sedangkan pada saat penelitian, dijumpai banteng sudah mulai masuk ke dalam padang penggembalaan pukul 07.00 WIB dan mulai melakukan aktivitasnya pada pukul 08.00 WIB dan keluar menuju hutan dataran rendah pada pukul 12.00 WIB. Pada pukul 07.00 WIB banteng masih terlihat beristirahat di bawah tegakan pohon yang terdapat di sekitar padang penggembalaan. Aktivitas banteng yang teramati terdiri dari aktivitas makan, minum, istirahat, waspada terhadap gangguan dan aktivitas sosial, sedangkan aktivitas kawin tidak dijumpai. Menurut Hoogerwerf 1970 aktivitas kawin banteng di TNUK dilakukan pada bulan Juli hingga Oktober bahkan terlihat banteng kawin pada bulan November dan Desember sehingga pada penelitian ini tidak dijumpai perilaku kawin banteng di padang penggembalaan. Perilaku makan di padang penggembalaan dilakukan pada dua periode yaitu, pada pagi hari pukul 08.00 – 10.00 WIB dan pada sore hari pukul 16.00-17.00 WIB. Perilaku makan banteng dilakukan dengan menundukkan kepalanya sambil merenggut rumput yang dekat dengan mulutnya. Pada saat makan, banteng sesekali melihat ke arah sekitarnya untuk mengawasi kondisi sekitar dan jika merasa aman, banteng akan melanjutkan kembali aktivitas makannya. Gambar 12. Perilaku makan sambil waspada. Di padang penggembalaan Cidaon banteng dapat hidup dan berdampingan bersama-sama dengan satwaliar lainnya misalnya burung merak hijau dan babi hutan. aktivitas mereka tidak saling mengganggu antara satu dengan yang lainnya. Pada saat ini ketersediaan makanan di padang penggembalaan terus mengalami penurunan akibat dari adanya invasi tumbuhan berkayu, misalnya lampeni, semak dan herba. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan upaya suatu pembinaan habitat. Setelah merumput banteng biasanya beristirahat di hamparan rumput atau berada di bawah tegakan pohon. Perilaku istirahat ini dilakukan dengan cara merebahkan badannya di hamaparan rumput tapi terkadang terlihat banteng istirahat seperti keadaan tidur. Biasanya banteng memilih tempat istirahat yang datar, kering dan terlindung dari sengat matahari. Sambil beristirahat banteng memamah biak rumput yang ada di sekitarnya. Menurut Hoogerwerf 1970 hubungan sosial di dalam kawasan banteng dapat dipelajari di dalam kawanan banteng. Kawanan banteng ini pada umumnya terdiri dari 10-12 ekor yang dipimpin oleh beberapa ekor betina dewasa yang selalu bersikap waspada terhadap lingkungan sekitarnya, sedangkan pada saat penelitian dijumpai kawanan banteng di padang penggembalaan sekitar 5-8 ekor. Di padang penggembalaan terlihat aktivitas sosial yang dilakukan oleh anakan banteng seperti berlari-lari dan mengadukan kepalanya kepada induknya atau kepada sesama anakan. Setelah selesai melakukan aktivitasnya dan pada saat cuaca mulai terik banteng keluar dari padang penggembalaan menuju hutan dataran rendah yang berada dekat dengan padang penggembalaan untuk beristirahat sambil mencari makanan tambahan di dalam hutan. Banteng keluar dari padang penggembalaan sekitar pukul 12.00 WIB dan kembali masuk pada pukul 15.00 WIB, namun menjelang malam hari banteng keluar dari padang penggembalaan. Aktivitas banteng di padang penggembalaan disajikan pada Tabel 3. di bawah ini. Tabel 3. Aktivitas banteng di padang pengembalaan Aktivitas Kelas Umur Rata-rata lama aktivitas Jantan dewasa Betina dewasa Anakan menit makan 3 6 1 240 50 istirahat - 2 - 180 37.5 waspada 2 3 - 60 12.5 sosial 1 1 1 30 6.25

