124 informal dalam keluarga yang merupakan dapat mempengaruhi terbentuknya
sikap pesisir terhadap kesetaraan gender dalam perikanan pantai. Sikap setuju atau tidak setuju ini menjadi penting karena menyangkut partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan program pembangunan perikanan pantai berbasis kesetaraan gender. Sikap inilah yang melatarbelakangi kecenderungan bertindak dalam pengambilan
keputusan seseorang.
5.4 Pembangunan Perikanan Pantai Yang Responsif Gender
Tujuan antara yang ketiga dari penelitian ini adalah menyusun alternatif program pembangunan perikanan pantai yang responsif gender. Berdasarkan hasil
analisis gender di tingkat program Dislutkan dan di tingkat rumahtangga masyarakat pesisir, analisis sikap responden, FGD serta data sekunder, kemudian
dilakukan perumusan strategi pembangunan perikanan pantai berbasis kesetaraan
gender dengan menggunakan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats SWOT, yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan skala prioritas
untuk mencapai tujuan program pembangunan perikanan pantai yang responsif gender dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process AHP.
5.4.1 Strategi pembangunan perikanan pantai berbasis kesetaraan gender
Tujuan akhir dari analisis SWOT adalah untuk merumuskan strategi pembangunan perikanan pantai berbasis kesetaraan gender di Kabupaten Subang.
Analisis SWOT dilakukan terhadap pelaksanaan pembangunan perikanan pantai di Kabupaten Subang saat ini yaitu dengan menganalisis faktor eksternal dan
faktor internal pelaksanaan pembangunan perikanan pantai. Pembobotan dan penetapan peringkat dalam analisis dilakukan setelah
berdiskusi dengan para pemangku kepentingan perikanan laut dan pantai. Evaluasi lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan untuk
melaksanakan pembangunan perikanan pantai yang responsif gender. Evaluasi internal tersebut disusun dalam matriks IFAS Internal Strategic Factors Analysis
Summary seperti tercantum pada Tabel 35.
125 Tabel 35 Bobot, peringkat dan skor dari faktor internal pembangunan perikanan
pantai yang responsif gender di Kabupaten Subang tahun 2006
Faktor internal Bobot Peringkat Skor
1 2 3=1x2
Kekuatan Strengths:
- Potensi PAD Pendapatan Asli Daerah 0,100
4 0,400
- PPP dan TPI yang dikelola KUD mandiri 0,075
3 0,225
- Kesetaraan gender dalam kegiatan perikanan 0,100
3 0,300
- Membuka peluang industri baru perikanan 0,100
3 0,300
- Membuka lapangan kerja lainnya di pesisir 0,075
3 0,225
- Letak geografi yang strategis di pantura Jawa 0,025
2 0,050
- Tingginya aksesibilitas ke pasar 0,025
2 0,050
- Keuletan perempuan dalam berusaha 0,050
2 0,100
- Jumlah populasi perempuan-lelaki seimbang 0,050
2 0,100
Kelemahan Weaknesses:
- Kurangnya alokasi APBD bagi pembanguinan perikanan 0,100
-1 -0,100
- Tidak ada lembaga keuangan mikro untuk nelayan 0,100
-1 -0,100
- Rendahnya mutu SDM pendidikan dan ketrampilan 0,100
-1 -0,100 - Rendahnya tingkat kesejahteraan nelayan
0,025 -2
-0,050 - Rendahnya kesadaran akan lingkungan
0,025 -2
-0,050 - Kurangnya pembinaan tenaga kerja perempuan
0,025 -3
-0,750 Total skor kekuatan
− kelemahan x 1,000
0,600
Evaluasi lingkungan eksternal dilakukan untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman dalam melaksanakan pembangunan perikanan
pantai yang responsif gender. Evaluasi disusun dalam matriks EFAS External Strategic Factors Analysis Summary seperti tercantum pada Tabel 36.
Tabel 36 Bobot, peringkat dan skor dari faktor eksternal pembangunan perikanan pantai yang responsif gender di Kabupaten Subang tahun 2006
Faktor eksternal Bobot Peringkat Skor
1 2 3=1x2
Peluang Opportunities:
- Komitmen pemerintah terhadap kesetaraan gender 0,150
3 0,450
- Peningkatan konsumsi ikan per kapita per tahun 0,075
3 0,225
- Inovasi usaha perikanan 0,075
3 0,225
- Otonomi daerah dapat membuat perda perlindungan lingkungan hidup
0,075 3 0,225 - Perkembangan teknologi dan informasi
0,050 2
0,100 - Peningkatan jumlah tenaga kerja
0,075 1
0,075
Ancaman Threats:
- Tingginya harga BBM 0,150
-1 -0,150
- Kerusakan lingkungan pesisir dan laut 0,075
-2 -0,150
- Pencemaran perairan sungai dan laut 0,050
-2 -0,100 - Harga ikan yang fluktuatif
0,050 -2
-0,100 - Perdagangan bebas dunia
0,075 -2
-0,150 - Pendangkalan sungai menghambat aksesibilitas
0,050 -3 -0,150
- Nelayan pendatang dengan peralatan lebih canggih 0,050
-3 -0,150
Total skor peluang – ancaman y 1,000
0,350
Dari matriks IFAS Tabel 35 dan EFAS Tabel 36 maka dapat diketahui bahwa posisi internal dan eksternal pembangunan perikanan pantai adalah dalam kuadran
I pada titik X 0,600; 0,350 seperti tercantum pada Gambar 4.
126 Gambar 4 Posisi pembangunan perikanan pantai saat ini dengan analisis SWOT
Posisi pembangunan perikanan pantai saat ini yang terletak pada kuadran I menunjukkan bahwa situasi pembangunan perikanan pantai saat ini sangat
menguntungkan. Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif growth oriented strategy, yaitu strategi
Strengths-Opportunities SO. Keseluruhan strategi pembangunan perikanan pantai yang terbagi atas strategi Strengths-Opportunities SO, Weaknesses-
Opportunities WO, Strengths-Threats ST dan Weaknesses-Threats WT dapat dilihat pada Lampiran 6.
Posisi pembangunan perikanan pantai Kabupaten Subang saat ini terletak di kuadran I yang berarti strategi SO adalah yang paling tepat untuk dilaksanakan,
dengan program-program berikut 1
Pencatatan data kegiatan dan pelaku perikanan dipilah menurut jenis kelamin.
2 Pembinaan tentang perikanan pantai dan kelautan kepada masyarakat, lelaki
dan perempuan. Kegiatan pembinaan kepada masyarakat meliputi kegiatan sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan.
3 Peningkatan partisipasi dalam pengambilan keputusan di bidang perikanan
pantai bagi masyarakat lelaki dan perempuan. 4
Pengembangan teknologi perikanan pantai tepatguna berbasis lokal bagi lelaki dan perempuan.
5 Perluasan akses usaha terkait perikanan pantai bagi lelaki dan perempuan
5.4.2 Prioritas untuk pembangunan perikanan pantai yang responsif gender