2.10 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian dari penelitian ini yaitu:
1. Diduga terdapat hubungan yang nyatasignifikan antara karakteristik anggota
KOWAR dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR. Secara khusus:
a. Diduga terdapat hubungan yang nyatasignifikan antara umur anggota KOWAR dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR.
b. Diduga terdapat hubungan yang nyatasignifikan antara tingkat pendidikan anggota KOWAR dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR.
c. Diduga terdapat hubungan yang nyatasignifikan antara jenis pekerjaan anggota KOWAR dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR.
d. Diduga terdapat hubungan yang nyatasignifikan antara status pernikahan anggota KOWAR dengan tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR.
2. Diduga terdapat hubungan yang nyatasignifikan antara tingkat sosialisasi peran gender dalam keluarga anggota KOWAR dengan tingkat kesetaraan
gender dalam KOWAR. 3. Diduga terdapat hubungan yang nyatasignifikan antara tingkat kesetaraan
gender dalam KOWAR dengan tingkat keberhasilan KOWAR.
2.11 Definisi Konseptual
1. Karakteristik anggota koperasi adalah faktor-faktor yang terdapat dalam individu responden anggota koperasi yang dapat menggambarkan keadaan
anggota koperasi. Karakteristik anggota meliputi umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan status pernikahan.
2. Sosialisasi peran gender dalam keluarga adalah pengenalan perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga yang telah mengakar didalam
keyakinan dan menjadi ideologi perempuan dan laki-laki, yang dilihat dari: anggapan tentang pendidikan dan anggapan tentang kepemimpinan.
3. Anggapan tentang kepemimpinan adalah sudut pandang responden mengenai pantas atau tidaknya perempuan untuk menjadi seorang pemimpin, yang
diklasifikasikan menjadi: perempuan pantas menjadi pemimpin dan
perempuan tidak pantas menjadi pemimpin. 4. Anggapan tentang kepemimpinan adalah sudut pandang responden mengenai
pantas atau tidaknya perempuan untuk menjadi seorang pemimpin, yang diklasifikasikan menjadi: perempuan pantas menjadi pemimpin dan
perempuan tidak pantas menjadi pemimpin. 5. Pengorganisasian koperasi adalah langkah atau usaha untuk menentukan
struktur, menentukan pekerjaan yang harus dilaksanakan, memilih, menempatkan dan melatih karyawan, merumuskan garis kegiatan, serta
membentuk sejumlah hubungan didalam organisasi dan kemudian menunjuk stafnya.
6. Analisis relasi gender adalah alat analisis untuk mengetahui hubungan kekuasaan antara perempuan dan laki-laki meliputi penempatan posisi
perempuan dan laki-laki, tingkat akses, dan tingkat kontrol perempuan dan laki-laki dalam memperoleh sumberdaya dan manfaat dalam KOWAR.
7. Aturan main ADART menunjuk pada peraturan yang ada dalam KOWAR yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
ADART KOWAR. 8. Sumberdaya adalah sesuatu hal yang dimiliki oleh KOWAR baik dalam
bentuk nyata
maupun tidak,
yaitu uang,
pekerjaan, peralatan,
pendidikanpelatihan. 9. Uang adalah modal berupa simpanan dan pinjamankredit yang dimiliki
anggota KOWAR. 10. Pekerjaan adalah pekerjaan yang dimiliki oleh masing-masing responden
dalam KOWAR. Pekerjaan diklasifikasikan sesuai dengan struktur organisasi dalam KOWAR, yaitu: Anggota, Pengurus, Pelindung, dan Badan Pengawas.
11. Peralatan adalah alat-alat penunjang koperasi yang dimiliki KOWAR yang dapat digunakan oleh responden, yaitu komputer.
12. Pendidikanpelatihan adalah pendidikan maupun pelatihan mengenai koperasi yang diikuti oleh anggota KOWAR untuk meningkatkan kapasitasnya.
13. Manfaat adalah sesuatu yang bersifat positif dan membangun yang diperoleh setelah
menjadi anggota
KOWAR, yang
diklasifikasikan dalam:
pendidikanpelatihan, pendapatan, status, kekuasaan.
14. SHU Sisa Hasil Usaha adalah uangpemasukan yang didapatkan oleh Anggota KOWAR setiap akhir tahun.
15. Status adalah status yang didapatkan oleh responden setelah bergabung dengan KOWAR.
16. Kekuasaan adalah kekuasaan yang didapatkan oleh responden setelah bergabung dengan KOWAR.
17. Keberhasilan KOWAR adalah pencapaian keberhasilan atas kegiatan maupun program yang telah dilakukan oleh KOWAR selama satu tahun, yaitu per 1
Januari 2007 s.d. 31 Desember 2008, yang diukur dari segi proses dan segi hasil.