5.1.2.2. Perilaku Banteng di Hutan Dataran Rendah

Menurut Alikodra dan Sastradipradja 1983, hutan dataran rendah dijadikan sebagai tempat bersembunyi dari berbagai macam gangguan dan dijadikan sebagai tempat berlindung dari kondisi cuaca yang tidak menentu. Di dalam hutan sambil berjalan dan beristirahat, banteng selalu makan hijauan yang terdapat di sekitarnya sehingga mudah untuk dijangkau. Jika bertemu dengan manusia di dalam hutan banteng akan berlari dengan cepat sampai merasa aman. Gambar 13. Hutan dataran rendah Cidaon. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, banteng memanfaatkan hutan dataran rendah sebagai tempat mencari makan tambahan dan juga sebagai tempat untuk beristirahat. Tempat istirahat yang dipilih biasanya di bawah tegakan rotan yang datar dan sekitarnya terdapat tumbuhan bawah atau semai yang dapat dijadikan sebagai pakan tambahan. Pada saat pengamatan banteng mulai masuk ke dalam hutan dataran rendah sekitar pukul 12.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Kemudian dilanjutkan pada malam hingga pagi hari yaitu pukul 18.00-06.00 WIB. Selama di dalam hutan dataran rendah banteng beristirahat sambil memamah biak dan sesekali minum di sungai yang terdapat di sekitar hutan. Aktivitas banteng di hutan dataran rendah disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Aktivitas banteng di hutan dataran rendah Aktivitas Kelas Umur Rata-rata lama aktivitas Jantan dewasa Betina dewasa Anakan menit makan 2 4 1 240 33.33 minum - 2 - 60 8.33 istirahat 1 2 1 360 50 waspada 1 1 1 60 8.33 Aktivitas yang dominan di hutan dataran rendah yaitu istirahat, karena selain lokasinya yang aman dari gangguan, hutan dataran rendah juga jarang sekali terdapat aktifitas manusianya, sehingga banteng dapat merasa lebih aman untuk beristirahat. Pada saat istirahat banteng juga selalu waspada terhadap lingkungan sekitarnya, hal ini terbukti pada saat pengamatan dijumpai banteng dalam keadaan istirahat tetapi setelah mengetahui adanya bau asing banteng langsung berlari dengan cepat.

5.1.2.2. Perilaku Banteng di Hutan Pantai

Banteng memerlukan garam untuk membantu proses pencernaannya sehingga untuk memperoleh kandungan garam banteng selalu mendatangi pantai untuk minum air laut. Hutan pantai dimanfaatkan banteng untuk mengasin dan sesekali sambil memakan beberapa jenis tumbuhan seperti klampis cina Hernandia peltata dan ketapang Terminalia catappa. Pada saat pengamatan dijumpai banteng mulai masuk ke dalam hutan pantai sekitar pukul 21.30 WIB dan berada di sekitar pantai pukul 23.00 WIB. Individu banteng yang dijumpai di hutan pantai sedikit sekali yaitu 1 ekor jantan dewasa dan 2 ekor betina dewasa. Aktivitas banteng di hutan pantai disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Aktivitas banteng di hutan pantai Aktivitas Kelas Umur Rata-rata lama aktivitas Jantan dewasa Betina dewasa Anakan menit makan - 1 - 60 33.33 mengasin 1 1 - 120 66.67 Aktivitas banteng yang dijumpai pada berbagai tipe vegetasi terdiri dari aktivitas makan, minum, istirahat, sosial dan berpindah tempat, sedangkan perilaku kawin tidak pernah dijumpai. Hal ini di karenakan pada saat penelitian sedang tidak berlangsung musim kawin. Musim kawin di TNUK yaitu berkisar pada bulan Juli hingga Desember. Jumlah jenis aktivitas banteng dengan tipe vegetasinya disajikan pada Gambar 14. 2 4 6 8 10 12 padang penggembalaan hutan dataran rendah hutan pantai Tipe Vegetasi J u m lah I n d ivi d u makan minum istirahat waspada sosial mengasin Gambar 14. Histogram jenis aktivitas dengan tipe vegetasi. 5.2 Karakteristik Habitat 5.2.1 Ketersediaan Pakan