Hakikat Filologi LANDASAN TEORETIS

BAB II LANDASAN TEORETIS

2.1 Hakikat Filologi

Secara etimologi, kata filologi berasal dari kata Yunani philos dan logos. Kata philos berarti cinta, sedangkan logos berarti kata. Pada kata filologi, kedua kata tersebut membentuk arti cinta kata atau senang bertutur. Namun, arti kata ini kemudian berkembang menjadi senang belajar, senang ilmu, dan senang kesastraan atau senang kebudayaan Baried 1985:1. Setelah dirunut secara etimologi, Baried menyimpulkan filologi sebagai suatu pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan. Menurut Djamaris dalam Sangidu 2004:7 filologi merupakan suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama dan dipandang sebagai pintu gerbang yang dapat mengungkap khazanah masa lampau. Berangkat dari teori Djamaris, filologi dipandang sebagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan karya masa lampau yang berupa tulisan tangan. Melalui karya-karya masa lampau yang berupa tulisan inilah khazanah kebudayaan dan pandangan hidup nenek moyang kita bisa terungkap. Sebab, karya-karya itu mengandung nilai-nilai luhur, gambaran kehidupan, ide-ide, pandangan hidup, cita-cita yang hendak disampaikan leluhur sebagai penyusunnya kepada generasi penerus. Sementara itu, dalam bahasa Arab, filologi dipandang sama artinya dengan ilmu tahqiq, dan orang yang melakukan tahqiq disebut muhaqqiq. Tahqiq sendiri diartikan sebagai suatu penelitian yang cermat terhadap suatu karya yang mencakup hal-hal antara lain: apakah benar karya yang diteliti merupakan karangan asli pengarangnya yang disebut pada buku itu, apakah isinya benar- benar sesuai madzhab pengarangnya, sejauh mana tingkat kebenaran materinya, mentahqiq dengan menyebut sumbernya dalam catatan kaki, dan memberi penjelasan tentang hal-hal yang kurang jelas. Oleh karena itu, tahqiq dianggap sebagai usaha keras untuk menampilkan karya klasik dalam bentuk baru yang mudah dipahami Lubis 2001:17-18. Pada dasarnya, baik filologi maupun ilmu tahqiq sama saja, yakni sebuah disiplin ilmu yang mengkaji atau meneliti karya klasik untuk memperoleh bentuk yang baru sehingga mudah dimengerti oleh generasi penerus. Sementara itu, filologi sendiri pada hakikatnya merupakan suatu disiplin ilmu yang menelaah sastra tulis terutama yang dipandang klasik, lama atau kuno. Telaah yang dimaksudkan adalah untuk memahami isi, termasuk bagaimana cara memahaminya.

2.2 Objek Filologi