18. Segi proses berarti sudah melibatkan anggota perempuan dan laki-laki dalam: penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan RAT; Rapat Anggota, Rencana
Kegiatan RK dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi RAPB; realisasi anggaran pendapatan koperasi; realisasi anggaran belanja
koperasi; realisasi surplus hasil usaha koperasi; serta Pemeriksaan intern dan ekstern.
19. Segi hasil berarti dapat meningkatkan kesejahteraan anggota yang diukur dari: peningkatan SHU, peningkatan simpanan anggota, kebutuhan ekonomi
anggota terpenuhi. 2.12
Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan unsur penelitian berupa petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur Singarimbun, 1995. Untuk membantu
penelitian dalam menggunakan variabel dan mengetahui bagaimana cara pengukuran variabel dalam penelitian ini, maka dikembangkan beberapa definisi
operasional sebagai berikut: 1. Jenis kelamin adalah struktur biologis responden yang dibagi menjadi:
a. Perempuan : diberi kode 1
b. Laki-laki : diberi kode 2
2. Umur adalah lama waktu hidup responden sejak dilahirkan sampai pada saat diwawancarai, dan diukur dalam tahun. Dikategorikan menjadi:
a. 45 tahun : diberi kode 1
b. 45 tahun : diberi kode 2
3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang diikuti responden. Dikategorikan menjadi:
a. SMA : SD dan SMP, diberi kode 1 b. SMA : SMA, D3, S1, S2, S3; diberi kode 2
4. Jenis pekerjaan adalah pekerjaan yang membedakan masing-masing responden di SMPN 7 Bekasi. Jenis pekerjaan dikategorikan menjadi:
a. Karyawan sekolah : penjaga sekolahpesuruh, diberi kode 1
b. Guru : diberi kode 2
5. Status pernikahan adalah status hubungan seorang responden dengan lawan jenisnya. Dikategorikan menjadi:
a. Belum menikah : diberi kode 1 b. Sudah menikah : diberi kode 2
6. Tingkat sosialisasi peran gender dalam keluarga adalah pengenalan perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga yang telah mengakar
didalam keyakinan dan menjadi ideologi perempuan dan laki-laki, yang dilihat dari: anggapan mengenai pendidikan dan anggapan tentang kepemimpinan.
Seseorang dikatakan memiliki sosialisasi peran gender dalam keluarga yang kuat apabila menganggap bahwa peran perempuan setara dengan laki-laki,
diukur dengan jumlah nilai dari variabel sosialisasi peran gender dalam keluarga yang diperoleh ialah 11,5-14. Seseorang dikatakan memiliki
sosialisasi peran gender dalam keluarga yang lemah apabila menganggap bahwa peran perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki atau sebaliknya,
diukur dengan jumlah nilai dari variabel sosialisasi peran gender dalam keluarga yang diperoleh ialah 7-10,5.
Responden diberikan tujuh pertanyaan terkait sosialisasi peran gender dalam keluarga anggota KOWAR. Pertanyaan tersebut ialah:
1. Apakah menurut Anda pendidikan itu penting? 2. Apakah menurut Anda perempuan pantas untuk bersekolah sampai tingkat
tinggi? 3. Apakah menurut Anda perempuan perlu untuk bersekolah sampai tingkat
tinggi?
4. Apakah menurut Anda perempuan dan laki-laki harus mendapatkan pendidikan yang setara?
5. Apakah sewaktu kecil Anda diberikan pandangan oleh orangtua bahwa perempuan perlu bersekolah tinggi?
6. Apakah menurut Anda perempuan pantas untuk menjadi pemimpin? 7. Apakah sewaktu kecil Anda diberikan pandangan oleh orangtua bahwa
perempuan pantas untuk menjadi pemimpin? 7. Konsep analisis relasi gender diukur dari tingkat kesetaraan gender. Tingkat
kesetaraan gender dalam KOWAR dikatakan setara apabila penempatan posisi, akses, dan kontrol antara perempuan dan laki-laki seimbangsetara dalam
KOWAR, diukur dengan jumlah nilai dari variabel relasi gender yang diperoleh ialah 37,6-50. Tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR dikatakan
tidak setara apabila penempatan posisi, akses, dan kontrol antara perempuan dan laki-laki tidak seimbangsetara dalam KOWAR, diukur dengan jumlah
nilai dari variabel relasi gender yang diperoleh ialah 25-37,5. a. Penempatan posisi perempuan dan laki-laki adalah posisi yang ditempati
oleh perempuan dan laki-laki dalam kepengurusan KOWAR. Penempatan posisi dalam KOWAR dikatakan setara apabila perempuan maupun laki-laki
sama-sama menempati posisi yang sejajar dalam KOWAR, diukur dengan jumlah nilai dari variabel penempatan posisi yang diperoleh ialah 7,6-10.
