Sikap dan Pengambilan Keputusan

31 perikanan berkelanjutan banyak tergantung kepada perilaku dan pengambilan keputusan dari pemangku kepentingan di bidang perikanan.

2.3 Sikap dan Pengambilan Keputusan

Dalam kehidupan sehari-hari banyak pengambilan keputusan dilandaskan intuisi, padahal dengan intuisi banyak kemungkinan untuk keliru. Untuk mengatasinya kemudian dikembangkan sistematika baru yaitu analisis keputusan yang diharapkan dapat memperoleh keputusan yang berlandaskan logika. Tiga aspek yang berperan dalam analisis keputusan adalah kecerdasan, persepsi dan falsafah Marimin 2004. Pengambilan keputusan adalah suatu proses kognitif yang mengarahkan ke pemilihan suatu aksi diantara berbagai pilihan. Proses kognitif rutin seperti ingatan, pemikiran atau pertimbangan dan formasi konsep pada diri individu memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan TIP 2006. Tindakan pengambilan keputusan seseorang akan dilandasi oleh motif orang tersebut. Menurut Gerungan 2004, motif adalah semua penggerak, alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Motif memberikan tujuan dan arah kepada tingkah laku manusia. Upaya pendidikan motif diarahkan untuk membentuk kerangka pengertian dan kesadaran pada seseorang yang dapat merangsangnya untuk menggunakan potensi diri secara konstruktif dan produktif bagi seluruh masyarakat. Motivasi seseorang terkait dengan sikap orang tersebut terhadap suatu obyek. Menurut Gerungan 2004, sikap senantiasa terarah kepada suatu obyek, jadi tidak ada sikap tanpa ada obyeknya. Sikap terhadap sesuatu obyek, gagasan atau orang tertentu adalah suatu sistem yang berlangsung terus yang mengandung komponen kognitif, komponen afektif dan kecenderungan untuk bertindak. Komponen kognitif menyangkut kepercayaan atau keyakinan terhadap obyek sikap; komponen afektif menyangkut perasaan emosional yang terkait dengan keyakinan tersebut; dan kecenderungan untuk bertindak adalah kesiapan untuk merespon dengan cara yang tertentu. Freedman et al. 1978; Azwar 1988. Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Dalam interaksi sosial, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek psikologis yang dihadapinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang 32 lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu seperti prasangka Azwar 1988. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan berarti ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan pembangunan, dan ikut serta memanfaatkan dan menikmati hasil pembangunan. Tanpa partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan hasil pembangunan berarti tingkat hidup atau tingkat kesejahteraan masyarakat tidak naik. Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh tingkat partisipasi masyarakat, baik dalam menyumbangkan asupan maupun menikmati hasil pembangunan Slamet 2003. Terkait dengan pembangunan perdesaan, hasil penelitian Prawoto 2001 menyimpulkan bahwa pembangunan masyarakat desa perlu didorong dengan proses motivasi, peningkatan partisipasi, serta memperhatikan dan mempertimbangkan inspirasi dan aspirasi masyarakat yang bersangkutan. Sarannya adalah bahwa dalam proses pembuatan keputusan desa, diharapkan melibatkan secara aktif partisipasi masyarakat. Untuk itu pemimpin formal kepala desa maupun informal ulama dan guru sangat dibutuhkan untuk memberikan motivasi kepada masyarakat desa. Peran dari masyarakat dalam pengelolaan pesisir luas jangkauannya dan tergantung pada banyak faktor seperti isu-isu yang terlibat, konteks pemerintahan, motivasi dan kemampuan masyarakat serta proses kebijakan. Masyarakat mempunyai beberapa peran penting dan potensial yang memberikan sumbangan kepada perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir Cicin-Sain and Knecht 1998; Kay and Alder 1999. Sehubungan dengan peranserta masyarakat dalam pengelolaan pesisir, Pollnac et al. 2003 melakukan evaluasi tentang faktor yang mempengaruhi keberlanjutan proyek pengelolaan wilayah pesisir terpadu di Jawa Tengah dan Sulawesi Utara. Hasil temuannya adalah faktor yang paling penting mempengaruhi keberlanjutan proyek pengelolaan wilayah pesisir tersebut adalah partisipasi individual dan komunitas dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek. Partisipasi atau peranserta masyarakat tersebut dipengaruhi oleh keuntungan manfaat yang dirasakan masyarakat. Menurut DENR et al. 2001 isu lingkungan di wilayah pesisir umumnya kompleks. Untuk melibatkan masyarakat tersebut maka kesadaran mereka 33 terhadap lingkungannya perlu ditingkatkan. Pendidikan lingkungan atau komponen kesadaran masyarakat dari program pengelolaan wilayah pesisir PWP memerlukan pendekatan komprehensif dan holistik untuk tahap komunikasi pada tingkat komunitas, sehingga diperlukan pendekatan melalui upaya komunikasi, informasi dan edukasi KIE. Kerangka kerja KIE ini terlukis pada Gambar 3. Gambar 3 Kerangka Kerja KIE modifikasi DENR et al. 2001 Upaya KIE juga digunakan dalam PUG sebagaimana tercantum dalam Kepmendagri No. 132 Tahun 2003. Dalam Pasal 3 Bab Pelaksanaan PUG Kepmendagri No. 132 Tahun 2003 tercantum bahwa Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota perlu meningkatkan upaya Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE melalui sosialisasi, penyuluhan, advokasi, pendidikan dan pelatihan tentang pengarusutamaan gender kepada seluruh aparatur pemerintah dan seluruh komponen masyarakat Depdagri 2003. Melalui upaya KIE ini diharapkan terbentuk sikap baru masyarakat terhadap kesetaraan gender dan pengelolaan perikanan berkelanjutan. Etika lingkungan Nilai sosial Perubahan perilaku Aksiadvokasi lingkungan Melek lingkungan Pendidikan lingkungan PWP 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Subang. Alasan penetapannya karena di kabupaten ini terdapat dua pelabuhan perikanan pantai PPP yang dilengkapi oleh tempat pelelangan ikan TPI yang dikelola oleh koperasi unit desa KUD bidang bahari Mina yang sudah maju yaitu KUD Mandiri Inti Fajar Sidik yang mengelola TPI di Desa Blanakan dan KUD Mandiri Mina Bahari yang mengelola TPI di Desa Muara Ciasem, keduanya terletak di Kecamatan Blanakan lihat Lampiran 1. Penelitian lapangan dilakukan dalam rentang waktu 8 delapan bulan, mulai pada bulan Januari 2006 hingga Agustus 2006. Kegiatan penelitian lapangan ini meliputi pengumpulan data primer dan sekunder. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Rancangan penelitian