a b
c Gambar 16. Perlakuan Terhadap Rumput a dan b Kondisi Sebelum Dilakukan
Pemagaran ; c Kondisi Setelah Dilakukan Pemagaran.
5.2.2 Ketersediaan Cover
Cover atau pelindung merupakan komponen habitat berikutnya yang
mempengaruhi pemilihan habitat oleh banteng. Banteng merupakan salah satu jenis satwaliar yang tidak terlalu menyukai sengatan cahaya matahari yang terik. Hoogerwerf
1970 menyatakan banteng tidak menyukai cuaca dengan panas matahari yang terik dan umumnya mencari perlindungan di bawah tegakan hutan untuk beristirahat. Selain itu,
cover juga dijadikan oleh banteng sebagai tempat untuk bersembunyi agar keberadaannya tidak mudah diketahui oleh pemangsa.
Padang penggembalaan Cidaon dikelilingi oleh pohon-pohon dan sebagian besar tertutupi oleh semak dan belukar yang kemudian dijadikan oleh banteng sebagai tempat
berlindung cover serta padang penggembalaan ini dikelilingi oleh perbukitan, hutan dataran rendah dan hutan pantai yang mampu memberikan rasa aman terhadap satwaliar
yang berada di dalam padang penggembalaan khususnya banteng. Pada umumnya banteng di padang penggembalaan Cidaon lebih menyukai melakukan kegiatan
merumput di bawah tegakan pohon dibandingkan di areal padang penggembalaan yang terbuka. Jenis-jenis pohon yang dijadikan cover oleh banteng diantaranya bungur,
sempur, ketapang, salam dan gempol. Pada umumnya tajuk yang dimiliki oleh pohon- pohon tersebut lebar dan rindang, sehingga kondisinya sesuai untuk melindungi banteng
dari sengatan matahari Gambar 17. Profil umum tipe penutupan hutan di sekitar padang penggembalaan Cidaon disajikan pada Gambar 18.
Gambar 17. Kondisi cover di Pg. Cidaon.
Gambar 18. Peta penutupan lahan.
5.2.3 Ketersediaan Air
Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup dan komponen terbesar di dalam sel-sel yang berguna untuk proses-proses metabolisme dan pertumbuhan. Di hutan
tropis, sungai mengalir sepanjang tahun dan merupakan salah satu sumber air utama bagi makhluk hidup di dalamnya. Air tawar digunakan banteng untuk kebutuhan minum
sedangkan air laut penting bagi kehidupan banteng untuk memenuhi kebutuhan garamnya yang berfungsi di dalam membantu proses pencernaan. Oleh karena itu biasanya banteng
mendiami habitat yang terutama merupakan padang rumput yang berbatasan langsung dengan sumber air baik mata air, danau maupun sungai yang berair sepanjang tahun dan
juga berbatasan langsung dengan pantai. Menurut Alikodra 1983, ketersediaan air pada suatu habitat secara langsung
dipengaruhi oleh iklim lokal dan air memegang peranan penting bagi kehidupan banteng sebagai sumber air minum, sehingga air harus tersedia di dalam wilayah jelajah home
range banteng dalam keadaan bersih. Perilaku minum banteng sama halnya dengan
perilaku makannya, yaitu membutuhkan air pada jumlah yang banyak. .
a b
Gambar 19. Beberapa sumber air yang terdapat di lokasi penelitian : a Sungai Ciujung Kulon; b Genangan Air di Sekitar Pg. Cidaon.
Perilaku dan pergerakan banteng khususnya pada saat musim kemarau akan berbeda pada saat musim penghujan, karena kondisi sumber air minum banteng menjadi
lebih terbatas. Pada saat musim hujan banteng di padang penggembalaan Cidaon memperoleh kebutuhan air dari daun dan rumput yang masih mengandung air bekas
hujan dan embun. Selain mengambil sisa air yang ada di rumput dan daun, banteng juga
meminum di genangan-genangan air sementara pond yang terdapat di sekeliling padang penggembalaan. Namun pada saat musim kemarau tiba, banteng akan lebih agresif
mencari sungai-sungai yang terdekat dengan padang rumput untuk memenuhi kebutuhan mineralnya. Di sekitar padang penggembalaan Cidaon terdapat dua sungai yang cukup
besar, yaitu sungai Cidaon dan sungai Ciujung Kulon. Peta jaringan sungai buffer di sekitar lokasi penelitian disajikan pada Gambar 20.
Gambar 20. Peta Jaringan Sungai.
2.4 Aksesibilitas Topografi A. Ketinggian Elevasi