dan meningkatkan partisipasi anggota yang efektif. Koperasi sangatlah tergantung pada partisipasi anggota dan partisipasi tersebut akan tumbuh jika sampai
sejauhmana manfaat yang akan didapatkan oleh anggota pada usahanya di koperasi. Sebagai suatu sistem sosio-ekonomi, koperasi memiliki ciri-ciri umum
menurut Alfred Hanel 1985
12
, yaitu: 1. Ikut serta dalam pengambilan keputusan bagi pelaksanaan manajemen
koperasi. 2. Memberikan bantuan moril bagi kelancaran pelaksanaan manajemen koperasi.
3. Mengawasi ketatalaksanaan kegiatan koperasi agar tidak menyimpang dari keputusan-keputusan yang telah diambil secara musyawarah.
KOWAR sebagai organisasi koperasi telah melibatkan partisipasi seluruh anggota untuk menunjang kepentingannya. Kepentingan yang dimaksud adalah
kepentingan ekonomi. Akses anggota untuk memperoleh uangpinjaman dan SHU dari KOWAR adalah tinggi. Semua anggota koperasi berhak untuk memperoleh
uangpinjaman dan SHU dari KOWAR, namun ada fenomena bahwa perempuan memiliki akses yang lebih tinggi dibanding laki-laki.
Peningkatan kesetaraan gender tidak berarti memberi kekuasaan lebih pada perempuan dan mengambil kekuasaan dari laki-laki. Peningkatan kesetaraan
gender antara perempuan dan laki-laki berarti pemberdayaan bagi semua. Ia memungkinkan perempuan dan laki-laki untuk mengambil bagian secara penuh
dalam kehidupan sosial dan ekonomi serta mengarah pada situasi sama-sama menang win-win situation untuk keduanya. ‘Berkuasa-atas’ yang merujuk pada
situasi subordinasi di satu pihak dan dominasi di pihak yang lain, adalah tidak adil dan bersifat merusak pembangunan dikarenakan pertukaran tidak setara yang
menjadi konsekuensinya.
5.3 Kontrol untuk Memperoleh Sumberdaya dan Manfaat dalam
KOWAR Kontrol untuk memperoleh sumberdaya dan manfaat dalam KOWAR
merupakan salah satu alat analisis relasi gender dalam KOWAR. Sumberdaya yang dimaksud adalah uang, pekerjaan, peralatan, dan pendidikanpelatihan dalam
12
http:akucintakoperasi.blogspot.com. Diakses tanggal 29 Agustus 2007.
KOWAR. Sedangkan manfaat yang dimaksud adalah pendidikanpelatihan, SHU, status, kekuasaan, dan pengakuan dalam KOWAR.
Kontrol perempuan dan laki-laki untuk memperoleh sumberdaya dan manfaat dalam KOWAR dibedakan menjadi tinggi dan rendah. Kontrol dalam
memperoleh sumberdaya dan manfaat dikatakan tinggi apabila perempuan dan laki-laki memiliki kekuasaan untuk memutuskan dalam hal mendapatkan uang,
pekerjaan, peralatan, dan pendidikanpelatihan dalam KOWAR. Namun sebaliknya, apabila perempuan dan laki-laki tidak memiliki kekuasaan untuk
memutuskan dalam hal mendapatkan uang, pekerjaan, peralatan, dan pendidikanpelatihan dalam KOWAR, maka kontrol perempuan dan laki-laki
untuk memperoleh sumberdaya dan manfaat dalam KOWAR dikatakan rendah.
Tabel 8. Jumlah dan Persentase Kontrol Responden terhadap Sumberdaya dan Manfaat dalam KOWAR, Tahun 2009
Kontrol Laki-laki n
Perempuan n Jumlah n
Tinggi 9 69,23
16 94,12 25 100
Rendah 4 30,77
1 5,88 5 100
Jumlah 13 100
17 100 30 100
Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden perempuan dan laki-laki menjawab kontrol mereka tinggi terhadap sumberdaya uang,
pekerjaan, peralatan, pendidikanpelatihan dan manfaat pendidikanpelatihan, SHU, status, kekuasaan, pengakuan dalam KOWAR. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar dari anggota KOWAR perempuan dan laki-laki relatif mengatakan kontrol mereka terhadap sumberdaya dan manfaat adalah tinggi.
