51
4.2.2 Pendidikan
Salah satu ukuran dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca dan menulis. Penduduk Kabupaten Subang yang berumur di atas 10 tahun yang buta
huruf lebih banyak berjenis kelamin perempuan dibandingkan lelaki. Perbedaan persentasenya cukup nyata, yaitu perempuan yang buta huruf di atas 10 persen,
sedangkan lelaki yang buta huruf di bawah 10 persen, bahkan perbedaan antara lelaki dan perempuan itu mencapai dua kali lipat. Tabel 8 menyajikan persentase
penduduk Kabupaten Subang berumur 10 tahun keatas yang buta huruf pada tahun 1999-2004.
Tabel 8 Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang buta huruf menurut jenis kelamin di Kabupaten Subang tahun 1999-2004
Tahun Buta huruf
Lelaki Perempuan
1999 7,23 17,28 2000 8,74
19,49 2001 8,38 16,81
2002 9,39 18,70 2003 7,58 16,78
2004 7,98 16,36
Sumber: Bapeda Subang 2006 Ukuran untuk tingkat pendidikan lainnya adalah angka partisipasi sekolah.
Tabel 9 menyajikan angka partisipasi sekolah APS menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Subang tahun 1999-2004.
Tabel 9 Angka partisipasi sekolah menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Subang tahun 1999-2004
Kelompok Jenis
Angka partisipasi sekolah umur
kelamin 1999 2000 2001 2002 2003 2004 7-12 Lelaki
98,38 92,02
93,89 95,94
96,82 98,45 Perempuan
98,27 95,93 97,09 95,67 97,78 97,13 13-15 Lelaki
67,92 68,60 73,80 79,28 76,18 85,44 Perempuan 72,94
81,20 87,67
87,04 84,42 78,88
16-18 Lelaki 38,28 25,51 36,08 49,79 47,41 48,65
Perempuan 35,58 37,32 29,53 49,06 25,70 45,22
19-24 Lelaki
6,58 6,32 8,72 3,15 2,70 10,34 Perempuan
1,01 3,94 0,80 2,05 8,02 5,66
Sumber: Bapeda Subang 2006 Tabel 9 menunjukkan bahwa pada umumnya APS dari perempuan lebih
rendah dibanding dengan lelaki. Pada tingkat pendidikan dasar kelompok umur 7-12, APS lelaki dan perempuan cukup tinggi, diatas angka 90. Namun dengan
pertambahan usia dan tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka APS pun semakin menurun, baik bagi lelaki dan perempuan. APS lelaki pun tetap
52 lebih tinggi daripada APS perempuan. Menurut Bapeda Subang 2006, penyebab
rendahnya APS perempuan diduga adanya budaya yang lebih banyak memberikan kesempatan bersekolah kepada anak lelaki dibanding dengan perempuan;
disamping itu keberadaan sekolah di suatu wilayah tertentu menyebabkan orangtua lebih memilih mengirimkan anak lelakinya ke sekolah yang relatif lebih
jauh daripada anak perempuannya. Dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, persentase
pencapaian pendidikan perempuan lebih rendah dibanding dengan lelaki Tabel 10. Pada tingkat pendidikan dasar, pencapaian lelaki dan perempuan hampir
sama, tetapi semakin meningkat tingkat pendidikannya maka persentase pencapaian perempuan pun lebih rendah dibandingkan lelaki. Menurut Bapeda
2006, penyebab perbedaan yang mencolok ini diduga karena adanya budaya yang menyatakan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena pada
akhirnya akan bekerja di dapur dan hanya akan mengurus anak saja. Tabel 10 Persentase pendidikan tertinggi yang ditamatkan menurut jenis kelamin
di Kabupaten Subang tahun 2003-2004
Tingkat Tahun 2003
Tahun 2004 Pendidikan Lelaki
Perempuan Lelaki Perempuan
Tidak tamat SD belum sekolah
34,54 42,52 30,03 40,67
SD sederajat 39,01 39,16
35,32 37,24
SLTP sederajat 13,96
11,44 22,23
15,87 SLTA sederajat
10,28 5,48
10,62 5,19
Perguruan tinggi 2,21
1,40 1,80
1,03 Jumlah 100,00
100,00 100,00
100,00
Sumber: Bapeda Subang 2006
4.2.3 Kesehatan