Penempatan posisi dalam KOWAR dikatakan tidak setara apabila perempuan maupun laki-laki menempati posisi yang tidak seimbang dalam
KOWAR, diukur dengan jumlah nilai dari variabel penempatan posisi yang diperoleh ialah 5-7,5. Responden diberikan lima pertanyaan, yaitu:
1. Siapakah yang bertugas membuat struktur organisasi KOWAR? 2. Siapakah yang menentukan pembagian kerja masing-masing Pengurus?
3. Siapakah yang merekrut dan melatih karyawan koperasi? 4. Siapakah yang merumuskan setiap kegiatan dalam KOWAR?
5. Siapakah yang bertugas mengembangkan kerjasama dengan pihak lain koperasi dan organisasi lain dalam KOWAR?
b. Tingkat akses dalam memperoleh sumberdaya dan manfaat adalah peluang atau kesempatan yang didapatkan oleh responden untuk memperoleh
sumberdaya uang, pekerjaan, peralatan, pendidikanpelatihan
dan manfaat pendidikanpelatihan, SHU, status, kekuasaan
dalam KOWAR, tetapi tanpa kekuasaanwewenang untuk membuat keputusan tentang bagaimana
menggunakannya dan hasil darinya. Akses untuk memperoleh sumberdaya dan manfaat dalam KOWAR
dikatakan tinggi apabila perempuan maupun laki-laki sama-sama tidak mendapatkan kesulitan akses dalam KOWAR, diukur dengan jumlah nilai
dari variabel akses yang diperoleh ialah 17-24. Akses untuk memperoleh sumberdaya dan manfaat dalam KOWAR dikatakan rendah apabila
perempuan maupun laki-laki sama-sama mendapatkan kesulitan akses dalam KOWAR, diukur dengan jumlah nilai dari variabel akses yang
diperoleh ialah 8-16. Responden diberikan delapan pertanyaan, yaitu: 1. Apakah Anda memperoleh uangpinjaman setelah bergabung dengan
KOWAR? 2. Apakah
Anda tidak
mendapat kesulitan
dalam memperoleh
uangpinjaman tersebut? 3. Apakah Anda mempunyai pekerjaantugas dalam KOWAR?
4. Apakah pekerjaantugas yang Anda dapatkan sesuai dengan posisi Anda dalam KOWAR?
5. Apakah Anda mempunyai kemudahan dalam menggunakan peralatan misalnya: komputer yang dimiliki KOWAR?
6. Apakah Anda berkesempatan untuk mengikuti pendidikanpelatihan mengenai koperasi?
7. Apakah Anda pernah mengikuti pendidikanpelatihan tersebut? 8. Apakah Anda merasakan adanya peningkatan kemampuan setelah
mengikuti pendidikanpelatihan tersebut? c. Tingkat kontrol dalam memperoleh sumberdaya dan manfaat adalah
wewenang sepenuhnya yang dimiliki oleh responden untuk memperoleh sumberdaya
uang, pekerjaan, peralatan, pendidikanpelatihan dan manfaat
pendidikanpelatihan, SHU, status, kekuasaan dalam KOWAR. Kontrol
dikatakan tinggi apabila perempuan dan laki-laki bersama-sama mengambil keputusan dalam KOWAR, diukur dengan jumlah nilai dari variabel kontrol
yang diperoleh ialah 19-24. Kontrol dikatakan rendah apabila yang mengambil keputusan dalam KOWAR hanya perempuan atau laki-laki saja,
diukur dengan jumlah nilai dari variabel kontrol yang diperoleh ialah 12-18. Responden diberikan 12 pertanyaan, yaitu:
1. Apakah Anda ikut menentukan besarnya simpanan anggota? 2. Apakah Anda ikut menentukan besarnya SHU yang didapatkan tiap
anggota? 3. Apakah Anda ikut memeriksa jalannya KOWAR?