Pertanyaan yang diberikan telah disesuaikan dengan kondisi KOWAR. Kontrol terhadap uang dalam KOWAR yang dimaksud adalah anggota
koperasi perempuan dan laki-laki sama-sama berhak untuk menentukan dan mengambil keputusan mengenai besarnya jumlah simpanan pokok dan wajib
anggota; pinjaman dan cicilan pinjaman setiap anggota; Sisa Hasil Usaha setiap anggota; serta uang jasa untuk Pengurus, Pelindung, dan Badan Pemeriksa
KOWAR. Anggota KOWAR perempuan dan laki-laki memberikan nilai yang tinggi pada pertanyaan ini. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki
sama-sama memiliki kontrol terhadap uang dalam KOWAR.
Kontrol terhadap peralatan dalam KOWAR yang dimaksud adalah anggota koperasi perempuan dan laki-laki sama-sama berhak untuk mengambil keputusan
mengenai siapa saja yang berhak menggunakan peralatan dalam KOWAR. Peralatan dalam KOWAR itu sendiri adalah komputer. Komputer milik KOWAR
diletakkan di toko, sehingga siapapun anggota koperasi yang membutuhkan komputer dapat menggunakannya dengan leluasa, namun pada kenyataannya,
hanya pengurus koperasi saja yang menggunakan komputer tersebut. Responden perempuan dan laki-laki memberikan nilai yang tinggi pada pertanyaan ini. Hal
ini menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki sama-sama memiliki kontrol yang tinggi terhadap peralatan dalam KOWAR.
Kontrol terhadap pemeriksaan jalannya KOWAR dilakukan oleh Badan Pemeriksa koperasi BP yang telah dipilih. BP KOWAR hanya beranggotakan
satu orang saja. Hal ini disetujui oleh seluruh anggota koperasi perempuan dan laki-laki, karena telah sesuai dengan ADART dalam KOWAR yang menjelaskan
bahwa anggota BP harus berjumlah ganjil. Salah satu pengurus pun mengatakan: “…Badan Pemeriksa di koperasi kami ini kebetulan memang
cuma satu orang Anggota saja, karena memang sesuai dengan ADART bahwa jumlah Badan Pemeriksa yang penting ganjil,
beliau pun bersedia untuk menjadi BP karena ingin menambah pengetahuan di bidang pengawasan, layak atau tidaknya beliau
dalam mengawas bukan hak Pengurus untuk menilai, karena itu adalah hak seluruh Anggota, dan alhamdulillah seluruh Anggota
menilai beliau cukup baik…”
Bapak Mdh, 43 tahun Kontrol yang dimiliki BP adalah pemeriksaan terhadap keuangan
KOWAR, sehingga BP lebih sering berhubungan dengan Bendahara KOWAR dibanding pengurus lainnya. BP memeriksa keluar masuknya uang dalam
KOWAR. Selain itu, BP juga bertugas untuk memeriksa barang di toko selama tiga bulan sekali. Pertanyaan mengenai kontrol pengawasan ini mendapatkan nilai
yang rendah dari seluruh responden perempuan dan laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kontrol yang rendah
terhadap pemeriksaan KOWAR. Kontrol terhadap pendidikanpelatihan mengenai koperasi mutlak dimiliki
oleh pengurus koperasi. Hal ini terjadi karena lembaga yang mengadakan
pendidikanpelatihan mengenai koperasi, yaitu PKPRI Kota Bekasi, biasanya mengundang pengurus koperasi untuk mengikuti pendidikanpelatihan mengenai
koperasi. Pendidikanpelatihan mengenai koperasi ditujukan untuk meningkatkan kapasitaskemampuan para pengurus koperasi agar dapat mengelola koperasinya
dengan baik. Hal ini ditegaskan dalam pernyataan dari staf PKPRI Kota Bekasi berikut:
“…biasanya kami mengadakan pelatihan koperasi buat para Pengurus biar mereka terlatih dalam mengelola koperasi, dan juga biar kemampuan
