48
untuk pengambilan data atau tidak. Analisis instrumen non tes, berupa lembar observasi aktivitas siswa adalah validitas. Validitas instrumen non tes dilakukan
oleh dosen pembimbing.
3.8.1 Validitas
Validitas merupakan ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Untuk
menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen digunakan rumus statistika yang sesuai dengan jenis skor butir dari instrumen
tersebut. Rumus untuk menghitung koefisien korelasi product moment adalah sebagai berikut:
=
� − � �
√{ � − � } { � − �
}
3.1 dengan,
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan,
N : banyaknya peserta tes, X : skor tiap butir soal,
Y : skor total. Hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga
kritik dengan signifikasi 5 , apabila
maka butir soal tersebut bersifat valid Arikunto, 2009: 72.
3.8.2 Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan dan ketepatan hasil Arikunto, 2009: 86. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang
49
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal dalam bentuk pilihan ganda adalah rumus KR 20
Kuder Richardson, yaitu: =
−
{
−∑
� �
} 3.2
dengan, : reliabilitas tes,
k : jumlah item dalam instrumen,
: proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1, : 1-p
i,
: varians total. Rumus varians total yang digunakan adalah:
= 3.3
= ∑ −
∑
3.4 dengan,
∑ : jumlah skor total, ∑
: jumlah kuadrat skor total, n : banyak subyek pengikut tes.
Kriteria pengujian reliabilitas adalah setelah didapatkan harga , kemudian harga
tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel. Jika r
tabel
maka item tes yang diujicobakan bersifat reliabel Arikunto, 2009: 112.
50
3.8.3 Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai
berkemampuan rendah. Seperti halnya taraf kesukaran, indeks diskriminasi daya pembeda ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Bedanya, indeks kesukaran tidak
mengenal tanda negatif -, tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika soal “terbalik” menunjukkan
kualitas testee peserta tes. Kualitas testee yang dimaksud adalah anak pandai disebut kurang pandai dan anak kurang pandai disebut pandai Arikunto, 2009:
211. Indeks diskriminasi soal ditentukan dengan menggunakan rumus: =
�
−
�
= −
3.5 dengan,
D : daya pembeda,
B : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar,
B : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar,
J : banyaknya peserta kelompok atas,
J : banyaknya peserta kelompok bawah,
P : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar,
P : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Tabel 3.2 Klasifikasi Nilai Daya Pembeda Soal
D Keterangan
0,00 – 0,20
Jelek 0,21
– 0,40 Cukup
0,41 – 0,70
Baik 0,71
– 1,00 Baik sekali
51
Apabila daya pembeda bernilai negatif, artinya soal tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai daya pembeda negatif sebaiknya tidak digunakan
Arikunto, 2009: 218.
3.8.4 Taraf Kesukaran Soal