57
g. Pengorganisasian
h. Aspek ini mengacu pada proses membentuk konsep tentang suatu
nilai serta menyusun suatu sistem nilai-nilai salam dirinya. Pada taraf ini seseorang mulai memilih nilai-nilai yang disukai .
i. Karakterisasi
j. Aspek ini mengacu pada proses mewujudkan nilai-nilai dalam
pribasi sehingga merupakan watak, dan dinana norma itu tercermin dalam pribadinya.
7. Tugas Terstruktur.
Pemberian tugas terstruktur merupakan cara penyajian bahan pembelajaran. Pada metode ini guru memberikan seperangkat tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok.
Dalam pemberian tugas terstruktur ini, tutor menyuruh membaca, juga menambahkan tugas-tugas :
a. Mencari buku-buku lain, untuk membedakan menbandingkan.
b. Mengerjakan tugas dengan mencari sumber belajar yang ada di
perpustakaan.
Kelebihan metode pemberian tugas terstruktur adalah : a.
Mengaktifkan siswa untuk mempelajari sendiri suatu masalah dengan jalan : membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri,
mencoba sendiri.
58
b. Membiasakan anak-anak berfikir dengan menbanding-bandingkan
dan mencari hukum. c.
Melatih anak berhadapan dengan persoalan, tidak hanya hafalan. d.
Waktu siswa masuk, siswa-siswa disuruh diskusi. e.
Mengembangkan inisiatif serta tanggung jawab dari siswa terhadap penggunaan dan pengetrapan pengetahuan dalam menghadapi
masalah yang aktual sehari-hari. Agar pemberian tugas terstruktur dapat berlangsung efektif, tutor perlu
memperhatikan langkah-langkah berikut : a.
Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.
b. Tugas yang diberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan
mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok.
c. Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan
agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut
diselesaikan di luar kelas. d.
Perlu diupayakan guru mengontrol proses proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik.
59
8. Sumber belajar Perpustakaan dapat meningkatkan motivasi
Eksistensi sebuah perpustakaan di sekolah merupakan suatu hal yang wajib ada dalam sebuah lembaga atau lingkungan pendidikan.
Perpustakaan merupakan gudangnya ilmu dan informasi bacaan, baik yang berkaitan dengan dunia pendidikan maupun pengetahuan umum
sehingga keberadaan perpustakaan di lingkungan lembaga pendidikan diharapkan dapat memudahkan peserta didik dalam mencari referensi
atau rujukan sumber ilmu yang sedang dipelajarinya, dengan demikian peserta didik dapat mengembangkan wacana serta wawasannya lebih
luas lagi. Sebagai bagian dari masyarakat belajar, perpustakaan dapat pula ikut ambil bagian dalam pembentukan masyarakat belajar dengan
bertindak sebagai fasilitator atau mitra pendidik bagi masyarakat untuk berlatih berpikir kritis dan belajar secara mandiri. Penyediaan forum
diskusi, kesempatan mengerjakan proyek bersama secara berkolaborasi, artikel-artikel interaktif, kesempatan berekspresi melalui
tugas terstruktur merupakan contoh-contoh kegiatan perpustakaan dengan peranan baru.
Dalam RUU Perpustakaan diterangkan bahwa perpustakaan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan kebudayaan
merupakan lembaga pendidikan non-formal dan wahana pembelajaran masyarakat sepanjang hayat, yang berperan dalam mempercepat usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui layanan pendayagunaan
60
sumber-sumber informasi termaksud, serta melalui upaya menumbuhkan minat dan kegemaran membaca;
Agar peserta didik kreatif perlu diberi lebih banyak kebebasan diluar kelas dengan pemberian tugas dan latihan. Dengan demikian peserta
didik mampu mengembangkan sendiri apa yang diperoleh dari kelas. Perpustakaan adalah suatu wadah terdekat untuk mengembangkan
bakat dan kreasi peserta didik tersebut di samping karyawisata di luar kampus. Makin lengkap kebutuhan peserta didik yang dapat dipenuhi
oleh perpustakaan, makin meningkatlah motivasi, minat dan kegiatan peserta didik sehingga belajarnya menjadi lebih efektif dan efisien.
Kemungkinan untuk lebih maju dari pada peserta didik yang hanya mengandalkan bahan yang diperoleh dari kelas semata, makin menjadi
nyata. Dengan demikian ia maju dan dapat memperbaiki hasil belajar Mudhofir, 1992
2.4 Hipotesis Tindakan