mereka bertambah, undangan juga biasanya ditujukan buat para Pengurus, karena kami biasanya berhubungan dengan Pengurus saja
bukan dengan seluruh Anggota koperasi, dan Pengurus itu kan perwakilan dari seluruh Anggota koperasi…”
Bapak Awy, 50 tahun Pernyataan Bapak Awy diatas menunjukkan bahwa hanya Pengurus yang
mempunyai kesempatan untuk mengikuti pendidikanpelatihan mengenai koperasi. Pada dasarnya, seluruh anggota koperasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk mengikuti pendidikanpelatihan mengenai koperasi, hanya saja harus menunggu giliran untuk menjadi pengurus koperasi agar dapat mengikuti
pendidikanpelatihan mengenai koperasi. Namun, seluruh anggota koperasi juga berkesempatan mengikuti
pendidikanpelatihan tersebut, karena apabila pengurus koperasi berhalangan hadir, maka setiap anggota koperasi berhak menggantikannya. Hal ini dijelaskan
dalam pernyataan salah satu pengurus koperasi: “…biasanya memang yang undangan dari PKPRI itu hanya
untuk perwakilan dari KOWAR, karena yang biasanya undangan itu ditujukan untuk Pengurus, maka yang diutus untuk mengikuti
pelatihan itu ya Pengurus, dengan pertimbangan bahwa Pengurus memang perwakilan dari seluru Anggota koperasi, dan
Pengurus juga bisa membagikan ilmunya kepada Anggota terutama Pengurus baru pada saat pergantian Pengurus nanti…”
Bapak Mhd, 43 tahun
Kontrol dalam hal siapa yang memutuskan untuk memberikan uangpinjaman kepada anggota, membeli peralatan dalam KOWAR, memberi
kesempatan kepada anggota untuk menggunakan peralatan dalam KOWAR,
memberikan pelatihan kepada karyawan dan anggota koperasi, menentukan siapa pengurus yang akan mengikuti pendidikanpelatihan mengenai koperasi
ditentukan oleh pengurus perempuan dan laki-laki bersama-sama, bukan hanya pengurus perempuan atau pengurus laki-laki saja.
Masih banyak terdapat organisasi yang tidak melibatkan perempuan dalam pengambilan keputusan. Laki-laki saja yang dianggap memiliki kekuasaan untuk
mengambil keputusan, perempuan lebih banyak diabaikan pendapatnya. Sehingga dalam pelatihan dari suatu organisasi, hanya laki-laki saja yang ditugaskan untuk
mengikuti pelatihan tersebut. Banyak pelatihan peningkatan keterampilan untuk pengurus organisasi koperasi yang hanya diikuti oleh laki-laki. Hal ini terjadi
karena masih banyak stereotipi dan subordinasi yang melekat pada diri individu dan dari lingkungan organisasi tersebut.
Berbeda dengan organisasi pada umumnya, KOWAR lebih didominasi oleh perempuan. Penyingkiran laki-laki, boleh jadi, benar-benar menyebabkan
pembentukan intelektual, politik, dan aktivitas-aktivitas yang secara ekonomis terpisah, yang meningkatkan komunikasi diantara perempuan, serta memudahkan
ditinggalkannya struktur dan praktek-praktek yang bersifat androsentris, rasis, birokrasi, terdistorsi.
Penyingkiran terhadap laki-laki dari organisasi-organisasi perempuan, sama-sama merupakan diskriminasi. Perempuan pada organisasi-organisasi
tersebut, boleh jadi menginginkan struktur-struktur yang nonhierarkis, proses- proses pembuatan keputusan secara koperatif, atau aktivitas-aktivitas lain yang
mungkin ditentang laki-laki. Riset tentang interaksi dan komunikasi pria- perempuan dalam lingkungan-lingkungan yang berorientasi pada tugas,
menyiratkan bahwa bila laki-laki tergabung dengan organisasi yang semua anggotanya perempuan kemungkinan akan ditekan Pearson, 1985 dalam
Murniati, 2004.
5.4 Relasi Gender dalam KOWAR