Kegiatan Perempuan dan Laki-laki dalam KOWAR

Kepengurusan dari organisasi KOWAR ini terdiri dari pengurus ketua, wakil ketua, sekretaris I, sekretaris II, dan bendahara dan Badan Pemeriksa BP. Kepengurusan inti dari organisasi ini hanyalah pengurus perempuan dan laki-laki saja. Pelindung hanyalah tambahan saja, karena pada dasarnya organisasi koperasi tidak memiliki pelindung. Menurut salah seorang pengurus, yaitu Bapak Mhd, organisasi KOWAR ini berada dalam instansi sekolah sehingga kepala sekolah diberi kekuasaan sebagai pelindung oleh seluruh anggota KOWAR. Karyawan koperasi hanya bertugas untuk menjaga dan mengelola toko koperasi saja sehingga tidak termasuk dalam kepengurusan koperasi. Jumlah perempuan dalam kepengurusan KOWAR ialah sebanyak tiga orang, yaitu dalam posisi wakil ketua, sekretaris I, dan bendahara. Jumlah laki- laki dalam kepengurusan KOWAR ialah sebanyak empat orang, yaitu dalam posisi pelindung, Badan Pemeriksa BP, ketua, dan sekretaris II. Jumlah anggota perempuan adalah 45 orang dan jumlah anggota laki-laki adalah 34 orang.

4.3 Kegiatan Perempuan dan Laki-laki dalam KOWAR

Interaksi antara perempuan dan laki-laki dalam KOWAR tergolong baik. Hal ini tidak hanya terlihat antar pengurus atau antar anggota saja, tetapi juga antar pengurus dan anggota, baik perempuan maupun laki-laki. Pengurus KOWAR memiliki pembagian kerja yang berbeda-beda, yaitu: Gambar 4. Struktur Organisasi KOWAR Sekretaris I Bendahara Wakil ketua Ketua Sekretaris II Pengurus Anggota Badan Pemeriksa BP Pelindung Karyawan 1. Simpan pinjam : Perempuan Bendahara 2. PSAS Pakaian Seragam Anak Sekolah : Laki-laki Ketua 3. Kantin dan Toko : Laki-laki Sekretaris II 4. LKS : Perempuan Wakil ketua 5. Buku Paket : Perempuan Sekretaris I Pembagian kerja ini membuat pengurus perempuan dan laki-laki berbeda- beda dalam mencurahkan waktunya untuk KOWAR. Wakil ketua dan sekretaris I lebih sedikit curahan waktunya dalam mengelola KOWAR karena mereka disibukkan hanya pada awal semester, yaitu untuk mengurus LKS dan buku paket siswa. Ketua mencurahkan waktunya lebih banyak dari wakil ketua dan sekretaris I untuk mengelola PSAS dan melaporkan hasilnya setiap bulan. Sekretaris II lebih banyak mencurahkan waktunya dibandingkan wakil ketua, sekretaris I, dan ketua untuk mengelola kantin dan toko KOWAR, karena harus melihat perkembangan dan penjualannya setiap hari dan mengisi kekosongan barang di toko setiap bulannya. Bendahara yang paling banyak mencurahkan waktunya dalam KOWAR, yaitu untuk mengelola simpan pinjam anggota. Tugas ini membutuhkan lebih banyak waktu dibanding tugas lainnya, karena sifatnya harian sehingga anggota lebih banyak berinteraksi dengan bendahara. Sesuai dengan penjelasan dari Ibu Est 38 tahun berikut ini: ”...cape mbak jadi bendahara, harus selalu siap sedia bawa buku catetan simpen pinjem, udah gitu setiap malem saya harus ngitung lagi berapa duit yang keluar berapa duit yang masuk, biasanya sih abis anak-anak udah pada tidur baru saya berkutat ama pembukuan koperasi... ” Adanya pembagian kerja dalam kepengurusan ini yang mendasari dibuatnya kebijakan mengenai waktu dalam KOWAR. Kebijakan ini dibuat atas hasil diskusi dan kesepakatan seluruh pengurus dalam Rapat Pengurus, yaitu: 1. Rapat Pengurus diadakan seminggu sekali. 2. Rapat Pengurus diadakan setiap jam pulang sekolah. 3. Rapat Pengurus dilakukan selama minimal 30 menit dan maksimal 60 menit, kecuali apabila ada hal-hal yang perlu dibicarakan lebih lanjut. 4. Pengurus perempuan diperbolehkan pulang terlebih dahulu apabila Rapat Pengurus belum selesai namun sudah mendapat panggilan dari anak atau suami untuk segera pulang. Kebijakan tersebut juga berlaku dalam Rapat Anggota. Kebijakan ini mengandung isu bias gender, yaitu pandangan yang lebih mengutamakan salah satu jenis kelamin yang dalam hal ini adalah perempuan. Perempuan masih dianggap untuk lebih banyak mencurahkan waktu di rumah dibanding tempat kerja, dan masih harus mengerjakan tugas rumah tangga yaitu mengurus suami dan anak. Sesuai dengan hasil penelitian dari Ludiro, dalam Munandar 1985 yang mengungkapkan bahwa kesulitan-kesulitan yang dirasakan oleh perempuan atau ibu bekerja ialah: 1. Waktu dirasakan terlalu sempit, jadi tentu para ibu sering dalam keadaan terburu-buru dan tertekan. 2. Ibu merasa tidak tenang bekerja bila anak sedang sakit atau apabila anak belum mencapai usia siap untuk ditinggal. 3. Kesulitan timbul apabila pembantu, pengasuh, atau keluarga yang sudah biasa mengasuh dan menemani anak yang sedang sakit atau pergi meninggalkan keluarga tersebut. 4. Badan yang terlalu lelah karena ingin mengerjakan semua tugas dan memenuhi semua fungsi secara memuaskan. Hal ini membuat perempuan dalam KOWAR lebih merasa memiliki kontrol yang tinggi dalam KOWAR, terutama dalam hal pengambilan keputusan. Keputusan-keputusan yang dibuat oleh KOWAR harus melibatkan perempuan, sedangkan perempuan memiliki waktu yang lebih sedikit di SMPN 7 Bekasi karena sebagian besar waktu perempuan adalah dirumah, sehingga keputusan- keputusan yang diambil cenderung atas kontrol perempuan. Partisipasi anggota dalam proses pembentukan opini dan pengambilan keputusan, pada semua koperasi, dijadikan dasar prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam peraturan dan anggaran dasar koperasi. Di samping prinsip identitas dan peningkatan anggota, maka prinsip demokrasi adalah karakteristik dasar sistem koperasi. Bahkan, setelah berkembangnya demokrasi perwakilan, sebagai pengganti demokrasi langsung, prinsip ”one man one vote’ tetap saja menjadi basis yang fundamental dalam pengambilan keputusan dalam RAT atau rapat para wakil.

4.4 Aturan Main dalam KOWAR