4. Apakah Anda
ikut menentukan
siapa yang
berhak ikut
pendidikanpelatihan mengenai koperasi? 5. Apakah Anda ikut menentukan siapa yang berhak menggunakan
peralatan misalnya: komputer milik KOWAR? 6. Apakah Anda meningkat statusnya misalnya: dianggap menjadi orang
penting dalam lingkungan sekolah setelah bergabung dengan KOWAR? 7. Apakah dengan status yang Anda dapatkan tersebut Anda jadi memiliki
kekuasaan dalam lingkungan sekolah? 8. Siapakah yang memutuskan untuk memberikan uangpinjaman kepada
anggota? 9. Siapakah yang memutuskan untuk membeli peralatan komputer dalam
KOWAR? 10. Siapakah yang memutuskan untuk memberi kesempatan kepada
Anggota untuk menggunakan peralatan komputer dalam KOWAR? 11. Siapakah yang memutuskan untuk memberikan pendidikanpelatihan
kepada karyawan dan anggota KOWAR? 12. Siapakah yang memutuskan untuk menentukan siapa Pengurus yang
akan mengikuti pendidikanpelatihan dalam KOWAR? d. Tingkat keberhasilan KOWAR dikatakan tinggi apabila sudah melibatkan
anggota perempuan dan laki-laki dalam penyelenggaraan RAT; Rapat Anggota, Rencana Kegiatan RK dan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Koperasi RAPB; realisasi anggaran pendapatan koperasi; realisasi anggaran belanja koperasi; realisasi surplus hasil usaha koperasi;
pemeriksaan intern dan ekstern, serta kesejahteraan anggota meningkat yang
dilihat dari: peningkatan SHU; peningkatan simpanan anggota; kebutuhan ekonomi anggota terpenuhi, diukur dengan jumlah nilai dari variabel
keberhasilan yang diperoleh ialah 15-19. Tingkat keberhasilan KOWAR dikatakan rendah apabila tidak melibatkan
anggota perempuan dan laki-laki dalam penyelenggaraan RAT; Rapat Anggota, Rencana Kegiatan RK dan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Koperasi RAPB; realisasi anggaran pendapatan koperasi; realisasi anggaran belanja koperasi; realisasi surplus hasil usaha koperasi;
pemeriksaan intern dan ekstern, serta kesejahteraan anggota meningkat yang dilihat dari: peningkatan SHU; peningkatan simpanan anggota; kebutuhan
ekonomi anggota terpenuhi, diukur dengan jumlah nilai dari variabel keberhasilan yang diperoleh ialah 9-14.
Responden diberikan sembilan pertanyaan terkait kontrol responden dalam memperoleh sumberdaya dan manfaat. Responden diberikan sembilan
pertanyaan, yaitu: 1. Apakah Anda pernah mengikuti Rapat Anggota Tahunan RAT?
2. Jika ya, berapa kali anda mengikuti RAT ? 3. Apakah yang Anda lakukan dalam RAT ?
4. Apakah Anda mendapatkan SHU setiap tahunnya ? 5. Apakah Anda merasakan adanya peningkatan SHU setiap tahunnya?
6. Apakah Anda mendapatkan sesuatu berbentuk barang misalnya: pakaian dari KOWAR?
7. Apakah Anda mendapatkan realisasi surplus hasil usaha KOWAR misalnya: perjalanan wisata?
8. Apakah Anda merasakan adanya peningkatan jumlah simpanan Anggota setiap tahunnya?
9. Apakah Anda merasakan kebutuhan ekonomi keluarga Anda sedikit terpenuhi setelah bergabung dengan KOWAR?
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Bekasi yang beralamat di Jalan Belanak II, Perumnas II, Bekasi, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama
bulan Mei s.d. Juni 2009. 3.2
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Metode penelitian kuantitatif yang digunakan adalah
penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primernya,
dengan unit analisa individu Singarimbun, 1995.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang mementingkan diperolehnya informasi atau data dari subyek penelitian secara alamiah,
berdasarkan pengalaman sosial mereka masing-masing sesuai dengan lingkungan sosial dan alamiah yang unik yang sarat nilai, dan data yang dikumpulkan
merupakan data deskriptif yang berupa kata-kata dari subyek penelitian Singarimbun, 1995. Melalui penggunaan metode tersebut diharapkan dapat
diambil keterangan selengkap-lengkapnya dan mendalam untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai relasi gender yang ada dalam organisasi
KOWAR.
3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Sampel sebanyak 30 orang dipilih dengan metode pengambilan sampel acak sederhana simple random sampling dengan mengundi satuan-satuan
elementer dalam populasi dan perhitungan secara disproporsional. Sampel acak sederhana ialah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit
penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel Singarimbun, 2005.