Manfaat Penelitian Transformasi Gen Kappa(Κ) Carrageenase Pada Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii

dapat diskenario untuk mampu menghasilkan bahan pangan yang lebih bergizi sehingga dapat meningkatkan kesehatan manusia. Teknologi transgenesis merupakan suatu proses mentransformasi DNA asing ke organisme lain dengan maksud untuk memanipulasi struktur genetiknya Glick Pasternak 2003. Gen yang disisipkan ke dalam genom inang target harus dapat diekspresikan sehingga menghasilkan protein yang diinginkan serta harus stabil diwariskan ke generasi berikutnya. Gen-gen yang diekspresikan pada inang target pada awalnya adalah gen-gen asli dari sumbernya : bakteri, jamur, hewan, namun kebanyakan ekspresi dari gen tersebut di dalam inang sangat rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh penggunaan kodon sinyal peptida yang tidak sesuai. Oleh karena itu modifikasi penggunaan kodon yang sesuai dengan inang target telah umum dilakukan untuk meningkatkan ekspresi gen. Selain itu penambahan enhancer dikombinasikan dengan penggunaan promoter kuat atau promoter spesifik dapat meningkatkan ekspresi gen pada inang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa apabila gen telah terintegrasi pada genom inang target maka gen tersebut akan stabil diwariskan ke generasi berikutnya. Aplikasi transgenesis pada rumput laut makroalga memperlihatkan potensi besar pada masa mendatang Hallmann 2007; Walker et al. 2005, misalnya untuk peningkatan ketahanan dari cekaman lingkungan dan resistensi terhadap penyakit. Hingga saat ini penelitian transformasi gen pada makroalga telah berhasil dilakukan, antara lain: Porphyra yezoensis Cheney et al. 2001 dan Laminaria japonica Li et al. 2009 menggunakan gen β-glucuronidase GUS; serta Gracilaria dengan gen LacZ Huddy et al. 2012. Pada K. alvarezii telah sukses dilakukan transfomasi gen green fluorescent protein GFP menggunakan promoter berbeda Rajamuddin et al. 2014; gen LacZ Wang et al. 2010; gen PaCS penyandi sitrat sintase Daud et al. 2013; gen lisozim-c Handayani et al. 2014; dan gen metallothionein tipe II Fajriah et al. 2014. Potvin dan Zhang 2010 juga menyebutkan tentang prospek rekombinan protein pada mikroalga transgenik, serta beberapa progres transgenik pada alga lainnya. Alga sebagai sumber gen-gen baru, juga telah banyak diteliti yang nantinya akan diaplikasikan untuk kegiatan transgenesis pada alga, seperti isolasi gen antisalt dan anticadmium dari alga hijau laut Chlamydomonas sp Tanaka et al. 2007. K loning dan uji ekspresi gen-gen ketahanan dari kecaman lingkungan, seperti gen isoenzim SOD superoxide dismutase pada Haematococcus pluvialis Chlorophyceae Wang et al. 2011; k loning gen, analisis ekspresi dan aktivitas gen manganese SOD dari dua strains Gracilaria lemaneiformis Gracilariaceae- Rhodophyta Lu et al. 2012.

2.4 Transformasi Gen dengan Perantara Agrobacterium tumefaciens

Proses transformasi genetik menggunakan perantara A. tumefaciens dijelaskan pada Gambar 5, pada prinsipnya terdiri 8 tahap utama, yaitu: 1 pengenalan dan pelekatan Agrobacterium pada sel inang, 2 pengindraan sinyal tanaman yang spesifik oleh dua komponen sistem transduksi sinyal pada Agrobacterium yaitu VirAVirG, 3 aktivasi gen vir yang memulai proses transfer T-DNA, 4 salinan T –DNA yang akan dipindahkan ke inang diproduksi oleh kerja protein VirD1D2, 5 T-DNA dihantarkan dalam bentuk kompleks VirD2-DNA, bersama-sama dengan beberapa protein vir lainnya ke dalam