Umur berkaitan dengan lama hidup seseorang yang tidak lepas dari latar belakang budayanya. Budaya yang tertanam pada masing-masing individu yang
berumur lebih tua cenderung menganggap bahwa perempuan lebih rendah posisinya dibanding pria, sehingga anggota KOWAR yang berumur 45 tahun ke
atas masih memiliki pandangan bahwa posisi perempuan lebih rendah daripada laki-laki, sehingga tingkat kesetaraan gendernya tidak setara. Namun pandangan
tersebut telah memudar seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini dibuktikan dengan responden berumur kurang dari 45 tahun yang telah memiliki pengetahuan
bahwa laki-laki dan perempuan memiliki posisi yang setara, sehingga tingkat kesetaraan gendernya setara. Maka, dapat disimpulkan bahwa umur responden
perempuan dan laki-laki belum mampu menunjukkan ada hubungan dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR.
6.2 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Relasi Gender dalam
KOWAR Pada penelitian ini guru dan karyawan SMPN 7 Bekasi dikelompokkan
menjadi dua kelompok responden, yang terdiri dari 26 orang 86,67 persen responden laki-laki dan perempuan lulusan SMA ke atas, serta empat orang 13,33
persen responden laki-laki dan perempuan lulusan dibawah SMA. Responden diberikan pertanyaan mengenai penempatan posisi, akses, dan kontrol dalam
memperoleh sumberdaya dan manfaat dalam KOWAR. Responden yang menjawab tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR setara maupun tidak setara
dilihat berdasarkan variabel tingkat pendidikan. Berikut data mengenai jumlah dan persentase hubungan tingkat pendidikan responden dengan tingkat kesetaraan
gender dalam KOWAR:
Tabel 12. Jumlah dan Persentase Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Tingkat Kesetaraan Gender dalam KOWAR, Tahun 2009
Tingkat Kesetaraan Gender Tingkat Pendidikan
Jumlah n SMA n
SMA n
Setara 18 69,23
1 25 19 63,33
Tidak Setara 8 30,76
3 75 11 36,67
Total 26 100
4 100 30 100
Keterangan: p-Value: 0,938 Taraf Nyata: 0,05
Dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden perempuan dan laki-laki yang tingkat pendidikannya SMA ke atas relatif mengatakan bahwa tingkat
kesetaraan gender dalam KOWAR adalah setara. Namun, sebagian besar responden perempuan dan laki-laki yang tingkat pendidikannya dibawah SMA
relatif mengatakan bahwa tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR adalah tidak setara. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan mempunyai hubungan
dengan tingkat kesetaraan gender. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR juga semakin setara. Namun,
hasil uji Rank Spearman menunjukkan tidak adanya hubungan yang nyatasignifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kesetaraan gender
dalam KOWAR. Secara khusus, tingkat pendidikan anggota koperasi tidak serta merta menentukan setaranya tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR.
Tingkat pendidikan seseorang berhubungan dengan pendidikan formal yang telah dilalui oleh anggota KOWAR perempuan dan laki-laki. Seseorang
yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung memiliki posisi yang lebih tinggi dibandingkan orang yang berpendidikan lebih rendah. Posisi yang
tinggi ini membuat akses untuk memperoleh sumberdaya dan manfaat lebih tinggi. Akses yang tinggi ini membuat pengambilan keputusan kontrol dalam
sumberdaya dan manfaat tersebut juga tinggi. Posisi yang setara, akses dan kontrol yang tinggi ini menunjukkan bahwa relasi gender telah setara. Maka,
dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan anggota perempuan dan laki-laki berhubungan dengan relasi gender dalam KOWAR.
6.3 Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Relasi Gender dalam KOWAR