Langkah dan Proses Pengembangan Organisasi Koperasi

lain adalah sebagai wadah peningkatan taraf hidup dan ketangguhan berdaya saing para anggota koperasi dan masyarakat di lingkungannya, bagian internal dari sistem ekonomi nasional, pelaku strategis dalam sistem ekonomi rakyat, dan wadah pencerdasan anggota dan masyarakat di lingkungannya. Tujuan koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Prinsip koperasi keanggotaan bersifat sukarela pengelolaan secara demokratis, pembagian SHU sebanding dengan besar jasa usaha dan kemandirian. Anggota koperasi wajib membayar iuran pokok, iuran wajib, dan iuran sukarela. Unsur yang ada pada lambang koperasi adalah rantai, gigi roda, padi kapas, timbangan, bintang perisai, pohon beringin, tulisan koperasi Indonesia, dan warna merah putih. Anggota wajib mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Setiap akhir tahun dalam tutup buku diadakan Rapat Anggota. Modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, dan sumber lain yang sah. Selain modal sendiri dan modal pinjaman, koperasi dapat melakukan pemupukan modal yang berasal dari penyertaan. Modal penyertaan bersumber dari pemerintah maupun masyarakat.

2.2 Langkah dan Proses Pengembangan Organisasi Koperasi

Untuk mengembangkan organisasi koperasi diperlukan beberapa langkah, seperti: menumbuhkan iklim berusaha yang kondusif, dukungan perkuatan bagi koperasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia koperasi, peningkatan penguasaan teknologi, peningkatan penguasaan informasi, peningkatan penguasaan pasar, pengembangan organisasi dan manajemen koperasi, serta peningkatan kualitas keanggotaan koperasi. Koperasi harus memiliki nilai-nilai dalam organisasi dan manajemennya, seperti: kemampuan untuk menolong dirinya sendiri, pengelolaan secara demokratis, berkeadilan, dan solidaritas. Nilai- nilai ini mengisyaratkan bahwa koperasi sebagai organisasi yang berkemampuan untuk menolong diri sendiri, harus mampu, memiliki tujuan ekonomi yang jelas dan manajemen kebersamaan joint management yang profesional. Pengorganisasian merupakan langkah atau usaha untuk menentukan struktur, menentukan pekerjaan yang harus dilaksanakan, memilih, menempatkan dan melatih karyawan, merumuskan garis kegiatan, serta membentuk sejumlah hubungan di dalam organisasi dan kemudian menunjuk stafnya. Masalah mutu sumberdaya manusia pada berbagai perangkat organisasi menjadi masalah yang menonjol dan mendapat sorotan. Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk dari tiga unsur yaitu: Anggota, Pengurus, dan karyawan. Dapat dibedakan struktur atau alat perlengkapan organisasi yang sepintas adalah sama, yaitu Rapat Anggota, Pengurus, dan pengawas. Untuk itu, hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi dengan fungsi manajemen. Unsur pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dan anggota, untuk mendampingi pengurus dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur koperasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada Anggota. Dari sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang satu suara one man one vote sudah mendarah daging dalam organisasi koperasi. Karena itu, manajemen koperasi ini sering dipandang kurang efisien, kurang efektif, dan sangat mahal. Dari sudut pandang gaya manajemen management style, manajemen koperasi menganut gaya partisipatif participation management, dimana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya. Pola umum manajemen yang partisipatif menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi. Terdapat pembagian tugas job description pada masing-masing unsur. Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan decision area yang berbeda, kendati pun masih ada lingkup keputusan yang dilakukan secara bersama shared decision area. Dalam rangka pengembangan organisasi koperasi, orientasi manajemen harus diwujudkan dalam urutan prioritas sebagai berikut: peningkatan pelayanan usaha yang memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada Anggota berupa produktivitas dan nilai tambah usaha anggota service at cost, memperbesar pendapatan dan memperkecil pengeluaran untuk menciptakan Sisa Hasil Usaha SHU guna menjaga kelangsungan dan pengembangan pelayanan usaha tersebut diatas. Untuk mengukur apakah proses dan sistem pengawasan oleh anggota secara demokratis dilakukan didalam sebuah koperasi dilakukan dengan benar, ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan atau dapat digunakan sebagai alat ukur, yaitu: penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan RAT, rasio kehadiran anggota dalam Rapat Anggota, Rencana Kegiatan RK dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi RAPB disyahkan dan dilaksanakan, realisasi anggaran pendapatan koperasi, realisasi anggaran belanja koperasi, realisasi surplus hasil usaha koperasi, dan pemeriksaan intern dan ekstern.

2.3 Pengertian Gender